Mohon tunggu...
Lailatul Fitriah
Lailatul Fitriah Mohon Tunggu... Lainnya - .

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Money

Merantau ke Kota, Untung atau Buntung?

1 November 2020   22:40 Diperbarui: 1 November 2020   22:44 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia, setelah hari raya Idul Fitri masyarakat desa akan berbondong-bondong merantau ke kota untuk mencari pekerjaan yang layak dengan hasil yang maksimal untuk dibawa ke kampung halaman. Tetapi, apakah semudah itu?

Orang bilang " ibu kota itu lebih kejam dari pada ibu tiri" pernyataan ini tidak sepenuhnya salah. Kebanyakan masyarakat desa hanya bermodalkan tekat dan ijazah.  Mereka berfikir, dengan mereka pergi merantau maka uang yang akan didapatkan akan lebih besar dari pada mereka bekerja di desa. Pernyataan ini tidak sepnuhnya salah, karna UMR  kota besar akan berbeda dengan wilyah kampung mereka yang kotanya masih memiliki UMR kecil. Sebut saja  kota Jakarta. UMR kota Jakarta ditahun 2020 adalah Rp 4.276.349. Tentu menurut masyarakat yang terbiasa dengan uang yang minim akan silau dengan nominal ini. Terlebih lagi di ibu kota adalah pusat ekonomi serta miniatur negara. Dimana semua lapisan masyarakat ada disini.

 Dengan banyaknya jumlah masyarakat, maka mereka berfikiran akan semakin mudah mencari pekerjaan karna banyak lapangan pekerjaan yang dibuka. Sisi lain dari tingginya UMR adalah semakin tinggi juga kebutuhan hidup.
Data statistik Jakarta menyebutkan pada tahun 2020 terdapat 7.421 pendatang di kota Jakarta. Angka ini menurun drastis dari data tahun 2018 yang menyebutkan ada 144.244 jiwa. Sedangkan untuk data tahun 2019 tidak ditemukan pada data statistik Jakarta. Faktor terbesar berkuranya jumlah pendatang ini dikarenakan adanya pandemi. Dengan tingginya jumlah pendatang ini tidak heran apabila kota Jakarta semakin sesak.

Migrasi masyarakat akan berjalan lurus dengan penyempitan lahan. Banyak para perantau yang masih kebingungan dengan hunian. Akibatnya para pendatang yang masih kebingungan ini akan memilih tinggal di slum area yang menyebabkan data kemiskinan Jakarta menjadi bertambah. Jangankan pendatang, karyawan yang sudah belasan tahun bekerja di Jakarta banyak yang memilih untuk tinggal di kos.

Maka melihat fenomena ini diperlukan pemahaman dan pembekalan kepada masyarakat sebelum mereka merantau ke kota. Seperti pekerjaan apa yang akan mereka lakukan? Peluang untuk mendapat pekerjaan, sampai hunian ketika sudah sampai di kota. Jangan sampai setelah sampai tiba di Jakarta menjadi terlunta-lunta dan bingung mau berbuat apa. maka bukan hal mustahil merekan menjadi pengangguran. Karna banyaknya pengangguran maka angka kriminalitas menjadi tinggi dikarenakan tidak adanya pemasukan sementara pengeluran tetap berjalan.

Karna sulitnya mencari pekerjaan di Jakarta, membuat banyak orang yang bekerja serabutan dan tidak sesuai ekspetasi sebelum merantau ke Jakarta. Yang lebih ekstrem, banyak perantau yang sulit untuk pulang kampung karna untuk memenuhi kehidupan sehari-hari pun kesulitan.

Di sisi lain, Kepadatan penduduk menjadi salah satu permasalahan. Dimana kepadatan penduduk di Jakarta pada tahun 2020 mencapai 16.704 jiwa/km2. Tentu hal ini adalah angka yang sangat besar. Faktor terbesar penambahan jumlah penduduk adalah dari perantau yang menetap di Jakarta. Dibuktikan ketika musim mudik tiba kota Jakarta akan kehilangan banyak penghuninya. Para pekerja ini akan memanfaatkan hari cutinya untuk pulang kampung. Ketika arus balik tiba, akan banyak calon pendatang yang terlihat. Begitu seterusnya.

Akibat semrawutnya kota Jakarta, pemerintah membuat rencana pemindahan ibu kota baru di daerah Kalimantan Timur. Hal ini memberikan banyak manfaat pada Jakarta, dimana kota Jakarta bisa dikhususkan menjadi pusat perekonomian yang bisa menambah peluang para imigran untuk mencari pekerjaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun