Mohon tunggu...
Laila Masrura
Laila Masrura Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia SMPN 11 Jambi

Guru Bahasa Indonesia SMPN 11 Jambi yang mencoba belajar menulis dengan topik pembelajaran dan kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bagaimana Caranya Menjadi Guru yang Gemar Menulis?

11 Mei 2023   08:58 Diperbarui: 11 Mei 2023   09:04 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain oleh Canva dengan penyesuaian judul.

Membaca judul pada postingan ini membuat kita bertanya-tanya, memangnya bisa guru memiliki kegemaran menulis? Apalagi, tugas administrasi dan jam mengajar guru di sekolah begitu padat. Belum lagi, sesampainya di rumah, tugas sebagai seorang ayah, ibu, dan/atau anak menanti. Ujung-ujungnya sampai rumah dalam keadaan capek dan istirahat.

Lalu, kapan menulisnya? Dan, bagaimana caranya?

Eits, sebelum postingan ini menjawab kedua pertanyaan di atas, saya ingin menyadarkan pada dewan pembaca bahwa sesungguhnya seorang guru itu memiliki kegemaran menulis. Hal ini dapat terlihat dari aktivitas keseharian saat membuat perangkat pembelajaran, baik RPP untuk sekolah yang memberlakukan Kurikulum 2013 maupun modul ajar untuk sekolah yang memberlakukan Kurikulum Merdeka Belajar. 

Nah, dalam membuat perangkat tersebut, kita sebenarnya telah membuat skenario atau langkah-langkah pembelajaran dan materi ajar yang mendukung mencapai langkah-langkah pembelajaran sebelum akhirnya bermuara pada ketercapaian tujuan.

Memang acapkali dalam menulis perangkat tersebut, kita merasa bahwa tuntutan pekerjaan, padahal bisa jadi ladang hobi menulis lho. Misalnya, nih, ketika telah usai membuat perangkat kemudian kita menemukan masalah dalam pelaksanaannya. Kita bisa membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 

Dari laporan PTK, kita kemudian bisa mengemasnya menjadi buku populer sehingga bisa dengan mudah dibaca oleh banyak orang. Ya, kalau tanpa mengemas menjadi buku populer tentu bahasanya terlalu ilmiah dan prosedural, kan? Belum lagi, kalau langsung dibentuk dari laporan, kita belum tentu mendapatkan ISBN.

Berbicara tentang ISBN, sebagai seorang guru, kita bisa mendapatkan kesempatan pengajuan angka kredit buku ber-ISBN lho. Tentu, ya, sebisa mungkin jangan sampai membuat buku sebatas untuk kenaikan pangkat saja, tetapi ya memang niat ingin berbagi dan mendistribusikan bukunya kepada banyak pembaca secara luas.

Lalu, kapan menulisnya? Dan, bagaimana caranya?

Pertanyaan ini sudah terjawab atau belum? Hehe. Semoga sudah, ya. 

Kalau belum, saya ingin menguraikan penjabaran khusus untuk menambah jawaban. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun