Mohon tunggu...
laila fauziah
laila fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Bebas berkarya

lulusan manajemen yang sangat tertarik dengan psikologi. suka memperhatikan tingkah laku seseorang bahkan lingkungan yang ada di sekitar. menulis dengan hati sesuai dengan apa yang terjadi. mari kita berbagi karena kita tidak hidup sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kan Kuhimpun yang Tercecer Darimu Agar Engkau Menghimpun yang Tercecer Dariku

12 Oktober 2019   17:53 Diperbarui: 12 Oktober 2019   18:02 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat sore,  rasanya sudah lama saya tak pernah mengunjungi blok saya.  Kali ini saya ingin membahas tentang pengalaman pribadi yang bisa dikatakan bagian yang paling luar biasa dalam hidup saya. Dilihat dari judul di atas "kan ku himpun yang tercecer darimu agar engkau himpun yang tercecer dariku". Judul diatas bukanlah bertemakan Cinta ciieee hehe.  Tapi sesungguhnya judul di atas berkaitan dengan kitab suci sejuta ummat yaitu al quran. Memang hidayah untuk menghafalkan alquran tidaklah diberikan kepada sembarang orang.  Dan saya sangat bersyukur allah memberikan amanah ini. 

Menghafal al quran membutuhkan tekat yang kuat,  karena jika tidak maka putus di tengah jalan akan menjadi hal yang nyata. Saya tidak akan membahas ttg proses menghafal al quran secara spesifik.  Namun, saya akan membahas pengalaman ketika telah menghatamkam al quran.  Banyak orang yang beranggapan jikalau sudah mengkhatamkan al quran,  maka tugas kita selesai.  Padahal sejatinya disitulah awal mula tugas kita sebagai penjaga al quran. 

Al quran adalah makhluk yang sangat pencemburu,  ketika kita lama tak merayu maka dia akan merajuk.  Satu hari saja kita tak mencumbu,  maka dia akan melepaskan diri dari ingatan kita. Dilematis memang,  tapi asik.  Kita melancarkan juz awal,  juz akhir meronta ronta.  Begitu terus menerus.  Tapi jangan lelah,  lakukanlah dengan lillah.  

Maka ketika kita menghadapi masalah yang kita anggap pelik mingkin suatu teguran untuk kita.  Apa kabar al quran di hati kita?  Apakah ia tumbuh subur?  Ataukah ia kabur?  Marilah kita merenubg sejenak.  Mungkin permasalahan yang tercecer dalam hidup kita akibat kita membiarkan al quran tercecer di hati kita.  Mari kita mulai himpun kembali ayat demi ayat.  Surat demi surat hingga ia kian melekat.  Saya sangat ingat pesan dari romo kyai beliau dawuh seperti ini "sepiro awakmu ngrakut al quran,  semunu ugo uripmu di ramut al quran" (seberapa besar kamu menjaga alquran, maka sebegitu besar juga al quran akan menjaga hidupmu). Semoga bermanfaat

Wallahu a'lam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun