Mohon tunggu...
Lailatul Iftitachatil
Lailatul Iftitachatil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa uin maliki malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Hari Santri dan Menciptakan Karakter Seorang Santri yang Baik

21 Oktober 2021   23:54 Diperbarui: 22 Oktober 2021   00:22 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dilansir dalam Wikipedia.com Hari santri nasional jatuh pada tanggal 22 oktober. Peringatan hari santri ini ditetapkan pertama kali oleh presiden joko widodo pada tanggal 22 oktober 2015 bertempat di masjid istiqlal Jakarta. Kini hari santi telah diperingati selam 5 tahun. Kita sebagai penerus generasi bangsa dan Negara juga harus mengetahui sejarah terbentuknya hari santri dan awal mula terbentuknya hari santri.

Santri biasanya merujuk pada seseorang yang mengikuti pendidikan agama di sebuah pesantren dalam wkatu tertentu dan tergantung dengan tingkatan pendidikannya. Pesantren memberikan berbagai ilmu kepada santrinya bukan hanya ilmu agama saja yang dipelajari oleh para santri tetapi santri juga mempelajari tentang kehidupan bermasyarakan.
SEJARAH HARI SANTRI

Melalui laman news.detik.com Sejarah hari santri bermula dari resolusi jihad. Penetapan hari santri tidak lepas dari perjuangan santri untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada masa penjajahan. Lahirnya hari santri bermula dari fatwa yang disampaikan oleh salah satu pahlawan nasional kita yaitu KH. Hasyim Asy'ari.

Pada tanggal 22 oktober 1945, KH. Hasyim Asy'arimemimpin perumusan fatwa "RESOLUSI JIHAD". Fatwa tersebut berisi tentang kewajiban berjihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan melawan para kolonial-kolonial yang masih ada Indonesia hingga mencapai puncak perlawanan pada tanggal 10 novermber 1945. Pada tanggal10 novermer juga dikenal sebagai cikal bakal peringatan hari pahlawan.

Sejarah tentang resolusi jihad diceritakan dari buku yang berjudul "KH. Hasyim Asy'ari -- Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negri" terbitan Museum Kebangkitan Nasional. Dalam tulisan Rijal Muumaziq, Resolusi Jihad bermula dari memanasnya kondisi Indonesia pasca kemerdekaan.

Pihak Belanda masih berusaha untuk memprovokasi bangsa Indonesia, salah satunya dengan kejadian pada tanggal 19 september 1945, dimana bendera Belanda berkibar ditiang Hotel Orangje Surabaya. Akan tetapi, para masyarakat merobek bendera Belanda yang berwarna putih hingga menyisahkan bendera merah dan putih.

Ada juga peristiwa yang terjadi pada tanggal 23 september 1945 yaitu peristiwa perebutan senjata tentara jepang. Tetapi, pada akhirnya membawa presiden soekarno berkonsultasi kepada KH. Hasyim Asy'ari, yang mempunyai pengaruh di hadapan para ulama.

Soekarno melalui utusanya menanyakan hukum mempertahankan kemerdekaan. KH. Hasyim Asy'ari menjawab dengan tegas bahwa umat islam perlu melakukan pembelaan terhadap tanah air dari ancaman orang-orang asing. Pada tanggal 17 september 1945 KH> hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa jihad untuk melawan para penjajah.

Selanjutnya para ulama-ulama yang ada di Jawa dan Madura menetapkan resolusi jihad dalam sebuah rapat di kantor pengurus besar NU di Bubutan, Surabaya pada tanggal 21-22 oktober 1945. Keputusan dari rapat tersebut kemudian disebarluaskan melalui masjidmushollah, maupun melalui mulut ke mulut.

Atas dasar pertimbangan politik Resolusi jihad sengaja tidak disiarkan melalui radio ataupun surat kabar. Namun resolusi jihad ini disampaikan oleh pemerintah melalui surat kabar kedaulatan rakyat pada tanggal 26 oktober 1945.

Pengaruh resolusijihad sangat meluas hingga menggerakkan para santri ke Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ditambah dengan pekikan semangat dari Bung Tomo, terjadilah peristiwa 10 november 1945 yang kini diperingati atau dikenal sebagai hari Pahlawan.

CERITA DIBALIK HARI SANTRI

Dilansir dari situs liputan6.com Ada begitu banyak kyai maupun ulama serta santri yang ikut andil dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Tak melulu dengan mengankat senjata, strategi perang pun dilakukan untuk mengecoh musuh yang saat itu tengah bercokol di tanah air.
Berikut merupakan salah satu cerita dibalik peran santri dan ulama dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga presiden joko widodo menetapkan tanggal 22 oktober sebagai hari santri.

Mobil Brigjen Mallaby Dibom

Pada saat Munas Alim Ulam yang ke-3 pada tanggal 24 juni 20015 ketua PBNU Said Aqil Siroj menceritakan bagaimana para santri pada masa zaman colonial membantu berjuang mempertahakan kemerdekaan Indonesia.

Kejadian ini sangat melekat di ingatan bangsa ini berlangsung di dekat jembatan merah, Surabaya, jawa timur pada tanggal 30 oktober 1945. Saat hendak melewati jembatan itu, mobil milik mallaby dicegat oleh sekelompok pemuda (santri).

Selanjutnya para santri tersebut melepaskan tembakan kepada mallaby hingga meninggal. Tak hanya itu, mobil milik mallaby juga dibom hingga hanjur. Naasnya, akibat dari ledakan tersebut jasad pimpinan tentara inggris ini sulit untuk diidentifikasi.
Kalian tau siap yang telah menaruh bom di mobil Brigjen Mallaby? Dia adalah Harun. Harun in I merupakan seorang santri di pondok tebuireng, jombang.

Pada masa sekarang Kyai atau ulama besar sangatlah penting dalam proses pembentukan karakter seorang santri yang baik. Peran Kyai dalam pembentukan karakter seorang santri bisa dilakukan dengan cara menanamkan dalam diri santri tentang pengertian karakter melalui pengayaan, keteladanan yang baik kepada santri memberikan nasehat yang baik, memberikan hukuman kepada santri yang melanggar peraturan dengan tujuan untuk mendidik dan perlunya pembiasaan berbuat baik kepada sesame santri maupun lingkungan masyarakat.

Karakter -karakter yang bisa kita pelajari di pondok pesantren adalah
Rasa Empati
Memahami dan merasakan kekhawatiran yang dialami oleh orang lain. Empati merupaka inti emosi moral yang membantu anak untuk memahami perasaan orang lain.
Hati nurani
Mengetahui cara bertindak yang benar. Hati nurani yang kuat adalah suara hati yang bisa membuat kita bisa membedakan hal-hal mana yang baik dan hal-hal yang buruk.
Bisa mengontrol diri
Mengendalikan pikiran dan tindakan agar dapat menahan dorongan dari dalam diri maupun luar sehingga bis abertindak dengan benar.                                                                            Rasa hormat
Menghargai orang lain dengan berperilaku baik dan sopan.
Kebaikan hati
Menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan dan perasaan terhadap orang lain
Toleransi
Menghormati martabat dan hak sesame meskipun keyakinan dan perilaku mereka berbeda dengan kita.
Keadilan
Berfikir terbuka serta bertindak benar dan adil.

Dari ke-7 karakter tersebut merupakan dasar-dasar karakter yang harus dimiliki oleh seorang santri dengan tujuan untuh melati karakter seseorang menjadi lebih bail dan untuk mempertahankan keutuhan serta keamanna Negara Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun