Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kapal Ternak Pertama Indonesia Meluncur, Mafia Daging Sapi Getar-getir

12 November 2015   12:41 Diperbarui: 12 November 2015   14:09 3175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah ide tol laut direalisasikan oleh Jokowi, kini ide kapal ternak resmi terwujud. Kapal ternak pertama Indonesia meluncur di Madura, Jawa Timur. Kapal yang diberi nama KM Camara Nusantara I itu dapat mengangkut ternak sapi 500 ekor dalam sekali jalan. Menurut Menteri Perhubungan Ignaisus Jonan, rute kapal Camara yang menjadi milik Kemenhub itu adalah Kupang-Bima-Tanjung Perak-Tanjung Emas-Cirebon-Kupang. Apa nilai strategis dari peluncuran kapal ternak pertama Indonesia itu?

Pertama, peluncuran kapal ternak pertama Indonesia itu adalah bukti komitmen Jokowi untuk menurunkan harga daging sapi yang sempat menyentuh Rp 130 ribu per kg Agustus lalu. Dengan adanya kapal ternak ini maka biaya transport pengadaan sapi dari pusat-pusat peternakan sapi untuk dibawah ke kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya-Bandung-Medan, Makasar dapat ditekan hingga 40%. Dengan menurunnya biaya transport, maka harga daging sapi bisa ditekan di pasaran.

Kedua, dengan adanya kapal ternak sapi pertama itu, maka para peternak sapi di berbagai daerah menjadi lebih terpacu untuk lebih menekuni peternakan sapi. Bila sapi peternak telah siap dipotong maka pemerintah siap mendistribusikannya ke daerah-daerah yang minus daging sapi. Masalah transportasi mahal yang selama ini menjadi kendala utama distribusi sapi, sekarang bisa diatasi. Sapi-sapi yang siap potong dari tempat-tempat terpencil bisa langsung di bawa ke kota besar yang lebih banyak konsumennya lewat kapal ternak. Bila distribusi sapi lancar, maka peternak sapi menjadi lebih semangat untuk menekuni bidang perternakan sapi. Dengan demikian mimpi Jokowi untuk swasembada daging sapi bisa terwujud dalam hitungan tahun ke depan.

Ketiga, Kapal Camara adalah kapal berbobot 200 GT yang dibangun oleh putra putri Indonesia di galangan kapal PT Adiluhung Saranasegara Indonesia, Bangkalan Madura, Jawa Timur. Kapal itu murni dibangun dan dijalankan di Indonesia. Jika fungsi kapal ternak ini ke depan terbukti ampuh menurunkan harga daging sapi, maka Kemenhub akan terus meningkatkan pembelian kapal ternak berikutnya. Pada tahun 2016 mendatang, Kemenhub akan memiliki tambahan lima kapal ternak yang sudah mulai dipesan sejak sekarang. Dengan demikan usaha galangan kapal dalam negeri menjadi hidup, dan terus berproduksi. Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia yang semakin bisa mandiri atas pengadaan kapal-kapal niaganya dan tidak lagi tergantung dari impor. Dengan demikian para pengusaha bidang perkapalan kapal tidak lagi mempunyai alasan untuk protes karena minimnya pesanan.

Keempat, dengan peluncuran kapal ternak pertama ini, maka pengalaman Indonesia akan terus meningkat dalam meningkatkan mutu kapal ternak itu sendiri. Kapal Camara didesain sesuai dengan standar dunia, dimana ternak tidak boleh stress, tidak boleh tertekan. Di dalam kapal sudah ada fasilitas kandang, minum, gudang makanan ternak sapi. Selain geladak kandang ternak, kapal juga dilengkapi dengan geladak navigasi, ruang istirahat untuk ABK, ruang nahkoda, ruang mualim, ruang rekreasi ABK, dan sekoci. Bukan tidak mungkin, ke depan Indonesia bisa mengekspor kapal ternak ke negara-negara lain.

Tentu saja tujuan dari pengadaan kapal ternak sapi itu salah satunya menekan para mafia daging sapi. Para mafia daging sapi yang selama ini memanfaatkan pasar Indonesia yang tidak efisien dan efektif dalam mengelola pasar daging sapinya, sekarang sudah bisa pelan-pelan dieliminasi.

Selama ini sistem peternakan rakyat kita yang jauh dari kata efisien dimanfaatkan dengan cerdik para mafia daging sapi. Peternakan rakyat kita kebanyakan bersifat informal dan dilakukan sendiri-sendiri dan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging. Para peternak sapi lokal kita umumnya bersifat tradisional dan jumlahnya kecil-kecil. Dengan lokasi yang tersebar di segala penjuru, mengakibatkan biaya logistik untuk pengadaan daging sapi lokal menjadi sangat mahal. Sistem peternakan sapi kita jauh berbeda dengan Australia, Kanada, Brazil yang sistem peternakan sapinya sangat modern dan efisien.

Sekarang pemerintah sudah menemukan solusi dalam menyelesaikan biaya transport daging sapi. Dengan adanya kapal ternak yang bisa langsung beroperasi, maka harga sapi lokal bisa bersaing dengan sapi impor yang harganya jauh lebih murah karena faktor ongkos angkut. Itulah arah pembangunan infrastruktur yang diimpikan pemerintah Jokowi.

Usaha keras yang telah dilakukan oleh Jokowi untuk mengadakan kapal angkut ternak, akhirnya terwujud. Kapal ternak pertama Indonesia yang dibuat selama setahun dengan biaya 56 miliar itu telah meluncur dan menggetarkan para mafia daging sapi. Ke depan kapal ternak akan terus meluncur satu demi satu dan siap sedia di berbagi pelabuhan Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Sekarang para mafia daging sapi mulai berhitung, karena pemerintah sewaktu-waktu dapat dengan mudah memasok daging sapi ke pasaran jika harga sudah di luar batas kewajaran. Dengan kata lain, keberadaan kapal ternak itu membuat para mafia daging sapi semakin getar-getir.  Selamat kepada Jokowi atas ide kapal ternak.

Salam Kompasiana,

Asaaro Lahagu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun