Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Cahaya Kecil Ahok di Kegelapan BPK, Mulai Diredupkan KPU

21 April 2016   11:09 Diperbarui: 22 April 2016   17:49 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Detik.com)"][/caption]

Basuki Cahaya Purnama alias Ahok bukanlah sosok pejabat yang istimewa. Ia adalah manusia biasa, sama seperti kita. Ahok bukanlah nabi, bukan santo, bukan malaikat apalagi Tuhan seperti yang disematkan oleh para penentangnya. Lalu dimana letak perbedaannya dengan pejabat lain? Perbedaannya terletak pada penggunaan jabatan alias cahaya mereka.

Setiap pejabat mempunyai cahaya. Cahaya itu adalah jabatan mereka itu sendiri. Besarnya cahaya yang mereka punya tergantung jabatan yang diembannya. Semakin tinggi jabatan yang dimiliki, maka semakin besar potensi cahaya yang bisa dipancarkan.

Di negeri ini ada banyak pejabat yang lebih besar kuasanya daripada Ahok. Celakanya, cahaya yang mereka punya itu sering dimatikan. Dan kalaupun dinyalakan, hanya pada tingkat remang-remang saja. Selebihnya, mereka matikan, disembunyikan dan hanya digunakan jika menguntungkan dirinya sendiri.

Para pejabat itu lebih suka hidup dalam kegelapan. Mengapa? Karena dikegelapan, mereka bebas berbuat semaunya tanpa dilihat oleh orang lain. Jika mereka menyalakan cahayanya, maka sudah pasti mereka dapat dilihat oleh orang lain. Itulah sebabnya, tak banyak pejabat mengumumkan harta kekayaannya, apa lagi transparansi sumber-sumber kekayaannya.

Jika para pejabat lain menyembunyikan cahaya mereka d bawah gantang (baca alat ukur beras 3 kg), gubernur Ahok berbeda. Cahaya yang dipunyainya, walaupun kecil, ia taruh di ketinggian, di atas lemari sehingga kegelapan yang meliputi seisi rumah menjadi terang. Sosok-sosok benda yang tidak terlihat pun menjadi terang, terkuak dan nampak dengan jelas. Cahaya Ahok yang kecil itu bagaikan senter. Pertama-tama, dia senter dirinya sendiri. Ia transparan. Setelah itu ia arahkan untuk menerobos kegelapan pihak lain.

Cahaya kecil Ahok itu tentu saja menjadi sangat berharga dan bernilai tinggi di tengah pekatnya kegelapan malam. Cahaya itu menjadi terang, menerobos kemana-mana mengikuti arah jalan Ahok kemanapun ia pergi. Padahal jika pejabat lainnya menyalakan cahaya mereka dan menempatkannya  di tempat yang terbuka sedikit saja, maka cahaya Ahok itu bisa jadi tidak lagi terlihat. Jika banyak pejabat bercahaya, maka cahaya Ahok yang kecil itupun tidak begitu signifikan.

Ketika cahaya Ahok membawa cahaya kecilnya di BPK, maka kegelapan yang selama ini meliputi BPK menjadi terang. Cahaya kecil Ahok kemudian mampu membuat kedok kegelapan pekat kepala BPK DKI Jakarta, Efdinal, yang ingin menjual lahan sengketa, terlihat. Kedok kegelapan super pekat ketua BPK, Harry Azhar Aziz, yang mempunyai perusahaan offshore di luar negeri, tidak menyampaikan LHKPN-nya kepada KPK sejak tahun 2010, menjadi terlihat terang-benderang. Publik pun paham.

Cahaya kecil Ahok juga sudah berhasil menguak kedok kegelapan Muhammad Sanusi yang selalu berkoak-koak anti korupsi, santun dan bersih. Sanusi yang sudah mulai berkampanye menjadi calon Gubernur DKI Jakarta itu menamakan dirinya sebagai sosok yang mampu merealisasikan Jakarta baru. Namun sebetulnya, Sanusi itu hanyalah singa yang berbulu domba. Cahayanya dia taruh di bawah gantang. Ia pun baru menggunakan cahayanya  menjelang Pilkada demi merai jabatannya yang lebih super lagi.

Cahaya kecil Ahok di saat bersamaan juga menguak kedok kegelapan Agung Podomoro, si raksasa properti itu. Presdirnya, Ariesman Widjaja menjadi tersangka KPK. Selama ini, para konglamerat sering menyogok para pejabat yang rakus untuk meraih keuntungan yang lebih besar. Jadilah para pejabat selalu hidup dalam kegelapan. Harta mereka sulit diketahui oleh publik karena pekatnya malam di sekeliling mereka.

Jika melihat kebelakang, maka cahaya kecil Ahok telah mampu menguak kedok kegelapan banyal pihak. Cahaya kecil Ahok itu mampu menguak sosok para anggota DPRD DKI Jakarta dan para pejabat Pemrov, soal dana siluman UPS, dana pemahaman ‘nenek lu’. Cahaya kecil Ahok juga telah mampu menyinari kedok kegelapan Udar Pristono yang korupsi luar biasa dengan kekayaan hampir mencapai 100 miliar itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun