Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

5 Skenario Tekanan Politik

21 Mei 2020   20:13 Diperbarui: 22 Mei 2020   12:37 5557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
7 Arahan baru Jokowi terkait Covid-19 (Kompas.com)

Skenario keempat adalah isu anti Islam. Isu mall dibuka sedangkan Masjid ditutup adalah dua hal yang renyah digoreng. Framingnya adalah pemerintah ini zalim terhadap umat Islam. Beribadat dilarang sedangkan mall dibuka. Jika isu ini bisa digoreng dan berhasil membesar dan menyinggung umat Islam, maka mereka akan marah secara massal. Kemarahan massal inilah yang ditunggu-tunggu. Jokowi akan menjadi musuh bersama dan wajib dilengserkan.

Jokowi jelas paham benar skenario ini. Sebelum membuat kebijakan pelarangan ibadat di rumah ibadat ataupun shalat Idul Fitri di jalan, Jokowi terlebih dahulu berkomunikasi dengan dua organisasi keagamaan terbesar yakni Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah ditambah dengan MUI. Setelah mereka setuju, maka Jokowi mengeluarkan kebijakan larangan ibadat yang bersifat massal di masa pandemik Corona.

Skenario kelima adalah memunculkan konflik di antara para menteri sekaligus menusuk Jokowi dari dalam. Ini jelas berbahaya. Terlihat jelas saat ini banyak kebijakan menteri Jokowi tumpang tindih satu sama lain. Apa pesan dari kekacauan itu?

Pesannya adalah para menteri itu telah disusupi oleh penumpang gelap. Ada pihak yang sengaja menggerogoti Jokowi dari dalam istana. Adanya baum amis pada seputar kartu pra-kerja adalah buktinya. Pun diamnya KSP Moeldoko yang gagal menjadi Menkopolhukam menguatkan indikasi itu. Perhatikanlah mengapa Moeldoko jarang muncul saat ini? Berarti ada sedikit friksi di istana. 

Miskomunikasi di kalangan para menteri jelas berdampak negatif pada wibawa pemerintahan Jokowi. Miskoordinasi yang muncul membuat kabinet Jokowi lemah, terutama dalam menangani masalah Covid-19. Salah langkah penanganan Covid-19 bisa berakibat fatal. Sasaran tembak setiap kesalahan adalah Jokowi sendiri.

Selain friksi di antara menteri, ada juga serangan langsung terhadap menteri Jokowi yang berlatarbelakang minoritas. Luhut, Yasonna dan Terawan terlihat terus-menerus menjadi sasaran tembak. Di sosial media beredar isu Kalapas yang dipecat dengan alasan sebenarnya korupsi diframing dengan alasan hoax karena mewajibkan para Napi baca Al-Quran. Ini adalah bagian skenario untuk meletupkan isu SARA.

Itulah sebabnya dalam penangkapan Bahar Bin Smith beberapa hari yang lalu, ada unsur kehati-hatian ekstra di sana. Berkat kesigapan dan persiapan matang aparat, taktik Bahar untuk menjebak Polisi masuk ke tempat ibadat dan mengulur waktu demi menghimpun kekuatan massa, gagal totak. Kini Bahar langsung dijebloskan ke Nusakambangan dengan tujuan memutus total hubungannya dengan para pengikutnya.

Jika nantinya ada pelonggaran PSBB terkait Covid-19, itu juga tidak lepas dari bagian strategi Jokowi. Tujuannya adalah agar ekonomi tidak benar-benar lumpuh dan ambruk. Pun untuk menangkal kolaborasi pelengseran dirinya dengan menunggangi Covid-19, Jokowi menguatkan intelijen. Jangan heran pimpinan penanganan Covid-19 adalah seorang Jenderal yang disokong penuh oleh BIN.

Apakah Jokowi bisa dimundurkan dengan 5 skenario di atas? Tidak mudah. Orang benar, orang yang berjuang untuk bangsanya, sulit dimundurkan. Selalu saja ada jalan untuk lolos. Ada banyak tangan yang membelanya.

Salam Kompasiana,

Asaaro Lahagu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun