Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Pro-Rizal Ramli di Masela, Sudirman Said, Inpex dan Shell Telan Pil Pahit

24 Maret 2016   11:26 Diperbarui: 24 Maret 2016   12:02 4343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika ada hal yang tidak beres di bawah kewenangan SS, RR kemudian langsung meng-attack-nya. Tentu saja RR tidak hanya melawan SS, tetapi RR juga melawan pemain di belakang SS yang sebetulnya adalah pemain lama. Lalu siapa di belakang SS itu? Marilah kita mulai dengan menyinggung  nama besar Kuntoro. Tangan kanan RR, Adhi Masardi di berbagai media selalu menunjukkan bahwa SS hanyalah pion yang dikendalikan oleh Kuntoro. Jaringan Kuntoro ini, menurut Massardi, adalah para monster yang lebih berbahaya dari iblis.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana bisa dimengerti pola pikir Massardi (baca di sini) yang selalu menyinggung nama Kuntoro Mangkusubroto? Menurut Massardi, Kuntoro adalah mentor Sudirman Said yang adalah ‘murid’ Ginanjar Kartasasmita. Beberapa sosok besar di republik ini pernah dibina Ginanjar dalam apa yang sering dulu disebut sebagai ‘Ginanjar Boys’.

Benang merahnya adalah pengaruh atau kekuasaan Kuntoro dalam sektor energi dan pertambangan merupakan kelanjutan pengaruh Ginanjar. Jelas karena SS adalah pemain pemula, maka Ginanjar masih belum yakin menempatkan sosok SS sebagai tokoh sentralnya. Jadi pada tataran ini perseteruan RR vs SS sebetulnya lebih pada perseteruan RR vs Kuntoro. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah memang benar Ginanjar masih berkuasa di sektor energi di negeri ini?

Menurut Syahanda N, (Peneliti Asean Institute for Information and Development Studies), menyimpulkan Ginanjar sudah pensiun di belantara sektor energi di republik ini adalah hal yang spekulatif. Alasannya adalah Ginanjar masih menjadi mitra Jusuf Kalla dalam politik. Hal Itu terlihat dari posisi Ginanjar sebagai wakil JK di PMI. Mereka bekerja sama dalam merebut PMI kembali dari tangan Titi Suharto. Saat RR menyerang JK terkait proyek listrik 35 ribu MW, Ginanjar langsung pasang badan. Ginanjar kemudian menghimpun Paguyuban Pasundan di Bandung untuk melindungi JK dari serangan RR. Jadi jelas bahwa Ginanjar masih punya power di republik ini. Dia adalah pemain lama sejak era Soeharto, berlanjut di era Megawati hingga bertahan di era SBY.

Jika kemudian Presien Joko Widodo membutuhkan waktu untuk memutuskan nasib blok Masela, hal itu sangat wajar. Jelas Jokowi enggan melawan secara terbuka jaringan kuat Kuntoro yang menginginkan pengembangan blok Masela dengan tangki raksasa di tengah laut (offshore). Tentu saja jika hal itu menjadi kenyataaan, maka sangat menguntungkan pihak investor karena sulit dideteksi oleh pemerintah. Karena itu, Jokowi menggunakan jasa RR untuk melawan Kuntoro yang memang sebelumnya pernah berseteru. Untuk lebih jelas lagi, maka marilah kita lihat sekilas perseteruan RR dengan Kuntoro?

Di era pemerintahan orde baru, Ginanjar berhasil mengendalikan rezim ekonomi Seoharto berkat kedekatannya dengan Wapres Sudharmono. Di masa jayanya, Ginanjar melakukan aliansi politik dengan Islam modernis. Lalu muncul aliansi lain sebagai kubu taktis yang berseberangan dengan Ginanjar. Kubu ini kemudian memunculkan Gusdur sebagai tokohnya. Di sinilah RR ikut bergabung dengan kubu Gusdur yang memandang Ginanjar sebagai lawan politik.

Ketika terjadi perebutan kekuasaan pasca lengsernya Soeharto, kubu Ginanjar berhasil mengambil alih kekuasaan dari Suharto. Namun, pada perkembangan selanjutnya saat Gusdur berhasil menjadi Presiden kubu RR berhasil menjatuhkan kubu Ginanjar. Akan tetapi ketika Megawati naik takhta menjadi RI-1, Ginanjar kembali berkuasa dan berhasil mendepak RR. Dan barulah kemudian ketika Jokowi naik menjadi RI-1, RR kembali berada di atas angin.

Jika kemudian RR menyerang kubu SS yang sebetulnya kubu Kuntoro, maka sangat masuk akal jika RR juga mendapat beragam serangan balik dari beberapa pihak. Sebagai contoh misalnya Faisal Basri menuding RR berkonspirasi dengan Bakri, karena proyek pipa dalam skema onshore akan jadi bisnis besar. Betti Alisjahbana menyerang Forum Tujuh Tiga (Fortuga) ITB sebagai organ alumni ITB ilegal. Karamoy, menyerang RR karena dapat menghambat bisnis dan investasi Migas di Indonesia. Yang lebih parah lagi, kubu SS melemparkan isu bahwa RR akan mendepak investor existing (Inpax/Shell) dengan investor bawaannya.

 Namun Rizal yang melihat dukungan  masyarakat Indonesia dan juga Maluku serta  jaringan expert lepas alumni ITB, tetap bertahan pada keinginannya untuk membubarkan skema bisnis off shore blok Masela yang hampir ditandatangani oleh SS. Pun Luhut Panjaitan yang merupakan sahabat RR ikut berperan dalam memberi masukan kepada Jokowi terkait nasib blok Masela itu. Jika kemudian Jokowi ternyata memutuskan pengembangan blok Masela lewat skema  darat (onshore), sebetulnya sudah diyakini oleh RR sebelumnya. Hanya saja RR terlalu  bernafsu membeberkannya kepada publik dengan mendahului keputusan resmi Jokowi.

Lalu siapa yang kalah atau gigit jari di blok Masela? Jelas yang kalah adalah kubu Kontoro yang di dalamnya termasuk SS yang merupakan pionnya. Sementara itu investor Inpex dan Shell yang terlanjur yakin pengembangan blok Masela itu lewat skema offshore hanyalah mimpi di siang bolong. Dan sekarang Inpex dan Shell mempunyai dua pilihan yakni tetap melanjutkan hadir di blok Masela dengan menelan pil pahit atau out dari Indonesia sebagaimana sempritan RR yang sudah di atas angin. Bagi rakyat Maluku keputusan Jokowi itu adalah sebuah hadiah luar biasa yang harus disongsong, diolah dan dimanfaatkan sebaik mungkin demi kesejahteraan daerahnya ke depannya.

Salam Kompasiana,

Asaaro Lahagu

 

*) Illustrasi gambar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun