Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Growth Mindset

27 Juni 2022   12:42 Diperbarui: 1 Juli 2022   07:51 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Pinterest/Camille Styles 

Oleh : Intafiah

Saat ini adalah saatnya kita beraksi tanpa memandang gender. Mungkin, di daerah kalian masih banyak mindset yang menganggap kalau kaum hawa itu tidak usah neko-neko. Nggak usah sekolah tinggi-tinggi, toh ujung-ujungnya juga bakal jadi istri.

Hai, bangun kawan! Kita dilahirkan bukan lagi di era primitif. Kita lahir di era yang semuanya serba ada, tinggal pencet-pencet semua informasi yang ingin kita dapat bisa kita akses. Maka dari itu mari ubah juga perspektif diri untuk menjadi individu yang lebih berarti. Salah satunya adalah dengan menanamkan growth mindset.

Psikolog Oxford University, Carrol Dweck, mengungkapkan perbedaan signifikan dari fix mindset (pola pikir menetap/kaku) dengan growth mindset (pola pikir bertumbuh) adalah terletak pada sistem kepercyaan yang mereka yakini. Orang yang memiliki mental menetap adalah mereka yang berpikir kalau kemampuan seseorang itu stagnan (segitu-segitu saja). 

Sedangkan orang yang mempunyai pola pikir bertumbuh mereka akan fokus pada proses dan meyakini kalau kemampuan itu bisa bertumbuh dan berkembang. Memang benar setiap orang sudah ditetapkan takdirnya semenjak ditiupkannya ruh dalam janin bunda. Akan tetapi bukankah kita juga meyakini kalau takdir itu dibagi-bagi?

Dalam kepercayaan kita umat Islam, kita diajarkan bahwa takdir itu dibagi menjadi dua, mubram (tetap) dan mualaq (bisa diubah). Takdir tetap seperti jodoh, kematian, rezeki, usia, dll. Takdir tidak tetap adalah takdir yang masih bisa berubah kalau kita mau mengusahakannya. Seperti pemahaman pada pelajaran, sikap, prestasi, dll.

Allah SWT juga sudah menerangkan dalam firman-Nya yang kurang lebih mempunyai arti  "Allah itu tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika mereka tidak mau mengubahnya". Ibaratnya kita mau dikasih Allah uang tunai senilai 3 juta tapi kita diam di tempat tidak mau berusaha menjemput bola. Apakah bola itu bisa jalan sendiri ke arahmu? Kalah gesit bisa-bisa bola itu diambil orang lain, bagaimana?

Salah satu langkah kecil yang bisa kita ambil untuk melatih pola pikir bertumbuh adalah dengan melakukan beberapa hal seperti berikut:

Pertama bertumbuh dalam kualitas ibadah kepada Allah SWT. Bukankah Allah sudah berjanji apabila kita mendekat sejengkal maka Allah akan mendekati kita sehasta dan seterusnya? Bukankah Allah juga sudah berjanji bahwa Allah-lah pemilik seluruh alam ini? Bukankah Allah juga yang sudah menakdirkan kita untuk ada dan bertumbuh sebagai khalifah di bumi yang amat indah ini? Lantas apalagi alasan yang pantas kita ajukan sebagai tameng untuk kita enggan merapat kepada-Nya?

Hal pertama dan paling utama yang bisa kita biasakan adalah dengan menjaga kualitas dan kuantitas sholat kita. Insyaallah jika shalat kita baik maka semuanya akan berdampak baik pula. Bahkan kita sama-sama tahu bahwa salat merupakan amalan pertama yang akan dihisab pada yaumul hisab nanti.

Kedua, bertumbuh dalam kebersihan hati. Hati adalah pemimpin anggota tubuh kita dan anggota yang lainnya adalah prajuritnya. Maka alangkah baiknya jika kita membersihkan pemimpinnya dulu insyaallah yang lain akan mengikuti juga. Semoga Allah selalu membimbing dan menggerakkan kita untuk senantiasa lurus dalam jalan-Nya.

Ketiga, bertumbuh dalam ilmu. Ilmu adalah kunci dari segala keputusan diri dan nutrisi paling bergizi untuk akal dan hati. Bukankah Allah sudah memberikan ultimatum pada setiap makhluk-Nya terutama yang berwujud manusia untuk senantiasa menuntut ilmu? Bahkan Allah memberikan label wajib karena saking begitu pentinggnya. 

Ada banyak juga hadis atau qoul ulama anjuran untuk menuntut ilmu seperti tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina, umat muslim wajib hukumnya menuntut ilmu dari ayunan sampai kecliang lahat (seumur hidup) dll. Dan harapannya kita tidak lagi hanya berburu ilmu semata tapi juga mau mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ibarat pohon percuma kalau sekadar tumbuh saja tapi tidak mampu memberikan manfaat apa-apa.

Keempat, bertumbuh dalam karya dan berkontribusi pada sesama. Fase kehidupan itu harus seimbang kalau diibaratkan garis itu ada yang  horizontal ada yang vertikal. Horizontal itu hubungan kita keatas yakni hablum minallah. Dan yang vertikal itu lurus ke samping atau hubungan kita terhadap sesama.

Karya dan kontribusi ini adalah salah satu dari banyak hal yang bisa kita lakukan dalam bersosial. Dengan harapan karya dan kontribusi ini merupakan buah dari usaha kita. Agar kelak kita setelah tiada tidak hanya meninggalkan kenangan dan nama tapi juga meninggalkan karya dan kontribusi yang abadi. Serta harapannya bisa menjadi amal kita yang diterima dan memberatkan timbangan amal baik kita.

Hidup ini bukan hanya sekadar durasi kawan tapi juga tentang bagaimana kita bertumbuh, berkembang, memanfaatkan setiap detik yang Tuhan berikan. Dalam bentuk karya dan kontribusi sebaik-baiknya.

Salam dari saya Inta, hamba yang tertati-tati meniti jalan surgawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun