xxxk404@gmail.com to me
Hai, Agalia Gilvi. Apa kabarmu?
      Aku tahu sekarang umurmu sudah menginjak 17 tahun. Sebentar lagi akan mengenal dunia perkuliahan. Selamat, yah.Â
      Selain umurmu, Aku juga tahu bahwa selama ini Kamu mendapatkan informasi yang ambigu tentang keluarga kecilmu. Tentang penyebab Ayahmu meninggal, Kakakmu yang pergi begitu saja. Aku merasa sekarang kamu sudah cukup dewasa untuk mengerti semuanya. Kamu akan menemukan jawabannya di email ini. Tapi tolong, lihat dan bacalah dengan cermat. Lihat dan bacalah hingga tuntas.Â
*satu file video*
*beberapa file foto*
Â
      Rasa penasaranku sangat menggebu-gebu. Aku mengklik file-file tersebut dan sepanjang video, Aku hanya menutup mulut menyaksikan pertengkaran hebat antara dua orang. Jantungku berdegup dengan kencang. Apa ini?
      Potongan video terakhir aku melihat sebilah pisau ditancapkan ke tubuh ayah berkali-kali tanpa jeda. Tanganku seketika gemetar hebat seiring dengan keringatku yang terus mengalir. Otakku membeku lalu keluh menguasai lidahku saat Aku melihat bahwa pelakunya adalah ibuku sendiri. Hampir saja Aku berteriak kencang.
      Satu video itu telah membuatku hampir gila. Butuh waktu untuk mencernanya. Aku merasa tidak bisa melanjutkan melihat foto-foto yang lainnya.
"Tidak mungkin, ini tidak mungkin." Aku menggeleng keras. Aliran darahku memanas dan sebentar lagi kurasa akan berhenti.