Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Fitrah Kita Berbeda; Tafisr al-Rahman 14-15

6 Juli 2020   15:20 Diperbarui: 6 Juli 2020   16:06 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Nafisah Aliyah

Sebagaimana pada artikel sebelumnya, berikut kelanjutan penjelasan tafsir surah al-Rahman ayat 14-15.

خلق الإنسان من صلصال كالفخار. Kata صلصال dapat diartikan sebagai tanah kering dimana jika diketuk akan menghasilkan bunyi. Sedangkan kata الفخار dapat diartikan dengan tembikar.
Dalam al-Quran Allah Swt menyebutkan beberapa jenis karakteristik tanah yang darinya Alah Swt ciptakan manusia. Diantaranya ada kata تراب yang berarti debuu, طين yang berarti tanah liat, حمإ مسنون tanah lumpur, dan yang terakhir الفخار tembikar. 

Adanya perbedaan kata dalam al-Quran ini bukanlah menjadi kerancuan antara satu surah dengan surah yang lain, melainkan menjadi hikmah tersendiri akan proses pembentukan manusia. Yakni dimulai dari penjelasan debu yang bercampur dengan air hingga membentuk tanah liat. Setelah itu dari tanah liat hingga menjadi tanah yang berlumpur, dan berlanjut tanah liat yang yang mengering hingga membentuk tembikar.

Penjabaran proses pembentukan manusia dari adanya macam-macam karakteristik, tekstur sekaligus bentuk tanah di atas, menunjukkan bahwa al-Quran mengajarkan kepada kita untuk lebih mengerti, saling memahami dan bertoleransi antar sesama manusia sebagaimana makhluk hidup sosial. Tentu setiap manusia memiliki karakterisktik bentuk dan kepribadian yang berbeda-beda. Logisnya, diri kita sendiri tentu akan merasakan adanya perbedaan dengan orang lain, mekipun sedekat hubungan tali persaudaraan kandung. Entah dari segi biologis, fisik (eksternal) maupun kepribadiannya (internal). Pun setiap orang tentu berhak sekaligus wajib bertangggung jawab akan dirinya masing-masing. Inilah yang menjadikan fitrah antar manusia semakin indah, karena setiap detik perjalanan hidupnya adalah bentuk pembelajaran pengabdian dirinya kepada Sang Khalik akan sebaik-baiknya pengabdian.

Setelah itu dilanjut dengan ayat berikutnya yang berbunyi: و خلق الجان من مارج من نار. Kata الجان bentuk jamak dari جن, yang dapat diartikan sesuatu yang tersembunyi, atau juga bisa diartikan sebagai leluhur jin.

من مارج من نار, murni berasal dari api (yang bergejolak), tidak bercampur dengan sesuatu apapun.

Kandungan yang dapat kita kupas dari 2 ayat di atas, yakni pendalaman pemahaman dari asal-usul penciptaan antara manusia dan jin. Lantas apakah benar bahwa api lebih baik daripada tanah? Mungkin itu benar, namun hanya dalam pandangan mereka yang termasuk dari golongan api itu sendiri sebagaimana dijelaskan dalam surah lainnya. Namun jika kita telaah sekali lagi, terdapat beberapa keistimewaan tanah daripada api, diantaranya sebagai berikut.

Pertama, dalam kehidupan -fil waqi’- yang nyata, tanah justru lebih banyak dibutuhkan ketimbang api. Kedua, api bersifat merusak, menghanguskan sesuatu yang ada di sekitarnya, sedangkan tanah menumbuhkan bahkan menyuburkan. Menjadi sumber hidupnya tumbuh-tumbuhan yang darinya menjadi sumber kehidupan makhluk hidup lainnya, pembentukan pupuk, tempat berpijak dan didirikan di atasnya semua yang kita butuhkan hingga diolah untuk diambil manfaatnya. Dan ketiga, api dapat kita padamkan dengan tanah, sedangkan tanah tetap sebagai tanah meskipun tertimpa api.

Dari sinilah beberapa ulama mengatakan, "Sesungguhnya sumber dari suatu kebenaran dan keburukan itu bukan paten berasal dari asal suatu kejadian." Maksudnya penilaian baik atau buruk itu bukanlah bersandarkan atas asal-usul, nasab keturunan objek yang sedang kita nilai. ليس لمن قال كان هو أبي و لكن لمن قال ها أنا ذا

Tidak bernilai apa-apa yang kalian nilai apabila cukup dengan membanggakan siapa pendahulu (nenek moyang) nya, melainkan yang lebih bernilai adalah kalian yang dapat membuktikan bahwa inilah Aku. Aku dengan cerminan kepribadian yang baik dan keunggulan akhlak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun