Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Perjalanan Meraih Mimpi

13 April 2020   21:21 Diperbarui: 13 April 2020   21:27 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh: Sitti Afifah

 Saat itu aku adalah seorang santri dari salah satu pesantren yang berada di Jawa Barat, tepatnya di Kota Garut, kerap kali diberi julukan dengan Swiss Van Java, Kota Intan, Kota Dodol, dan Kota Domba.

Kala itu aku dan dua orang temanku pergi menemui guruku, kami bertiga ditanya perihal cita-cita dan hendak melanjutkan kuliah ke mana, karena saat kelas 10 aku berada di jurusan IPA dan ketika kelas 11 aku memutuskan untuk pindah ke jurusan IAI (Ilmu Agama Islam), sehingga aku belum memiliki cita-cita yang berhubungan dengan jurusanku, maka kuputuskan melanjutkan masa SMA-ku dengan tahfidz dan akan kupikirkan lagi cita-citaku setelah selesai hafalanku, tapi karena satu dan lain hal, beliau tidak merekomendasikan pilihanku. Ketika kami membahas sebuah proyek beliau berkata "Saya mengajarkan Bahasa Arab agar santri menjadi lebih bertakwa", kalimat tersebut membuatku tertegun dan berpikir.

 Kuperhatikan hasil psikotes, didalamnya terdapat keterangan bahwa aku memiliki bakat literasi, pikirku bertanya-tanya.

"Mungkin aku bisa masuk ke Jurusan Sastra Arab, tapi dimana Universitas dengan jurusan Bahasa Arab terbaik?" tanyaku dalam hati.

 "Mungkinkah Universitas Al-Azhar adalah jawabannya?" tiba-tiba ide ini muncul.

 "Pertama, aku ingin kuliah di Universitas dengan jurusan Bahasa Arab terbaik, kedua, aku mengagumi keilmuan guru-guru lulusan Universitas Al-Azhar, ketiga, aku ingin kuliah keluar negeri." pikirku menguatkan.

"Rasanya mustahil, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba."

 Kuutarakan niat baikku kepada beberapa temanku, responnya beraneka ragam, ada yang mendukung, ada pula yang mempertanyakan dengan berbagai macam pertanyaan :

"Ai kamu, ngapain kesana?"

"Nanti orangtua gimana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun