Oleh: Risma
Ikhlas, tentulah kata ini tak lagi asing dibenak kita. Definisinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah bersih atau tulus hati. Dan salah seorang ulama, Abul Qosim Al-Qusyairi -rahimahullah- mengatakan, "Ikhlas adalah menjadikan niat hanya untuk Allah dalam melakukan amalan ketaatan". Begitu nampak bahwa ia bukanlah perkara sepele yang mungkin saja terabaikan.
Sudah taukah kita bahwa ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya suatu amalan? Ya begitulah faktanya, Â disamping kesesuaian amalan kita dengan arahan Nabi -shalallahu 'alaihi wasallam-, tanpa ikhlas amalan tersebut hanyalah sia-sia belaka.Â
Dalam kitab Al-Fawaid, Ibnul Qoyyim -rahimahullah- telah menuturkan nasehatnya, "Amalan yang dilakukan tanpa disertai ikhlas dan tanpa mengikuti tuntunan Nabi -shalallahu 'alaihi wassalam- bagaikan seorang musafir yang membawa bekal berisi pasir.Â
Bekal itu hanya memberatkan, namun tidak nemberi manfaat apapun." Subhanallah, Â benar-benar pengamalan yang tidak semudah pengucapannya. Â Belum lagi ketika kita teringat akan firman Allah Ta'ala dalam surah Ali Imran bahwa segala yang kita lakukan tidak akan pernah lepas dari pengawasan-Nya, Â Allah Maha Tahu apakah ketika beramal hati kita tulus berniat lillahita'alaa atau hanya berpura-pura saja?!,
..
"Katakanlah: jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan, Allah pasti mengetahuinya. " (3/29).
Semoga kita menjadi hamba-hamba yang senantiasa berusaha untuk tetap dalam ketaatan pada Allah Ta'ala, yang tidak menghidupkan nilai-nilai kebaikan kecuali dengan mengharap ridho-Nya semata.
Walllahu arhamurraahiiin..