Oleh: Maria QibtiyahÂ
"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku."(QS. Al-Dzariyat: 56)
Sebagaimana bunyi ayat diatas, menunjukkan tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah Allah SWT. Maka sudah seharusnya dengan penuh kesadaran kita mengakui bahwa kita adalah hamba yang diciptakan di dunia untuk mengabdi, untuk beribadah kepada Nya. Saya, anda, dan kita semua adalah beberapa dari jutaan manusia yang menjalani kehidupan di dunia ini. Menyandang nama manusia merupakan anugerah terindah yang harus selalu kita syukuri. Dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya, manusia adalah makhluk yang paling sempurna, mengapa? Ya, karena manusia dibekali oleh akal, yang mana dengan akal tersebut manusia mampu berpikir dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, demikian seharusnya.
Menjadi makhluk yang diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya, dibekali akal, dan difasilitasi indera yang berfungsi untuk menjalani keseharian hidup, seharusnya kita dapat mensyukurinya. Jika ada seorang budak yang begitu berterimakasih pada majikannya karena upah dalam jumlah yang besar -melebihi kebutuhannya- bagaimana kita yang selama ini diberi nafas secara gratis, tubuh yang sehat untuk beraktivitas, keluarga yang lengkap, pekerjaan yang tepat, tempat tinggal yang aman dan nyaman, serta segala sesuatu yang kita miliki yang itu semua merupakan pemberian Allah SWT. Tentunya rasa berterimakasih kita pada Allah harus jauh lebih besar dibandingkan rasa berterimakasih seorang budak pada tuannya.
Masalahnya, sudahkah kita mensyukuri nikmat yang telah diberi (?) Mari sama-sama merenungi, telah sejauh mana kita memaknai apa yang telah Allah SWT berikan. Jangan-jangan kita belum pernah bersyukur, atau bahkan kita lupa bahwa segala sesuatu pembahagia hati yang selama ini kita miliki adalah pemberian sang ilahi? Na'udzubillaah. Jangan sampai kita menjadi manusia-manusia yang tidak tahu diri, sesuka dan sebahagia hati menempati bumi, namun perintah-Nya tidak ditaati, larangannya tidak kita jauhi.
Lantas bagaimana menjadi hamba yang tau diri dan bentuk syukur yang sejati?
Mari bersama kembali pada jalan yang lurus, jalan yang diberkahi dan diridhoi Allah SWT. Memahami bagaimana bentuk syukur yang sejati, salah satunya dengan menumbuhkan kesadaran pada diri. Kesadaran bahwa kita adalah hamba yang diciptakan untuk menjalankan sebuah misi. Apa misi itu? Misi tersebut adalah misi untuk mengabdi pada Allah ilahi rabbi. Mari sejak detik ini bersama-sama memperbaiki diri, memulai untuk taat pada segala yang Allah SWT perintahkan, dan tanpa keraguan meninggalkan apa-apa saja yang Ia larang. Semoga Allah memberi jalan kemudahan. Â