Oleh: Nazhril Fathra Madina
Jika kita mendengar tentang masyarakat jahiliyah, pasti yang terbayang di benak kita adalah sifat-sifat buruk layaknya suka membunuh, meminum khamr, mencuri, berjudi dan lain-lain. Namun, jika kita melihat lagi dari sudut pandang yang berbeda, masyarakat jahiliyah pra-Islam juga mempunyai sifat atau adat yang baik. Berikut kebiasaan baik yang dilakukan masyarakat jahiliyah.
1. Menghormati tamu
Ketika masyarakat jahiliyah kedatangan tamu, mereka tidak segan untuk menyembelih onta atau kambing untuk dijadikan hidangan kepada tamunya. Hal ini dilakukan, agar mereka terlihat sebagai dermawan. Tentunya, Islam datang untuk menyempurnakan adat yang baik, sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda:
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya." (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Komitmen dengan perkataannya
Sifat ini bisa juga dikatakan dengan selalu menepati janjinya. Jika mereka mengatakan harus melakukan sesuatu, maka mereka pasti akan melakukannya. Begitupun sebaliknya, jika mereka mengatakan tidak akan melakukan sesuatu maka mereka tidak akan melakukannya selamanya.
3. Takut untuk berbohong
Selain menepati janji, masyarakat jahiliyah juga tidak ingin dijuluki kazzab -pembohong-. Kebohongan merupakan aib yang hina bagi mereka. Oleh karena itu, pantang bagi mereka untuk berbohong.
Pun, ketika Abu Sufyan ditanya oleh Heraclius tentang Nabi Muhammad, ia menjawab dengan jujur bahwa Nabi Muhammad adalah orang yang baik, padahal waktu itu ia belum masuk Islam. Padahal, bisa saja ia berbohong kepada Heraclius, akan tetapi ia malu dianggap sebagai pembohong.
Inilah segelintir dari sifat-sifat baik masyarakat jahiliyyah. Rasulullah SAW hadir sebagai penyempurna dan pelestari dari sifat-sifat itu. Dewasa ini, mudah saja bagi orang untuk menyebarkan berita bohong, juga meremehkan janji, padahal janji itu adalah hutang. Tugas kita sebagai umat akhir zaman adalah menjaga sifat dan kebiasaan baik yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.