Mohon tunggu...
Laeli Mukarromah
Laeli Mukarromah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Matematika UIN Walisongo Semarang 2017

Duta Matematika UIN Walisongo Semarang 2019 Penikmat Kopi, Pengagum Senja dan Kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Society 5.0: Gerbang Kesuksesan Era Pandemi Covid 19?

9 Februari 2021   10:41 Diperbarui: 9 Februari 2021   10:55 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hadirnya era society 5.0 menawarkan literasi baru yakni human literation dan technology. Society 5.0 ini didefinisikan sebuah masyarakat yang berpusat pada masyarakat itu sendiri dengan penyeimbangan kemajuan ekonomi dan penyelesaian masalah sosial melalui teknologi.
Society 5.0 muncul sebagai wujud perkembangan dari era 4.0 karena nilainya yang dianggap hanya akan menggantikan peran dari manusia dengan teknologi. Sebenarnya konsep era 4.0 dan era 5.0 tidak memiliki perbedaan jauh. Namun, era 5.0 memfokuskan teknologi modern dengan mengandalkan masyarakat manusia sebagai komponen utamanya dan guna meminimalisir adanya kesenjangan sosial dan ekonomi di kemudian hari. Sedangkan, era 4.0 hanya memfokuskan teknologi sebagai komponen utamanya. Di era 5.0 semua teknologi merupakan bagian dari masyarakat manusia itu sendiri dan teknologi bukan hanya sekedar alat penyalur informasi tetapi sebagai penyeimbang kehidupan.  
Pada era society 5.0 ini menawarkan masyarakat yang berpusat pada keseimbangan antara teknologi dengan masyarakat itu sendiri. Hal ini menjadi tugas bagi pemerintah dimana harus memutar otak kembali memperhatikan masyarakat lebih. Adapun berbagai bidang yang terdampak oleh society5.0 ini adalah ekonomi, pendidikan, dan sosial. Namun, bidang pendidikan dan sosial yang paling mendominasi society5.0 ini. Pada society 5.0 banyak sekali masyarakat awam paham dengan perubahan society5.0, bahkan pada era 4.0 juga banyak masyarakat yang belum memahami dan merasakan dari era tersebut. Hanya kalangan muda yang kritis, para akademis dan pebisnis yang menggunakan era tersebut sesuai dengan kepentingannya kemudian para pengguna teknologi seperti para pejabat dan pendidik lah yang memungkinkan penggunaan era 4.0 dan perubahan terhadap society5.0. Sehingga perubahan ekonomi masih dikatakan miris oleh masyarakat karena tidak merasakan betapa canggihnya era 4.0 ditambah society5.0 ini.
Dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Banten periode Maret 2018, selama enam bulan terjadi peningkatan menjadi 7,38 ribu orang. Dari sebelumnya berjumlah 661,36 ribu pada maret 2018, menjadi 668,74 ribu orang pada September 2018. Dari perkembangan jumlah yang begitu drastis dari sumber daya manusia ini bisa dijadikan potensi baru yang bisa dioptimalkan pemerintah. Dengan pengoptimalan sumber daya manusia yang sumber daya alamnya sudah melimpah menjadi PR bagi pemerintah untuk membenahi peningkatan ini. Jika dikaitkan dengan keadaan pandemi sekarang, masyarakat sedang mengalami penurunan ekonomi yang sangat drastis, semua barang pokok naik sehingga hal ini yang menjadikan masyarakat mengalami kemunduran dalam bidang ekonomi.
Bidang Pendidikan di society 5.0 pilihan paling tepat melihat kondisi pandemi sekarang ini, karena secara tidak langsung masyarakat mulai beradaptasi dengan teknologi itu sendiri. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang memiliki peran penting dalam berlangsungnya society 5.0. Pendidikan memiliki tiga poin penting dalam menghadapi society 5.0 ini diantaranya mempersiapkan masalah secara kompleks, kemampuan berpikir secara teoritis dan kritis, serta kemampuan untuk berinovasi. Dari tiga poin itu kemudian dikembangkan guna menjadikan masyarakat yang smart pada era society5.0.  Relasi mutualisme yang terjadi jika manusia bisa bersahabat dengan teknologi, karena pandemi ini segala sesuatunya mengharuskan masyarakat menggunakan kendaraan teknologi bernama internet. Seperti halnya work form home, pembelajaran pun melalui online. Jadi, pemberdayaan manusia di era 5.0 akan mudah terjalin apabila teknologi yang didapatinya sudah merata terlebih dulu. Karena pandemi tidak hanya mewabah orang kaya saja, sudah menjadi peran pemerintah untuk meratakan perangkat teknologi beserta internet kepada masyarakat pelosok sebagai wujud pemerataan kesejahteraan khususnya di kalangan sekolah.
Namun, disamping keuntungan yang dirasakan, terdapat kendala yang timbul dari society 5.0 ini yaitu masih tidak meratanya akses teknologi dan internet terhadap masyarakat pelosok. Di Era 4.0 karena teknologi menjadi sarana pembelajaran, maka tidak ada lagi pembelajaran yang melalui tatap muka antara siswa dengan guru dan digantikan dengan pembelajaran melalui media social secara online. Namun, Era 4.0 menurut beberapa pihak bertransformasi baik secara sistematik dan struktural. Tetapi dampak yang terkena masih sama yaitu di bidang Pendidikan salah satunya. Pemerintah saat itu pastinya sudah sangat gencar membuat program – program unggul yang tujuannya mempersiapkan SDM yang unggul di masa depan melalui Pendidikan.
Pendidikan masih menjadi salah satu cara memperbaiki kualitas SDM. Menurut para ahli Pendidikan masih menjadi sektor strategis memperbaiki kualitas SDM. Namun, proses maupun operasionalnya tentu tidak mudah. Apalagi kebijakan yang harus dikaitkan Pendidikan tersebut mengingat Negara Indonesia seringkali berubah kebijakan seiring berkembangnya zaman karena jika tidak mengikuti perkembangan zaman maka Negara kita ini Indonesia akan tertinggal dengan negara lain.
Pendidikan sangat perlu mendapat perhatian lebih dari Pemerintah mengingat Pendidikan menjadi salah satu hal yang upaya penting untung mengatasi kesenjangan sosial. Hal ini karena Pendidikan bisa merubah tatanan masyarakat dengan kesiapannya menghadapi masa depan yang lebih ekstrim lagi. Oleh karena itu, maka pemerintah memutar otak dengan mengubah era 4.0 menjadi era 5.0 dimana era ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi kalangan masyarakat dan Pendidikan khususnya para pendidik.
Era 5.0 ini menuntut peran masyarakat berjalan seimbang dengan peran teknologi yang saat ini tidak bias dihindarkan. Era 5.0 berusaha menyeimbangkan antara manusia sebagai pusat hadirnya kemajuan ekonomi dengan menerapkan peran dari teknologi itu sendiri. Era ini menjadi tantangan bagi kalangan civitas akademi untuk menangani akademi khususnya membekali siswa dengan berbagai keterampilan yang ada.“Secara umum guru-guru kita belum mampu melakukan pengajaran dengan metode tersebut, dan siswanya otomatis banyak yang belum memiliki cara berpikir yang kritis dan konstruktif. Indonesia dapat dikatakan belum siap menghadapi era society 5.0, namun bukan hanya masalah siap atau tidak, Indonesia juga harus mengambil ancang ancang untuk  menghadapi era society 5.0 sebagai tuntutan dari perubahan zaman,” ujar Zulfikar Alimuddin, Direktur HAFECS, (mediaindonesia.com,13/9/2019).
Secara jelas siswa dilatih berpikir kritis dengan adanya era 5.0 ini, sehingga tugas pendidik disini sebagai fasilitator dalam kegiatan pemebelajaran. Sebagai fasilitator, pendidik harus terus memiliki semangat untuk terus meningkatkan akredibilitas diri agar kedepannya mudah menemukan solusi yang tepat guna pembelajaran yang diajarnya sehingga timbul pemikiran kritis dan inovatis atas siswa tersebut. Selain itu, siswa juga harus diajari bagaiamana cara penggunaan gadget, telepon atau teknologi yang terkoneksi internet. Hal tersebut diupayakan agar siswa lebih bijak menggunkan teknologi melalui beberapa pelajaran yang terkait. Hal yang tak kalah penting lainnya adalah Pendidikan karakter siswa. Karena, dewasa ini kemerosotan moral masih menjadi fenomena yang sudah menjadi hal biasa akibat kemajuan teknlogi, penggunaan teknologi tidak tepat juga bisa menyebabkan kemorosotan moral. Dalam hal ini, pengawasan orang tua sangat dibutuhkan sekali. Sehingga demi terciptanya era 5.0 yang seimbang, masyarakat sosial khususnya orangtua harus berperan aktif dalam pengawasan penggunaan teknologi siswa demi terhindarnya penyalahgunaan teknologi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun