Mohon tunggu...
Laeli Saadah
Laeli Saadah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 19 Universitas Ahmad Dahlan

Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 19 Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Tahun 2000 Menjadi Saksi Perkembangan Media dari Konvensional ke Media Baru

1 April 2021   12:16 Diperbarui: 1 April 2021   12:26 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di indonesia dapat kita semua rasakan kalau terjadi perubahan cara berkomunikasi dan penyebaran informasi dengan adanya perubahan media. Media seperti surat kabar, majalah, piringan hitam, kaset, radio, televisi, dan internet website ini merupakan beberapa contoh media yang kita semua ketahui bahkan beberapa mungkin pernah menggunakannya. Beberapa media yang sudah disebutkan di atas dan media -- media lain yang ada dari jaman dulu hingga sekarang ini dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu : media konvensional (conventional media) dan media baru (new media).

Media konvensional (conventional media) adalah media komunikasi yang digunakan orang-orang untuk mengirimkan pesan, menerima pesan dan menyebarkan informasi kepada khalayak. Media konvensional (conventional media) ini ada pada saat dimana belum ada media baru atau belum ditemukannya internet. Karena itu dapat dikatakan media konvensional (conventional media) ini sistem kerjanya masih sederhana. Berikut beberapa contoh media konvensional (conventional media) yaitu koran, majalah, digital versaitle disc (DVD), piringan hitam, kaset pita, televisi, radio, dan lain-lain.

Disini juga saya ingin menceritakan beberapa pengalaman saya saat menggunakan media konvensional. Dulu hampir setiap hari sebelum berangkat sekolah dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) saya selalu menonton acara kartun. Dari acara televisi yang mulai tayangnya sehabis subuh sampai waktunya berangkat sekolah saya bisanya menonton sambil sarapan. Kartunya yaitu Chalk Zone, Go Diego Go!, Dora The Explorer, Spongebob. Kemudian sepulang sekolah siangnya saya juga selalu menonton acara televisi kartun Spongebob dan Tom and Jerry. Tidak hanya kartun saja yang saya tonton saya juga sering menonoton acara televisi Laptop Si Unyil, acara ini sangat mengedukasi dan memberikan wawasan yang luas karena acara ini dikemas dengan pembawaan boneka si Unyil dan kawan-kawanya ini jadi itu membuat saya tertarik. Setelah acara Laptop Si Unyil saya juga menonton Dunia Binatang di situ saya dapat belajar mengenal nama-nama binatang.

Sekiar tiga atau empat tahun lalu saya pergi ke acara semacam meet and greet dan mini konsernya The Second Breaktime dan Abbydzar Nur Fauzan atau biasa di panggil Aggy yang diadakan di Kota Tegal Jawa Tengah tepatnya di Pesonna Hotel Tegal. The Second Breaktime ini sebenarnya grup musik atau band Global Islamic School. Mereka ini emang udah sering manggung dimana-mana jadi bukan hanya band sekolah bisa yang Cuma manggung di sekolah aja. The Second Breaktime atau T2B terdiri dari 4 orang yaitu Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan atau yang dulu dikenal sebagai Iqbaal CJR, Raffy Hartanto, Kurniawan Utomo dan Rasyid Fathra. Yang namanya konserkan pasti ada merchandise ada kipas, poster, digital versaitle disc (DVD), dan lain-lain. Dari satu paket yang isinya tiga digital versaitle disc (DVD) itu ada satu yang ada tanda tangannya Iqbaal namanya orang ngefanskan akhirnya saya beli. Pulang sampai rumah dicobalah itu digital versaitle disc (DVD) dan alhamdulilla bisa diputar semua dan sampai sekarang DVD itu masih disimpan.

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman muncul adanya kemajuan teknologi yang melahirkan sebuah media baru. Media baru (new media) adalah media komunikasi yang sudah memiliki jangkauan yang sangat luas dan cepat hal ini terjadi karena adanya internet yang mendukungnya. Media baru terbagi diberbagai bidang dari mulai dunia pendidikan, dunia bisnis, dunia hiburan film musik dan lain-lain. Dengan betuk yang lebih ke arah digital internet website contohnya seperti Youtube, Instagram, Zoom, WhatsApp, Wetv, Spotify dan lain-lain.

Adanya warnet menjadi tempat anak anak dulu mengenal adanya internet termasuk saya. Sehabis pulang sekolah atau hari minggu saya dan teman-teman sering pergi ke warnet untuk bermain game. Namanya masih kecil jadi masih mikir main terus sampe panas-panas tetep pergi ke warnet naik sepeda kadang juga jalan kaki. Didi games menjadi situs game yang paling sering saya dan teman-teman mainkan. Didalam itu terdapat banyak sekali game baik untuk laki-laki maupun perempuan seperti cooking mama, mobil mobilan, tembakan dan lain-lain.

Sampai kemudian mulai mengenal media sosial pertama saya yaitu facebook. Saya dan teman teman membuat akun facebook semenjak itu jadi sering ke warnet lagi. Tidak lama kemudian saya mempunyai handphone yang bisa internetan mereknya cross lalu tidak lama kemudian ganti lagi ke handphone samsung champ sebelum itu memang saya sudah mempunyai handphone sendiri sejak tk mereknya fleksi lupa juga si sebenernya itu handphone bisa internetan juga atau engga tapi seinget saya ga pernah coba. Karena sudah ada handphone saya sudah mulai jarang pergi ke warnet. Jadi mau main facebook sama game juga main yang ada di handphone saja. Media sosial facebook ini kita dapat melalukan chatting, membuat postingan status pribadi ataupun jualan, dan juga dapat menghubungankan kita dengan orang banyak karena adanya fitur berteman.

Pertama kali saya memakai smartphone itu saat sekolah dasar (SD) menuju sekolah menengah pertama (SMP). Saat itu juga kebanyakan remaja seusia saya banyak yang mengenal dan memakai smartphone. Dimasa itu juga muncul BBM hampir semua teman teman saya memainkan itu. Dari yang awalnya menggunakan Facebook sebagai media chatting saat itu banyak yang mulai berpindah ke bbm. Adanya pesan broadcash mengenai promote kontak bbm lain atau orang yang tidak menjadi kontak di bbm kita. Saat kita mendengarkan lagu di handphone bbm juga akan otomatis membuat status lagu apa yang sedang didengarkan. Munculnya istilah-islitah baru dalam pesan bbm seperti PING!!!, test contact (tc), broadcast (bc), dan lain-lain hal itu menjadi yang paling menarik di massa itu. Namun sayangnya BBM tidak bertahan lama sekitar saya masih duduk dibangku sekolah menengah atas (SMA) kelas satu banyak yang sudah meninggalkan BBM.

Sebelum munculnya BBM sebenarnya WhatsApp dan Instagram sudah ada terlebih dahulu. Saat banyak yang meninggalkan BBM ini membuat para penggunanya beralih ke WhatsApp dan Instagram. Konsep WhatsApp ini sebenarnya masih sama seperti BBM karena adanya keterkaitan menyimpan kontak terlebih dahulu baru kita dapat selalu terhubung dengan orang-orang. Berbeda dengan Instagram dalam kita dapat melihat dan menjangkau lebih luas dan bebas walaupun tidak saling follow selama akunnya tidak terkunci.

Kita semua tau saat ini pandemi sedang tejadi didunia termasuk Indonesia. Hal itu sangat berdampak diberbagai bidang seperti pendidikan, contohnya saya Laeli Sa'adah mahasiswi rantau Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan. Sebelum adanya pandemi saya berada di Yogyakarta sedang menempuh kuliah jenjang sarjana stara 1 (S1). Sayangnya karena pandemi perkuliahan berubah menjadi sistem daring atau online dan itu membuat saya memilih untuk pulang ke rumah. WhatsApp, Google Class Room, Zoom Metting, Google Meet, dan lain-lain menjadi media baru yang dimanfaatkan kita semua saat ini untuk belajar. Kuliah yang awalnya tatap muka ini berubah menjadi online dengan tatap muka secara virtual atau hanya dengan melalui pesan tulisan, hal itu membuat saya lebih banyak mempunyai waktu luang. Karena saya juga sebelumnya memang suka belanja online, Shopee menjadi tempat yang paling sering dipakai akhirnya saya iseng untuk membeli masker banyak lalu menjualnya kembali. Saya menjual kembali dengan memposting di WhatsApp dan Instagram. Jadi dapat kita katakan saat ini media baru dapat kita katakan memiliki fungsi yang luas dari bisnis, pendidikan, dan lain-lain semua ini dapat berjalan mambantu yang dulunya dilakukan offline dapat terbantu dengan adanya internet ini melalui media baru.

Terjadinya perubahan media dari media konvensional ke media baru ini sangat banyak mempengaruhi dalam kehidupan kita sehari-hari. Dulu menonton film hanya dapat dilakukan di televisi namun sekarang dapat menonton melalui platform online. Saat menonton sebuah acara di televisi kalau kita ketinggalan tidak dapat memutar ulang dan juga hanya dapat menonton diwaktu-waktu tertentu. Berbeda dengan saat ini kita dapat menonton ulang acara atau film yang kita inginkan kapan saja dimana saja selama kita terhubung dengan jaringan internet. Pekerjaan atau kegiatan yang dulunya hanya dapat dilakukan secara offline atau langsung karena adanya media baru ini juga membuat kita dapat melalukannya juga secara online. Seperti jual beli, kelas online, membayar tagihan, dan lain-lain. Istilahnya saat ini kita semua sudah dipermudah di zaman digital yang serba online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun