Mohon tunggu...
Lady Eka
Lady Eka Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Saya Ingin belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aneka Tradisi Hantaran Pra dan Pasca Lebaran

17 September 2010   14:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:10 1475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari raya idul fitri telah dan sedang kita jalani. Berbagai macam peristiwa adat dan tradisi lebaran menghiasi hari kemenangan ini. Tulisan ini, hanya ingin berbagi tentang adat istiadat lebaran yang menjadi tradisi di desa-desa, bahkan merupakan kewajiban warga. Sedangkan di kota, jarang sekali fenomena ini terjadi, masyarakat dominan mengurusi pekerjaan daripada melaksanakan tradisi yang menyulitkan dan bukan suatu kewajiban.

Di bawah ini adalah beberapa macam tradisi hantaran lebaran yang dilakukan warga di desaku mojoagung, salah satu desa di sudut kota Jombang, Jawa Timur.

1. Megengan

Megengan adalah sebutan untuk tradisi melakukan do’a bersama menjelang puasa ramadhan. Biasanya dilakukan setelah shalat maghrib di mesjid atau mushola, dengan membaca tahlil dan yasin, kemudian berdo’a bersama, pada malam sebelum menjalankan ibadah puasa.

Do’a ini bertujuan untuk mencari rahmat, berharap dapat menjalankan ibadah puasa secara penuh, panjang umur, lancar dalam mencari rizki, dan mendo’akan keluarga yang telah meninggal serta beberapa hajat (keinginan) lainnya.

Acara megengan diakhiri dengan berbagi “berkat” hantaran, olahan makanan yang telah disiapkan oleh ibu-ibu sebelum berangkat shalat maghrib. “Berkat” ini bisa beraneka ragam, diantaranya seperti nasi tumpeng, lontong sayur, buah-buahan, dan roti apem.

2. Maleman

Tradisi maleman, hampir sama dengan megengan. Warga membawa hantaran makanan ke mushala desa, berisi nasi berserta lauk pauknya, biasanya ayam dan daging. Maleman ini dilakukan pada sepuluh hari terakhir bulan ramadhan.

Hantaran maleman juga bisa diserahkan secara langsung ke rumah masing-masing tetangga, makanan diletakkan dalam rantang, kemudian di hantarkan. Tetangga yang menerima, akan memindahkan makanan tersebut ke piring miliknya, kemudian mengembalikan rantang pemberi. Jika yang mengantarkan hantaran anak kecil, atau teman dekat, biasanya sang penerima memberikan tips berupa uang, sekitar 5000 sampai 10.000 rupiah.

3. Riyayan

Tradisi riyayan adalah syukuran menyambut datangnya hari raya idul fitri. Warga berbondong-bondong membawa hantaran makanan ke mesjid atau mushala, pada malam hari raya. Diawali dengan do’a kemudian pembagian hantaran, atau lebih tepatnya saling menukar hantaran, karena hampir setiap warga membawa hantaran riyayan. Semua warga larut dalam kebahagiaan menyambut lebaran, semua mendapat bagian hantaran, baik jama’ah putra maupun putri.

4. Ketupatan

Ketupatan merupakan peringatan hari raya istimewa bagi warga, mereka menyebutnya dengan hari raya ketupat, biasanya tiga hari atau empat hari setelah hari raya idul fitri.

Para ibu rumah tangga membuat ketupat dari daun janur, dibentuk sedemikian rupa menjadi segi empat yang cantik. Anak-anak bermain dengan senang, diantara mereka ikut membantu ibunya membuat ketupat. Bagi yang tidak bisa membuat ketupat ataupun tidak sempat, tidak perlu repot atau bingung, karena sekarang banyak penjual ketupat.

Ketupat tersebut diisi dengan beras ataupun ketan, kemudian di masak, hingga matang. Pendamping ketupat biasanya lontong, lepet, dan olahan ketan, dilengkapi dengan sayur santan, opor ayam dan irisan telur.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H

Minal Aidzin wal Faidzin

Mohon Maaf lahir dan bathin

Selamat menikmati ketupat lebaran ^_~

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun