Mohon tunggu...
akidlabiq
akidlabiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - pariwisata

saya adalah seorang mahasiswa yaang masih belajar untuk menulis hal hal berbau [ariwisat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan, Kegembiraan, dan Candaan

31 Mei 2021   23:00 Diperbarui: 1 Juni 2021   00:22 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gelap malam di Kopi Luwak Mataram, menjadi sebuah pertemuan bagi 6 remaja yang sedang dilanda kebingungan. Penat dan bingung menjadi satu paduan rasa bagi aku dan teman-teman. Bingung menentukan jalan kehidupan, penat memikirkan  apa yang harus dilakukan. Namun, semua masalah yang sedang kami jalani di proses menuju kedawasaan memunculkan ide gila yang kadang tidak terpikirkan. Ya inilah awal mula dari sebuah perjalanan yang menimbulkan kegembiraan serta candaan.  Saat keheningan karena tidak adanya obrolan muncul sebuah kata-kata dari seorang yang sedang sedih karena kisah cinta yang selalu gagal. Dengan paras seperti orang Cina, tetapi berwatak orang Jawa, Gilang tiba-tiba berkata dengan lantang “Yoo, Nyunrise”, Kata Gilang. Keempat orang lainnya termasuk aku tiba-tiba tercengang dengan ide tersebut. “Ha, meh nendi?”, Saut Ludvi seorang yang masih kebingungan dengan apa yang ingin dia capai di kehidupan perkuliahan. Awal mula kesepakatan kami adalah melakukan perjalanan ke Dieng, mencari terbitnya matahari sambil menikmati kopi dan gorengan. Itulah bayangan kami di tengah malam dengan rasa ngantuk dan bosan.  

Setelah melakukan pembicaaran dan perencaan akan perjalanan yang berasal dari ide dadakan kami pun pergi dari Kopi Luwak Mataram, untuk beristirahat dan mengganti pakaian sejenak di rumah masing-masing. Rencana awal kami adalah berkumpul jam 3 pagi di Gejayan, Yogyakarta sekaligus rumah kedua kami. Tepat pukul set 3 pagi keadaan grup chat masih sepi, tidak terdengar kabar dari kabar apapun atau chat berbunyi otw (on the way). Waktu terus berjalan sampai menunjukan jam di angka 4 tanda ayam mulai berkokok dan adzan berkumandang. Sudah 4 orang berkumpul yaitu Akid, Amel, Bagus, dan Gilang yang memutuskan untuk tidak terlelap dalam tidur agar perjalanan ke Dieng dapat terlaksana. Alasannya ya, karena perjalanan dari Yogyakarta ke Dieng sendiri memakan waktu lebih dari 2 jam. Namun, terdapat kesalahan yang dilakukan oleh 2 orang dari 6 orang tadi. Sebut saja Nay dan Ludvi. Rumah mereka berdekatan namun sangat disayangkan bahwa mereka tertidur pulas dan bermimpi, sedangkan yang lain sudah berkumpul dan mencari kabar dari keduanya.

Tepat pukul 6 pagi dan terik matahari sudah mulai muncul di muka bumi, kedua orang terlambat pun datang. Kesal, tetapi ya harus sabar mungkin itu yang dirasakaan ketiga lainnya. Kami pun berdiskusi kembali karena keterlambatan, takut kena macet, dan akhirnya gagal. Kami memutuskan untuk mengubah halauan tujuan. Tawangmangu, itulah tempat tujuan yang akhirnya kami sepakati untuk dikunjungi. Perjalanan kami mulai dengan doa sekitar jam 7 pagi. Di perjalanan kami yang sangat mendadak ini, memang sangat menguji kesabaran. Ditengah jalan menuju tujuan, kami mendapat sebuah halangan yaitu tertilang, akibatnya kami baru sampai tujuan sekitar pukul 1 siang. Di Tawangmangu kami sempat merasa bosan dan memutuskan untuk menjelah lebih jauh. Tujuan berikutnya adalah Telaga Sarangan.  Yang terletak di Provinsi Madiun Jawa, Timur. Sesampainya disana kami hanya sekedar berfoto dan duduk sambil membasah tentang masa lalu dimana kami belum terlalu berpikir dengan kehidupan orang dewasa.

                Kepenatan dan juga masalah pun serasa hilang hanya dengan cerita dengan orang yang sama, namun ditempat yang belum pernah sama sekali kami injaki. Ya mungkin memang prosesnya terlalu ekstrim. Namun masa-masa itulah yang kadang kami rindukan. Setelah bercerita panjang lebar dan sedikit menghabiskan uang. Pukul 4 sore kami memutuskan untuk pulang ke kampong halaman. Sekitar pukul 10 malam akhirnya kami mengakhiri sebuah perjalanan yang memang memberi sebuah perjalanan bahwa kenangan, teman, kebahagian, dan candaan kadang bisa memunculkan sebuah perjalanan untuk mencari arti proses kehidupan diumur kami yang masih 20-an.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun