Mohon tunggu...
Bibhu Kelabu
Bibhu Kelabu Mohon Tunggu... -

manusia biasa, yang ingin belajar kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cerita Pagi dengan Sifat Nabi

21 Oktober 2013   11:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:14 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini sungguh mengharankan bagiku, beta tidak? Biasanya jam setengah selimut masih menutupi wajahku. Tetapi kali ini tidak.

“kring,,,,,,,,,,,” bunyi jam bekerku meledak ditelinga. Waktu menunjukan pukul  01.00 pagi. “hemm…” gerutuku geram bangun di tengah malam.

Aku sadara kalau tadi aku tidurnya cukup sore.

Ku coba memulai hidup dengan membuka lepi, sebagai jendela terdekat dan jangkaunya pun luas karena di sanalah jendela dunia, internet.

Ku berjalan ke dapur untuk memasak air untuk secangkir the hangat dan semangkuk mie instan. Kakiku gontai melangkah kedepan, tujuanku kali ini adalah kamar mandi. Tempat favoritku setelah bngun tidur. Bagiku di sanalah sumber inspirasi nakal mulai keluar berceceran berbarengan berak.

Aku pun seperti biasa menemukan hayalan inspirasi d balik jeruji kamar mandi. “bila aku kaya aku akan beli buku sebanyak-banyaknya, membuat perpustakaan pribadi yang minimalis dan unik. Dilengkapi meja, kursi dan kasur yang dipenuhi dengan buku.” Salah satu gambaran masadepanku.

Akhirnya selese juga, ku balikan badan menuju dapur untuk menyeduteh dan mie instan yang sudah ku siapkan sebelum berak dan berimajinasi.  Hemmh,,, enak nian, the hangat bersama mie rebus. Duapertiga perutku kini sudah terisi makanan dan air, sepertiganya untuk udara. Itulah seingatku ajaran para guru waktu dulu, sepertinya untuk sepertiga udara diperutku aku tidak sependapat. Lalu ku lengkapi dengan siysa, “rokok fir’aun” ucap sebagian temanku. Nikmat bener pagi ini, semangkuk mie rebus, the hangat dan siysa rasa anggur.

Buku bacaanku kian menumpuk ku pegangi satu-satu untuk menyelesaikanya. Buku pertama yang kubaca adalah siroh nabawiyah. Disana aku diajarkan betapa besar keagungan Nabi Muhammad, yang mana disebutkan bahwa cukup dengan sejarahnya untuk mengutarakan mu’jizatnya. Selain itu pelajaran yang kudapat pagi ini adalah kecintaan atau mahabbah itu ada tiga macam, di antaranya adalah mahabbah ajlal, seperti mahabbahnya orang tua pada anaknya, yang kedua adalah mahabbah syufqoh, yaitu seperti mahabbah seorang anak, dan yang ketiga adalah mahabbah istihsan, yaitu mahabbah untuk semua manusia. Itulah mahabbah yang dimiliki Nabi.

Indah nian membaca buku ini, buku diktat kuliah tentang siroh nabawiyah. Untuk menyatukan suasana ku putar lagu sholawat agar nuansa kenabian kian terasa.  Alangkah rindunya tubuh ini untuk menyelami ruh ketuhanan seperti  ajaran para nabi yang pertama tentang ketauhidan.

Sedikit cerita di pagi hari untuk mengisi waktu luang di sela-sela buku yang kubaca.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun