Puisi adalah karya pertama manusia, sebelum ada peradaban berupa buku puisi telah ada melalui kata-kata yang dituturkan dari satu penutur ke pendengar yang kelak menjadi penutur yang terus berulang, dari generasi ke generasi. Puisi bukan hanya tentang susunan kata semata yang indah dan enak didengar, puisi lebih daripada itu.
Menurut Aristoteles, puisi berperan dalam membuat penyucian diri guna menekan nasfu-nafsu buruk. Puisi memiliki efek pengingat dalam segala hal, baik pengalaman yang menyenangkan maupun memilukan. Dalam perjalanannya, puisi berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman dan berbagai cara.
Puisi yang dirupakan dalam bangunan akan menjadi arsitek. Puisi yang dirupakan dalam nada akan menjadi lagu. Puisi yang dirupakan dalam gambar akan menjadi lukisan. Puisi yang dirupakan dalam foto akan menjadi fotografi. Dan puisi yang dirupakan dalam kata akan menjadi puisi yang menemukan bentuknya sendiri.
Bahasa gampangnya, puisi adalah alat dalam mengekspresikan diri yang paling memungkinkan untuk kita lakukan, meskipun kita memiliki kekurangan maka puisi menjadi perantaranya. Puisi adalah satu-satunya yang mampu merangkul manusia dalam keterasingannya (John Keats).
Jadi, tidak perlu minder bila kawan merasa bukan orang bijak, selama kita mau menulis perasaan kita pada secarik kertas atau media lain yang bisa ditulis, maka puisi akan muncul dengan sendirinya karena puisi adalah luapan diri kita. Karena setiap orang memiliki kebebasan dalam mengartikan setiap puisi sesuai dengan kehendak sendiri.