Mohon tunggu...
Kyai Nusantara
Kyai Nusantara Mohon Tunggu... Jurnalis - Pecinta Kyai Nusantara

hanya seorang pengagum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membela KH Imam Jazuli dan Menolak Sangkaan NU Garis Lurus

15 November 2019   06:37 Diperbarui: 15 November 2019   14:28 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH.Taufik Ardani, MA.(Dok. pribadi)

Bukankah cara kita hidup bermasyarakat itu harus ikut saran dari Hadratus Syeikh Hasyim Asyari. Dan dalam Muqoddimah Qanun Asasi, beliau mengatakan, "seperti dimaklumi, manusia tidak dapat tidak bermasyarakat, bercampur dengan yang lain; sebab seseorang tak mungkin sendirian memenuhi segala kebutuhan-kebutuhannya. Dia mau tidak mau dipaksa bermasyarakat, berkumpul yang membawa kebaikan bagi umatnya dan menolak keburukan dan ancaman bahaya dari padanya?"

Ketiga, dengan mendirikan aliran NU Garis Lurus, padahal masih ada PBNU, Ustad Idrus Ramli, Ustad Yahya al-Bahjah, dan Ustad Luthfi Bashori, mereka telah menginjak-injak ajaran Hadratus Syeikh Hasyim Asy'ari, yang mengatakan: "Mereka mengajak kepada kitab Allah, padahal sedikit pun mereka tidak bertolak dari sana. Mereka tidak berhenti sampai di situ, malahan mereka mendirikan perkumpulan pada perilaku mereka tersebut. Maka kesesatan semakin jauh. Orang-orang yang malang pada memasuki perkumpulan itu".

Dalam memahami substansi tulisan maupun ceramah Kiai Imam Jazuli, penulis menangkap intinya. Sebenarnya, Kiai Imam hanya ingin mengatakan bahwa ciri-ciri PBNU sejati itu adalah penuh kasih sayang, lemah lembut, rukun, bersatu, dan dengan ikatan jiwa raga. Jika ada kelompok menamakan diri sebagai NU, tapi perilakunya main tuding, main serang, suka menyudutkan kelompok lain yang berbeda dan suka menilai orang lain telah sesat, maka kelompok semacam itu adalah kelompok penyeleweng ajaran Hasyim Asy'ari.

Kiai Imam Jazuli melihat NU Garis Lurus telah menyelewengkan ajaran penting Hadratus Syeikh Hasyim Asyari, yang sudah menggarisbawahi ciri-ciri NU sejati dalam seruannya itu: "Marilah Anda semua dan segenap pengikut Anda dari golongan para fakir miskin, para hartawan, rakyat jelata dan orang-orang kuat, berbondong-bondong masuk Jam'iyyah yang diberi nama "Jam'iyyah Nahdlatul Ulama" ini. Masuklah dengan penuh kecintaan, kasih sayang, rukun, bersatu dan dengan ikatan jiwa raga."

Hemat penulis, jika NU Garis Lurus itu hadir sebagai aliran pemikiran (intelektualisme) saja, maka kemunculannya patut diapresiasi. Penulis kira Kiai Imam Jazuli akan ikut mengapresiasinya. Karena gaya NU Garis Lurus dapat menjadi penyeimbang bagi gaya aliran intelektual JIL, keduanya tumbuh dalam lingkaran NU. Tetapi, jika NU Garis Lurus itu hadir dengan klaim sebagai kelompok pembawa kebenaran mutlak/absolut, atas nama ajaran agama yang benar versi mereka, sehingga di luar sana tidak ada kebenaran lagi, maka hal itu tidak bisa dibiarkan. Kelompok mereka betul-betul mirip kelompok Neo-Khawarij yang radikal. Jika sudah mengusung absolutisme, ia keluar dari tradisi kaum ulama.

Khawarij klasik pada mulanya hanya gerakan akidah. Tetapi, akidah yang tempatnya di dalam hati menjelma gerakan politik. Ia mengusung paham absolutisme, yaitu keyakinan bahwa kebenaran ada pada kelompoknya sendiri, sehingga kubu politik Ali dan Muawiyah dituduh telah menyimpang dari akidah yang benar versinya. Kiai Imam Jazuli melihat potensi NU Garis Lurus menjelma kelompok radikal, pemecah belah kerukunan dan persatuan umat, bangsa dan negara, bermodalkan keyakinan akidah Ahlus Sunah wal Jamaah versi mereka. Hal ini ditentang keras oleh Hadratus Syeikh Hasyim Asy'ari.[]

*Penulis Merupakan Pengasuh Pesantren Aswaja Karawang, Wakil Bendahara PWNU Jawa Barat. Alumi Universiti Kebangsaan Malaysia, faculty Human Sains. Komisaris PT.Aswaja  Utama Group

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun