Mohon tunggu...
Alfredo Kway
Alfredo Kway Mohon Tunggu... Guru - Berusaha berbuat yang terbaik Untuk Tanahku Papua

Saya hanya mahasiswa Papua yang ingin sukses dan kembali membangun tanah kelahiran, Tanah Papua yang selalu saya rindukan, dan hanya dengan Tulisan saya menyuarakan Kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kenapa Saya Orang Papua Tidak Mendukung OPM

17 Desember 2018   06:05 Diperbarui: 17 Desember 2018   06:15 2095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin, ketika saya tiba di kampus untuk bimbingan pembuatan tesis saya, salah seorang teman saya yang saya ketahui sering membaca tulisan saya (karena sering saya share dalam halaman jejaring sosial milik saya) bertanya kepada saya "Sobat, kamu orang Papua, kenapa kamu tidak mendukung OPM ?, bukannya mereka adalah saudara-saudaramu juga ?".

Saya pun terdiam sebentar mendengar pertanyaan ini. Pertanyaan yang begitu menarik, bukan hanya dari teman saya kepada saya, tapi dari saya kepada diri saya sendiri.

Saya tidak menjawab pertanyaan ini dengan kalimat seperti layaknya jawaban seorang nasionalis sejati, Saya hanya mahasiswa yang berasal dari Papua dan ingin sukses dan kembali membangun tanah kelahiran, Tanah Papua yang selalu saya rindukan.

Pandangan saya yang kebanyakan tidak sejalan dengan pandangan saudara-saudara saya, para simpatisan OPM adalah berdasarkan apa yang saya liat, apa yang saya tahu, apa yang saya dengar dan apa yang saya rasakan. Oleh karena itu, pertanyaan teman saya itu saya jawab dengan beberapa alasan yang saya rasakan selama ini.

Ada beberapa alasan, kenapa saya, sebagai seorang anak asli Papua, tidak bisa sejalan dengan pandangan OPM dan para simpatisannya, yang notabenenya merupakan saudara-saudara saya satu suku dan satu Papua:

Pertama, saya pribadi bersama sebagian besar warga papua sangat merindukan dan menginginkan kedamaian ditanah papua, Ya, saya benar-benar menginginkan Papua yang damai, tapi kenyataannya para anggota OPM ataupun simpatisannya selalu menentang usaha-usaha menuju Papua yang damai, bahkan seakan mereka tak pernah menciptakan kedamaian di Tanah Papua.

Saya pernah menuliskan bahwa sepanjang tahun 2017 hingga tahun 2018, setiap bulannya selalu ada kontak senjata antara OPM, yang sering disebut sebagai Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) dengan aparat keamanan. 

Serangan-serangan tersebut dilakukan oleh berbagai kelompok dengan pimpinan yang berbeda. Ketika ada salah satu kelompok dari OPM ini mulai peduli dan sadar dengan perdamaian di Papua, maka ia akan dihujat oleh mereka OPM sebagai antek NKRI.

Contohnya adalah pada Januari 2014 lalu, ketika Lambert Pekikir, salah satu pimpinan kelompok OPM di Keerom mencoba menjaga perdamaian di kampungnya sendiri, Keerom, dengan mendeklarasikan "Deklarasi Keerom Damai". Lambert Pekikir, salah satu pimpinan OPM yang paling senior yang bertahun-tahun hidup di hutan pun dihujat habis-habisan.

Hal yang menggelikan adalah pihak yang menghujat Labert Pekikir adalah KNPB, simpatisan muda OPM yang hidup di perkotaan dan tokoh-tokoh OPM di luar negeri, yang memiliki kehidupan nyaman di negaranya masing-masing.

Kemudian Pada Tahun 2017 sd 2018, seluruh jagad raya dunia ini pasti tahu akan kekejaman KKSB OPM yang menyandera, memperkosa, membakar bahkan membunuh warga di Banti Timika, kekejaman mereka seakan lupa akan jati diri Orang Papua yang Cinta Damai dan suka menebarkan Kasih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun