Mohon tunggu...
Lensa Karana Media
Lensa Karana Media Mohon Tunggu... Penulis - Media komunikasi Pramuka Banyuwangi

Akun official Lensa Karana Media untuk semua informasi tentang Pramuka Banyuwangi dan Nasional serta informasi positif lainnya, info Update liputan kontak 085236662268

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Catatan Ringan | Kwartir Cabang yang Dirindukan (Bagian 1)

20 Desember 2018   05:07 Diperbarui: 20 Desember 2018   13:34 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prantos Supriyadi berusia 54 tahun, dia adalah seorang guru sekaligus pembina di Gugusdepan yang berpangkalan di SD Negeri 4 Kandangan, Sumberdadi, Pesanggaran.

Selain pembina pramuka, ia juga menjadi pelatih pembina pramuka di lingkungan Pusdiklatcab "Macan Putih" Kwartir Cabang Banyuwangi sebagai lulusan Kursus Pembina Pramuka Tingkat Dasar (KPD) untuk golongan siaga.
 
"Pramuka di Kwartir Ranting Pesanggaran cukup aktif dalam kegiatan yang dilakukan baik tingkat ranting maupun tingkat cabang, seperti LT 2 ataupun LT 3. Walaupun belum sempat untuk menjadi perwakilan dari kabupaten, ada dua gugusdepan tingkat sekolah menengah pertama yang cukup eksis di Pesanggaran, walaupun dengan minimnya jumlah pelatih di Pesanggaran, antara lain KPL 1 orang, Kak Wajiyo dan KPD 2 orang, Kak Rojikon dan saya sendiri," ungkapnya saat ditemui pada kesempatan Penyegaran Pelatih Pembina Pramuka Kwartir Cabang Banyuwangi bertempat di Dusun Cangaan, Genteng, Senin (17/12/2018).

Prantos mengatakan, kwartir cabang kurang mengayomi pramuka yang ada di pelosok, terutama dalam hal tata administrasi yaitu belum terlalu jelasnya standar tata administrasi kepramukaan.

"Bisa saja hal tersebut dicari, akan tetapi lebih baik kalau pihak kwartir cabang melakukan sosialisasi sendiri ke wilayah-wilayah yang cukup terpelosok agar lebih jelas dan tidak ada kesimpangsiuran informasi," jelasnya.

Dia juga mengungkapkan kalau di Pramuka itu, istilahnya membeli baju sendiri, ditempel-tempeli sendiri dengan sesuai prosedur yang berlaku.

"Kebanyakan pembina Pramuka di sekolah dasar kekurangan SDM, mereka meminta bantuan adik-adik penegak untuk ikut membantu membina. Akan tetapi kebanyakan penegak tersebut dari segi psikologinya, adik-adik siaga diperlakukan seperti penegak. Dan juga kebanyakan untuk pramuka itu tidak secara rutin, yaitu hanya fokus apabila mereka mau mengikuti kegiatan saja. Akan tetapi kalau tidak, maka akan seperti mati suri," papar Prantos.

Dia juga mengevaluasi kurangnya pengetahuan penegak sebagai pembantu pembina, sering terjadi pada saat latihan pramuka tingkat penggalang, mereka lupa melakukam upacara pembukaan maupun penutupan
 
Terakhir, dia berharap Pramuka di Banyuwangi kedepannya, muncul pembina-pembina golongan siaga lebih banyak lagi. sehingga lahir Pramuka Garuda di golongan siaga yang memang benar-benar mempunyai kemampuan mumpuni.

"Hal itu harus dilakukan dengan pembinaan yang berkelanjutan, agar benar-benar terbentuk pramuka garuda yang mumpuni," pungkasnya.

Penulis : Destyan Nico P
                   Zakiya Thohirah
Editor   : Mohamad Arif Fajartono

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun