Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Segelas Kopi Jumadi

15 Januari 2019   20:32 Diperbarui: 15 Januari 2019   20:36 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc. Picjoke.com dan (doc.pribadi)

Rintik senja halangi langkah kaki
Hujan deras kian menyelimuti
Bergegas mencari tempat berlindung diri
Berlari tak hiraukan luka di kaki

Sebuah bangunan akhirnya ku dapati
Keluarlah sesosok lelaki
Senyum manis membalas kata permisi
Sungguhlah ramah di senja ini

Perlahan di berikanlah kursi
Tak lupa aku pun berterima kasih
Bercerita kesana kemari
Menanti hujan tak kunjung berhenti

Namanya Jumadi
Ibunya bernama Juni
Bapaknya bernama Mardi
Begitu dia perkenalkan diri
Aku pun tertawa geli

Sungguh ramah Jumadi ini
Walaupun bukan saudara atau famili
Sifatnya perhatian sekali
Aku pun kagum dalam hati

Tibalah rasa dingin merasuki
Seluruh badan kedinginan sekali
Dengan cekatan Jumadi beraksi
Segelas kopi hitam hangatkan diri

Namanya Kopi Jumadi
Kopi hitam terseduh dengan hati
Saat menyuguhkan segelas kopi
Terlihat jelas muka Jumadi di air kopi

Saat hujan tak kunjung berhenti
Kopi Jumadi menjadi solusi
Panas, kental legit sekali
Nikmatnya sulit di ungkapkan kembali

Terima kasih Jumadi
Atas rumahnya tersinggahi
Atas kopi yang hangatkan raga ini
Atas hujan yang kini telah berhenti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun