Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menularkan Virus Literasi Digital di Kompasiana kepada Anggota Pramuka

29 Juli 2018   04:40 Diperbarui: 29 Juli 2018   05:12 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu, 28 Juli 2019 tepatnya pukul 09.30 -- 11.30 WIB, saya di berikan kesempatan untuk berkumpul sekaligus bersilaturahmi dengan para anggota Gerakan Pramuka Penegak dan Pandega atau anggota Pramuka yang berpangkalan di SMA/SMK/MA dan Perguruan Tinggi Se- Wilayah Cirebon ( Kota Cirebon, Kab. Cirebon, Kab. Kuningan, Kab. Indramayu dan Kab. Majalengka ), dalam rangka HUT Racana IAIN Syech Nurjati Cirebon ke- 29, yang dalam rangkaian hari jadinya itu menggelar acara " Saresehan Pramuka Penegak dan Pandega Se- Wilayah Cirebon " dengan mengambil topic bahasan tentang " Peran Anggota Pramuka dalam turut serta Melestarikan Budaya Lokal ".

Sungguh merupakan suatu kehormatan tersendiri bagi saya, yang awalnya saya pikir di undang atas nama Pengurus Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Cirebon sekaligus juga Sekretaris Pusdiklatcab Kota Cirebon karena Racana IAIN Syech Nurjati Cirebon akan menggelar Kursus Pembina Pramuka Tingkat Mahir Dasar ( KMD ).

Namun saat malam di konfirmasikan kepada pihak panitia penyelenggara, ternyata bukan alasan itu mengundang saya sebagai pemateri saresehan, namun hampir kebanyakan Panitia atau di Racana biasa disebut Reka Kerja, ada alasan tersendiri yang mereka lihat berkaitan dengan aktifitas saya di jejaring sosial, yang sering mereka baca setiap tulisan saya berkaitan dengan kegiatan kepramukaan maupun tulisan lainnya baik di blog pribadi maupun di Kompasiana.com.

Maka pada akhirnya, saat menyampaikan pemaparan tentang beberapa budaya lokal yang saat ini berkembang di Cirebon seperti adat istiadat, bahasa, kesenian, serta situs-situs peninggalan bersejarah yang ada di Cirebon atau bangunan cagar budaya, dengan gamblang saya sampaikan kepada seluruh peserta saresehan yang semuanya adalah anggota Pramuka, karena kebetulan sekali pernah di bekali tentang sosial, budaya dan politik pada saat zaman kuliah dulu.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Setelah saya memaparkan gambaran-gambaran di atas, saya pun menanyakan kepada seluruh peserta, apa sih peran anggota Gerakan Pramuka di Wilayah Cirebon ini terhadap pelestarian budaya-budaya lokal yang ada di Cirebon ini ?. hampir semua peserta terdiam dan tersenyum saat mata saya memandangi satu persatu peserta yang hampir seratusan orang tersebut.

Akhirnya saya ceritakan keterenyuan dan kebangaan saya kepada peserta yaitu saat membaca beberapa artikel di Kompasiana yang dibuat oleh para mahasiswa jurusan fotografi dari Jakarta yang beberapa bulan lalu melaksanakan karya wisata di Cirebon dan sekitarnya untuk explore potensi-potensi wisata dan kerajinannya, yang kemudian mereka tulis dan muat di Kompasiana.

Kepada peserta pun saya sampaikan, bahwa orang lain di luar Cirebon saja mau dan bangga berkunjung dan mempromosikan beberapa potensi lokal Cirebon kepada kalayak ramai melaui jejaring sosial atau media daring lainnya, sementara sebagai warga Cirebonnya sendiri hanya diam dan menjadi penonton saja, maka saya pun mengetuk bahwa kini saatnya anggota Pramuka Penegak dan Pandega se-Wilayah Cirebon ini untuk dapat mempergunakan gawainya dengan kegiatan-kegiatan positif, salah satunya adalah dengan membuat jejak digital di media sosial bahkan bila perlu buat akun di Kompasiana.com, untuk dijadikan wahana tongkrongan baru bagi anggota Pramuka Cirebon.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Karena menyangkut jejak digital di Kompasiana, maka saya pun sedikit banyak menceritakan tentang suka dan duka pengalaman menulis di Kompasiana selama lebih kurang 1,2 tahun ini. Bahkan saya pun mengajak ke semua peserta untuk saatnya membuat taman-taman literasi digital di setiap Gugus Depannya, agar semua kegiatan Kepramukaan maupun pembuatan karya tulis lainnya bisa di rembukkan dan di bahas di taman-taman literasi di setiap pangkalan Gudepnya untuk selanjutnya di explore melalui jejaring sosial atau blog-blog yang mereka buat dan kelola.

Atas penjelasan yang cukup melelahkan dan menyenangkan itu, hampir semua peserta penasaran akan taman literasi digital, maka pada sesi dengar pendapat mereka menanyakan lebih lanjut dan dengan senang hati secara perlahan saya pun menjelaskannya.

Akhirnya tanpa di sadari waktu dua jam yang di sediakan panitia untuk menyampaikan materi kepada peserta saresehan tanpa disadari telah habis, yang di tandai dengan suara adzan duhur dari Masjid Kampus IAIN Syech Nurjati Cirebon. ***TPS 28072018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun