Disetiap bulan ramadhan, sudah di pastikan akan maraknya pasar dadakan di pusat-pusat keramain kota maupun di sepanjan jalan-jalan utama di setiap daerahnya, begitu juga di Kota Cirebon, di setiap tahunnya hampir di setiap jalan-jalan utama, di kanan-kirinya berdiri meja dengan berbagai hidangan untuk berbuka puasa. namun tetap saja, alun-alun Kejaksan Kota Cirebon dengan Masjid At-Taqwa nya selalu saja menjadi pusat keramaian orang berkumpul menunggu adzan magrib (ngabuburit).
Bagi para pedagang momentun orang nagbuburit di alun-alun Kejaksan, di pastikan akan mendatangkan rejeki yang halal untuk persiapan lebaran nanti, maka tak ayal sebelah selatan alun-alun Kejaksan yaitu jalan Kartini dan sebelah Timur Alun-alun yaitu jalan Siliwangi dan sebelah Utara alun-alun yang merupakan kawasan kongkow, kini penuh sesak di padati para pedagang musiman atau dadakan hanya untuk berdagang menu berbuka puasa saat magrib nanti.
Dalam orasi dan tuntutannya, para pedagang tajil itu tetap ingin memaksakan diri untuk berdagang di sekitar alun-alun Kejaksan, dengan alasan, empat lokasi yang telah di siapkan oleh Pemerintah Kota Cirebon seperti di Depan BAT Cirebon, Lapangan Kebumen Jl. Merdeka, Keraton Kacirebon Jl. Pulasaren dan Halaman Parkir Gedung Pusdiklatpri Jawa Barat di Jl. Cipto Mangunkusumo, sepi pembeli karena bukan pusat ngabuburit masyarakat.
Keberadaan pasar dadakan di bulan Ramadan, di setiap tahunnya selalu saja tak lepas dari permasalahan, permasalahan klasik di setiap harinya, yaitu sepanjang jalan Kartini dan siliwangi sejak pukul 16.00 -- 19.00 WIB selalu macet total, lebih riskan lagi, 100 meter dari pusat keramaian atau dari masjid At Taqwa Cirebon adalah pintu perlintasan Kereta Api yang sangat padat dan dekat dengan stasiun Kejaksan Cirebon, maka tentu saja rasa was-was Pemerintah Kota Cirebon akan dampak dari pasar dadakan tersebut bisa berdampak sesuatu yang tidak diinginkan, makanya sengaja pemerintah Kota Cirebon memindahkan lokasi pasar dadakan ramadhan dari alun-alun Kejaksan di pecah menjadi 4 lokasi yang sudah ditentukan, namun karena sepi pembeli, pedagang pun kembali memenuhi pinggiran alun-alun Kejaksan terutama sepanjang jalan Siliwangi.