Dentang suara tiang listrik, dipukul hansip sangat berisik, membuat tidurku terusik, buyarkan segala impian nan asyik
Kini ku terbangun dalam gelapnya malam, sudut ruang nan temaram, wajah bercorak lebam, masih terbayang mimpi nan tersulam
Percikan air wudlu segarkan pandangan, sarung ku gulung perlahan, sajadah mewangi ku bentangkan, do'a dan sujud kami persembahkan
Jelang pagi kian berarti, gawai ku sentuh kembali, merangkai kata menjadi puisi, tak peduli kataku basi
Kini sarung ku buka kembali, mencari tahu Pak Hansip tadi, kan ku ucapkan rasa terima kasih, karenanya aku bertahajud lagi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!