Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terbangun

19 April 2018   03:27 Diperbarui: 19 April 2018   03:37 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: radar.karawang.com

Dentang suara tiang listrik, dipukul hansip sangat berisik, membuat tidurku terusik, buyarkan segala impian nan asyik

Kini ku terbangun dalam gelapnya malam, sudut ruang nan temaram, wajah bercorak lebam, masih terbayang mimpi nan tersulam

Percikan air wudlu segarkan pandangan, sarung ku gulung perlahan, sajadah mewangi ku bentangkan, do'a dan sujud kami persembahkan

Jelang pagi kian berarti, gawai ku sentuh kembali, merangkai kata menjadi puisi, tak peduli kataku basi

Kini sarung ku buka kembali, mencari tahu Pak Hansip tadi, kan ku ucapkan rasa terima kasih, karenanya aku bertahajud lagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun