Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Malam di Goda Santy

21 Maret 2018   01:58 Diperbarui: 21 Maret 2018   02:19 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tengah malam yang ku lewati,  tuk pulang ke peraduan kembali,  usai seharian mengais rejeki,  kini saatnya ku kembali

Sungguh malam berbalut keki, hadirkan senyum-senyum sendiri,  bahkan sempat tertawa keras sekali

Jalan remang ku lewati,  sesaat motorku berhenti,  tuk melihat isi tangki, aroma bensin menyengat sekali

Terkaget saat menatap ke sisi,  wanita cantik telah berdiri,  namun ada yang ku curigai,  dia bukan wanita asli

 "hay lekong,  ajak akika jali-jali, cacamarica mekong,  eike soraya perucha"

Sungguh aku tak kuasa menahan geli,  apalagi tuk mengerti,  bahkan rasa takut menghinggapi,  ingin rasanya segera berlari

Hening malam di goda banci,  bidadari malam berjakun dan berbulu kaki, wajah ayu namun imitasi,  lenggoknya bak pragawati

Rasa geli belum pergi, dia itu santo tapi malam menjadi santi, hanya takut pada polisi,  saat razia bak lomba lari

Rupamu bak bidadari,  hiasmu bak permaisuri,  namun kenapa kencingmu berdiri,  dan bingung pilih kamar mandi

Ya sudahlah,  biarkan mereka menikmati,  atas upaya merubah diri,  semoga keluargaku tak ada yang mengikuti

(Tak ada foto ilustrasi,  mau di foto lari) 

Cirebon,  21032018 (01.30)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun