Mohon tunggu...
Zainul Kutubi
Zainul Kutubi Mohon Tunggu... Administrasi - Menceritakan sesuatu lewat tulisan

Suka menulis puisi di tumblr: tulisanzainn.tumblr.com | ig: @zkutubi | twitter: @Al_kutub | Email: Al_kutub@ymail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisah Pilu Persija Jakarta di Hari Jadi yang Ke-92 Tahun

28 November 2020   10:44 Diperbarui: 28 November 2020   10:52 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo 92 tahun persija jakarta (sumber: jakonline.asia)

Hari ini (28/11/2020) menjadi hari bersejarah bagi Persija Jakarta. Tim Macan Kemayoran merayakan hari jadinya yang ke-92 tahun. Banyak torehan emas yang telah diraih klub yang berdiri dengan nama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ) ini.

Juara 9 kali kompetisi Perserikatan serta 2 kali juara Liga Indonesia dan menjuarai berbaggai  turnamen nasional-internasional membuat Klub yang berkandang di Stadion Gelora Bung Karno ini menjadadi salah satu klub yang tersukses di Indonesia.

Namun, dibalik kesuksesannya ada cerita pilu yang kerap dirasakan klub Ibu Kota ini. Selain sering berpindah-pindah home base pada kurun satu dekade terakhir, Persija acap kali terkena imbas dari permasalahan force majeure yang beberapa kali mengganggu kestabilan kompetisi Liga Indonesia.

Force Majeure adalah kejadian atau keadaan yang terjadi diluar kuasa dari para pihak yang bersangkutan, sehingga suatu kegiatan tidak dapat berjalan dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Dalam keadaan force majeure memang bukan hanya Persija saja yang dirugikan, hampir semua klub yang berkompetisi tentu mengalami kerugian. Namun, yang unik ialah ketika kompetisi sepak bola di  Indonesia terhenti atau dihentikan karena alasan force majeure  maka Persija selalu menjadi sorotan utamanya. Mengapa demikian? Mari kita lihat ulasannya.

Dalam catatan sejarah, kompetisi Liga Indonesia pernah 3 kali terhenti karena alasan force majeure yaitu musim 1997/1998, 2015, 2020. Untuk tahun yang terakhir nasibnya masih menggantung karena belum dapat izin keramaian dari pihak kepolisian.

Dari ketiga musim tersebut, tentu alasan dibalik penghentiannya pun tak sama.

Pada gelaran Liga Indonesia IV (Ligina IV) musim 1997/1998. Persija yang saat itu berambisi merebut titel juara sangat serius membangun tim-nya. Kala itu berbagai pemain bintang didatangkan sebut saja Nur Alim pemain terbaik Ligina III musim 1996/1997.

Selain itu masih ada pemain beken lainnya seperti Miro Baldo Bento, Budiman Yunus, sampai Olinga Atangana. Namun, rencana Persija untuk merebut gelar juara di musim 1997/1998 buyar.

Musim 1997/1998 kompetisi dihentikan di tengah jalan karena alasan krisis moneter dan kondisi keamanan di berbagai wilayah Indonesia yang saat itu tidak aman, alias penuh dengan kerusuhan karena imbas dari keadaan politik yang memburuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun