Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

"Membumikan" Konsep dan Makna "Net-Zero Emissions"

16 Oktober 2021   16:15 Diperbarui: 16 Oktober 2021   16:28 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumahku Adalah Juga Tempat Kerjaku Dan Taman Sejuk Di Sekelilingku | Pribadi

 Net -Zero Emissions” kata yang mulai dipopularkan pada 2015 sejak  Konferensi Tingkat Tinggi Iklim di Paris.  Buat saya rasanya baru sebatas sebuah kata tanpa makna. Hanya sekedar tahu arti terjemahannya  “Nol-Bersih Emisi”. Maknanya…? Ah…,saya tak tahu, tak peduli!  Itu dulu…, saat saya  benar-benar tak ambil pusing pada konsep besar yang hebat ini.

Saya mencoba mengcross cek pemahaman kata yang sama pada beberapa teman sebaya. Mereka banyak yang menggelengkan kepala. Tak tahu maknanya. Kutelusuri kebeberapa tingkat masyarakat  tentang pemahaman makna “Net-Zero Emissions” nyaris hampir semua sama. Tak tahu maknanya. Terus saya berpikir bagaimana dengan pemahaman mereka yang baru sebatas TK, SD, SMP, SMA atau mereka yang kuliah di Universitas sana?

Rasanya ada sesuatu yang salah. Kesalahan fatal yang sedikit mendasar. Sebuah konsep besar dan hebat tentang Iklim dunia “hanya baru sebatas Konsep mewah” yang dipahami oleh beberapa “gelintir” orang yang “concern” terhadap perubahan iklim dunia untuk generasi manusia selanjutnya. Di tataran pengambil kebijakan pemerintahan mungkin sudah; lembaga Swasta dan LSM mungkin baru beberapa yang aktif memberi dukungannya; sementara yang lainnya ? Sebuah tanda tanya besar. (?)

Berbicara melibatkan dunia artinya berbicara konsep besar. Apalagi merubah pola pikir dan prilaku penghuninya tentang sebuah perubahan. Yang mengajak minimal sebagian besarnya; kalau pun tidak bisa semua,  mendukung konsep perubahan yang dikehendaki. Dalam kata lain semua harus terlibat.  Semua harus mengambil peran. Tentu sesuai porsinya. Semuanya bagaikan sebuah mata rantai. Tak boleh ada yang “kendor”, apalagi terputus.

Biarlah di PBB sana membuat kebijakan besarnya, merumuskan strategi global dan membuat aturan mainnya.  Biarlah negera-negara lain termasuk pemerintah Indonesia dengan kebijakannya. Membuat kebijakan tentang Efisiensi Energy, pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), Penerapan Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan sebagainya. Itu memang Porsinya.

Lalu Masyarakat awam, apa perannya? Paham pun mungkin tidak. Kalau pun ada yang paham. Jumlahnya tak banyak. Itulah letak kesalahan dasarnya.  Konsep ini belum membumi. Konsep “Net -Zero Emissions” belum menjadi “Generik” seperti konsep “Aqua” yang telah dipersepsikan untuk semua air putih dalam kemasan plastik olah sebagian besar masyarakat. Apapun Merk nya.

Konsep ini pun tidak di “promosikan” kehebatan dan manfaatnya di berita-berita media elektronik dan media social seperti hebatnya dampak “Virus Covid 19-Corona” pada kehidupan manusia. Kalau Covid 19 berdampak pada jutaan manusia dalam satu periode Pandemi saja, maka efek kegagalan konsep “Net-Zero Emissions” menghantam beberapa generasi umat manusia setelah kita, juga mahkluk hidup lainnya, yang jumlahnya sangat-sangat luar biasa. Tidak dalam satu aspek kehidupan. Tapi hampir di semua kehidupan yang akan dijalaninya. Mengerikan!

Lalu saya mulai melamun bagaimana cara sederhana membumikan konsep “Net-Zero Emissions” dari level atas hingga terus berputar di level bawah, yang akan terus berputar dengan sendirinya menjadi pemeran aktif mewujudkan konsep yang hebat dan luar biasa ini.

Lalu saya menemukan sebuah kata kuncinya; ”Kebiasaan”atau “Habit” dalam bahasa Inggrisnya dan merubahnya menjadi slogan “jadikan ini kebiasaan kita” lalu kita jadikan ini sebagai bagian “gaya hidup” setiap manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun