Ada sekelompok penduduk local berkumpul dalam sebuah lingkaran. Seorang duduk diatas kursi kecil, bertutur dengan bahasa arab kadang berbahasa Berber (bahasa resmi kedua penduduk Marocco setelah bahasa Arab – walau bahasa Francis juga menjadi bahasa komunikasi sehari hari di Marocco). Wajahnya kadang serius, kadang sedih, kadang tersenyum diiringin dengan bahasa tuuhnya yang menarik.
Semua yang mendengar kebanyakan warga local,begitu memperhatikan, kadang tersenyum bahkan tertawa. Ternyata mereka sedang mendengar seorang pendongeng bercerita tentang kejadian-kejadian tertentu yang akrab dengan kehidupan masa lalu mereka. Tentu sesudahnya harus ada bayaran seikhlasnya dari para pendengar di tempat yang sudah disediakannya. Luar biasa, sesuatu hal yang sudah langka.
Kepada setiap peserta tour, sebagai Tour Leader saya selalu mengingatkan akan barang bawaan mereka terutama tas yang berisi dokumen passport, kartu kredit, kartu debet, uang cash dan dokumen penting lainnya.
Ada 3 “Philosofi Menjaga Milik Anda” yang harus mereka ingat :
- Tas Anda letakan di belakang; artinya isi tas itu milik orang, karena orang jahat diberi kesempatan untuk mengambilnya.
- Tas Anda letakan di sebelah kiri atau kanan; artinya isi tas jadi milik bersama, orang jahat masih punya peluang besar atas kesempatan yang anda berikan.
- Tas Anda letakan di depan dan dipegang erat/dijaga ketat; in syaa Allah semua isinya masih punya anda. Tak ada kesempatan untuk orang berniat jahat.
Semakin sore, Djamaa El-Fna semakin padat dengan mereka yang berbaur dalam pesta rakyat. Asap mulai mengepul dari warung-warung tenda dadakan yang sedang membakar ikan, ayam atau daging domba panggang. Asapnya bukan membuat sesak, tapi, membuat suasana lebih semarak walau di sana tidak ada panggung music yang hingar bingar.
Penduduk local dan turis terus berdatangan. Membuat Djamaa El-Fna yang tadi siang senggang semakin padat. Mereka berinteraksi saling membeli, saling membagi rezeki. Interasi social yang mendenyutkan jantung ekonomi semakin menjadi.
Djamaa El-Fna hanya lah sebuah nama yang tanpa arti bagi mereka yang belum pernah hadir di sini. Di tengah denyut nadi kota tua Marrakech. Tapi buat mereka yang pernah datang kesana dan merasakan bagaimana berinteraksi dengan penduduk setempat; akan merasakan sebuah kedekatan, seakan anda menjadi bagian dari mereka yang membentuk sebuah budaya popular dan tradisionil menjadi satu kesatuan.
Djamaa El-Fna…Alun-alun kota Marrakech untuk penduduk lokal dan turis mancanegara, termasuk kita di dalamnya.