Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menggapai Tahajud dan Subuh di Masjid Al Aqsha (Bagian Ketiga - Selesai)

29 Agustus 2021   05:00 Diperbarui: 29 Agustus 2021   07:05 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebahagian tersendiri berada di Masjid Al Aqsha (Dokumen Pribadi)

Mihrab Utama Masjid Al Aqsha al Masquf (Masjid Al Aqsha yang beratap) tepat berada dua shaf di hadapan diri ini.   Sebuah sejadah besar diletakan persis di depannya.   Berjarak dua meter di sisi kanan (bila kita menghadap Kiblat), bersebelahan dengan shaf pertama,  ada sebuah mimbar kayu dengan pembatas kaca.  Mimbar yang biasa digunakan untuk Kutbah saat sholat Jumat.  Berbahan dasar kayu dan dibentuk dalam ukiran yang menarik.  Cantik.

Mimbar ini adalah reflika asli Mimbar yang dibuat seorang yang ahli atas perintah Nuruddin Zanki yang kemudian dibawa oleh Salahuddin al Ayubbi, Panglima perang yang membebaskan Jerusalem dari para penguasa Pasukan Salib pada  2 Oktober 1187.  Setelah Jerusalem diduduki Pasukan Perang Salib selama 88 tahun.  Pasukannya berhasil menaklukkan mereka dalam perang selama tiga bulan.

Mimbar asli yang lebih dikenal dengan Mimbar Salahuddin,  merupakan karya elok arkeologi Islam yang mengingatkan kaum muslim kepada hari kemenangan yang nyata tersebut.  Mimbar yang terbuat dari kayu cedar ini berukiran indah dan dihiasi gading dan kerang mutiara.

Sayangnya mimbar asli ini terbakar pada tragedy pembakaran masjid Al Aqsha pada 21 Agustus 1969 yang dilakukan oleh ekstremis Australia bernama Dennis Michael William Rohan.   Walaupun saat itu umat muslim dan Kristen yang berada di area berusaha memadamkan kobaran api, namun dihalangi oleh pasukan penguasa yang sudah ada di lokasi.  Demikian juga saat mobil pemadam kebakaran yang datang dari kota-kota sekitar Jerusalem, seperti;  Tepi Barat Nablus, Ramalah, Al-Bireh, Bethlehem, Hebron, Jenin dan Thulkarem tiba, mereka semua dihalangi sang Penguasa.

Bentrokan kecil terjadi. Pompa air terdekat rusak dan selangnya terputus. Namun dengan cepat mereka mengambil inisiatif membentuk rantai manusia dengan menggunakan ember dan wadah lain seadanya mereka berhasil memadamkan kebakaran tersebut. 

Jumlah orang yang terlibat dalam upaya memadamkan api saat kebakaran tersebut mencapai lebih dari tiga puluh ribu warga Palestina.  Walau kerusakan berat tak dapat dihindari.

Tercatat beberapa kerusakan terjadi pada tragedy pembakaran ini, yaitu : Masjid Umar; Mihrab Zakaria; Maqom al-Arbain; tiga koridor masjid beserta tiang dan lengkungan yang menyangganya; lengkungan dan tiang-tiang utama penyangga kubah masjid; runtuhnya atap masjid; rusaknya hiasan dan dekorasi; beberapa bagian kubah  yang terbuat dari kayu yang terletak di dalam; mihrab-mihrab; dinding-dinding bagian kiblat; marmer dibagian dalam masjid; 48 jendela yang terbuat dari gypsum dan kaca yang berwarna-warni; karpet; dan mozaik surat Al-Isra yang dilapis emas yang terdapat di atas mihrab.

Shaf terdepan,  persis di depan Imam, terlihat telah terisi.  Terisi penuh oleh mereka yang hadir lebih dahulu.  Biasanya mereka adalah pengurus harian Masjid Al Aqsha al Masquf.   Semua penduduk Asli Kota Tua Jerusalem, Palestina.  Seorang tua paruh baya yang masih khusuk dengan sholatnya;  Seorang anak muda yang gagah, yang mengatur pelaksanaan sholat; Muazin yang masih terbilang muda; Seorang yang duduk diatas kursi plastic yang dipanggil dengan nama Ali, yang dengan tartil membaca al Quran;  dan dua orang lagi, yang masih khusuk dengan sholat tahajudnya.  Persis di sisi kanan merapat dengan mimbar salahuddin.

Kutempatkan diri ini persis di belakang Imam pada shaf ke dua.  Tak memaksakan diri berada di shaf pertama yang masih tersisa satu posisi di sisi kiri.  Memberi kesempatan untuk mereka yang memiliki negeri, penduduk asli, untuk menempati posisi.

Ada sedikit maksud tersembunyi pada diri ini (Semoga Allah mengampuni niat ini) Kutempatan posisi persis dibelakang Imam di shaf kedua.  Agar bisa berjumpa langsung dengan teman lama, sahabat tercinta, Sang Imam.  Berharap, sesuai kebiasaannya, menjadi Imam Masjid Al Aqsha Al Masquf di waktu Sholat Subuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun