"Tribulus terrestis", Tanaman Obat Pendongkrak Hasrat Seksual Wanita

Membahas masalah #sex selalu menjadi topik yang diminati setiap manusia. Karena pada dasarnya manusia  telahir memiliki hasrat sexual.  Namun karena kita hidup dalam budaya timur, masalah sex sering dianggap tabu untuk dibahas. Kali ini saya mencoba membahas  tanaman obat yang dapat meningkatkan hasrat sexual kaum wanita, karena banyak sekali wanita belum mengetahui dan mendapat edukasi perihal sex.

Yang sering menjadi pembahasan  adalah bagaimana meningkatkan gairah sexual pada pria, namun wanita juga perlu loh?. Terutama kaum wanita yang sudah menjelang usia  50 tahun keatas atau menjelang menopause. Sudah saatnya  wanita memiliki hak  yang lebih baik dalam kehidupan biologisnya. Tidak sekedar hanya melahirkan keturunan.  Kehidupan biologis wanita yang baik  berpengaruh juga dalam keharmonisan rumah tangga. Banyak terapi yang dilakukan untuk membantu meningkatkan gairah sexual wanita dengan pendekatan terapi dengan mengkonsumsi obat2an , herbal  dan terapi psikis.  

Salah satu herbal yang dapat membantu meningkatkan gairah sexual wanita adalah tanaman Tribullus terrestis, di Indonesia di namakan tanaman Rujak Polo. Tribulus merupakan tumbuhan tropis, tumbuh dan berkembang di dataran rendah sepanjang tahun sebagai tanaman gulma atau tumbuhan liar  yang tumbuh setinggi 10 - 50 cm. Tanaman ini mempunyai kemampuan untuk tumbuh pada tanaman tandus, kering, berpasir, hingga berbatu, tanaman ini berkembang biak melalui biji.

Tanaman Tribulus banyak tumbuh di negara Cina dan jepang. Di Indonesia terdapat 2 jenis Tribulus yaitu Tribulus terrestis dan tribulus citoides dan keduanya sudah dibudidayakan. Tribulus terrestis merupakan tumbuhan asal luar negri yang dibawa ke Indonesia untuk dibudidayakan.

Sedangkan Tribulus Citoides merupakan tanaman asli Indonesia yang banyak ditemui di dataran rendah kepulauan BAli hingga Nusa Tenggara.

Zat berkhasial dalam  biji Tribulus terrestis adalah golongan saponin(Protodioscin, Furostanol), Glikosida, Flavonoid, Resin, Tannin , sterol dan minyak essential. Sebagai bahan aktif adalah protodioscin serupa dengan DHEA (Dihidroepiandrosteron) sebagai bahan dasar hormon sexual (Testoteron dan Estrogen)( Tanobat.com).

Berdasarkan penelitian Akhtari dkk, 2014  menggunakan ekstrak etanol Tribulus terrestis dalam sediaan sirup, menyebutkan bahwa dilakukan  uji coba terkontrol plasebo double-blind acak untuk menilai keamanan dan kemanjuran Tribulus terrestris pada wanita dengan gangguan hasrat seksual hipoaktif   selama  bertahun-tahun masa subur mereka. 67 wanita dengan gangguan hasrat seksual hipoaktif secara acak diberikan  ekstrak Tribulus terrestris (7,5 mg / hari) atau plasebo selama 4 minggu. Keinginan, gairah,  pelumasan, orgasme, kepuasan, dan rasa sakit diukur pada awal dan setelah 4 minggu setelah akhir perawatan dengan menggunakan Indeks Fungsi Seksual Wanita (FSFI). Dua kelompok dibandingkan dengan tes ANOVA dengan  pengukuran  yang berulang.

Hasil penelitian dari 30 perempuan dalam kelompok plasebo dan 30 perempuan dalam kelompok obat  pada akhir minggu keempat, pasien dalam kelompok Tribulus terrestris telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam total FSFI mereka (p <0,001), keinginan (p <0,001), gairah (p = 0,037),  pelumasan (p <0,001), kepuasan (p <0,001) dan domain nyeri (p = 0,041) dari FSFI.

Kesimpulan penelitian bahwa Tribulus terrestris dapat secara aman dan efektif meningkatkan hasrat pada wanita dengan gangguan hasrat seksual hipoaktif.

Penelitian lain tentang  efikasi Tribulus terrestis juga dilakukan oleh FBC vale dkk, 2018 dari  Department of Obstetrics and Gynecology , Universidade Federal de Minas Gerais , Minas Gerais , Brazil menyatakan bahwa tujuan penelitian dengan menggunakan Tribulus terrestis adalah  untuk mengevaluasi kemanjuran mengobati wanita premenopause dengan hypoactive sexual desire disorder (HSDD) dengan Tribulus terrestris dan pengaruhnya terhadap kadar serum testosteron.  Percobaan secara prospektif, acak, double-blind, terkontrol plasebo, dengan 40 wanita premenopause melaporkan berkurangnya libido , mengkonsumsi T. terrestris atau plasebo. Kuesioner  Indeks Fungsi Seksual Wanita  (FSFI) dan Quotient sexual feminin (QS-F) digunakan untuk mengevaluasi disfungsi seksual sebelum dan sesudah perawatan. Pasien yang diobati dengan T. terrestris mengalami peningkatan skor total FSFI (p <0,001) dan domain "keinginan" (p <0,001), "gairah seksual" (p = 0,005), "pelumasan" (p = 0,001 ), "orgasme" (p <.001), "nyeri" (p = .030) dan "kepuasan" (p = .001). Pengobatan dengan plasebo tidak meningkatkan skor untuk "pelumasan" dan "rasa sakit". Skor QS-F menunjukkan bahwa pasien yang menggunakan T. terrestris mengalami peningkatan dalam "hasrat" (p = 0,012), "gairah / pelumasan seksual" (p = 0,002), "nyeri" (p = 0,031), "orgasme" (p = .004) dan "kepuasan" (p = .001). Wanita yang diobati dengan plasebo tidak mendapat skor peningkatan. Wanita yang menerima T. terrestris mengalami peningkatan kadar testosteron bebas (p = 0,046) dan ketersediaan hayati (p <0,048). 

T. terrestris mungkin menjadi alternatif yang aman untuk pengobatan wanita premenopause dengan HSDD karena efektif dalam mengurangi gejala, mungkin karena peningkatan kadar serum testosteron bebas dan bioavailable.