Senyuman melukiskan kata rindu
Senyuman juga mengukir rasa untuk mengadu
Senyuman mengisyaratkan mata yang jauh dari pilu
Menatap senyuman yang inginkan ruang senja dan fajar
Sebenarnya ingin membawa nikmat syukur dengan rasa
Disudut waktu dan ruang sambutan senyuman merekah
Bukan main lagi, hati melambai dan merangkul nikmat kasih-Nya
Sang Pemurah menyambut senyuman yang dibawa ketika fajar
Dan lanjut menyuguhkan cerita rasa pada senjanya
Tasbih lisan kian saja meraja untuk menjaga yang sedang terjaga
Bulat utuh-seutuhnya keyakinan atas penjagaan-Nya
Mata yang menyatu telah melukiskan sihir di waktu kemudian atas izin-Nya
Senyum dan syukur atas rangkaian rasa dalam ribuan sajian
Terang dan menerangkan apa yang dikeluhkan pada Sang Raja Suasana
Munajad doa terus menjadi ikatan spasial dan temporalnya
Berbincang membawa senyuman dan tak tinggal waktu
Detik yang berbicara tak akan tega untuk mematung dan berpura buta
Tempo keajekan kian terus jadi harapan dan terucap sebagai doa
Ikatan saling doa semoga tercurahkan Raja Rembulan dan Bintang
Bukan tak ada apa dalam ruangan dan kesempatan
Tapi hanya harapan dan doa menjadi berbisik denging dan berdendang
Dzikir menjawab untuk yakin memanen rasa