Mohon tunggu...
Eni Kus
Eni Kus Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

suka menari bali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masa Depan dalam Pandangan Islam

17 Maret 2018   21:14 Diperbarui: 17 Maret 2018   21:21 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mempersiapkan umat masa depan harus menjadi agenda bersama semua pihak. Tugas tersebut bukan hanya tugas dari pimpinan umat beragama, melainkan juga pemerintah ikut andil. Peran pemerintah harus menjaga terpeliharanya umat yang kokoh karena semakin kokoh umat beragama maka semakin kokoh pula bangsa Indonesia. Karena pada dasarnya sendi Indonesia adalah umat beragama.

Mestinya agenda penyiapan umat masa depan dengan penyiapan warga bangsa di dalam menghadapi perubahan sosial, terutama yang sering kita dengar adalah Indonesia pasca Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kita perlu secara sadar menyiapkan sebelum hal itu datang, khususnya bagi generasi muda Indonesia. Apa jadinya jika MEA datang sementara kita masih tenggelam dalam berbagai masalah. Boleh jadi kita masih belum bisa menyelesaikan masalah kita, sebelum masalah lain akan datang.

Sederet masalah yang mungkin kita alami begitu sangat komplek adannya, sehingga pemecahan masalahnya juga begitu banyak. Di antaranya adalah masalah keyakinan, ekonomi, budaya dan politik. Meski sesama muslim sudah begitu banyak saling kafir mengkafirkan sepertih abad pertengahan pasca runtuhnya kerajaan Islam. Masalah sosial lainnya adalah maraknya angka perceraian yang terjadi di Indonesia. Ironisnya perceraian tersebut didominasi oleh pasangan usia muda, usia rumah tangga lima tahun kebawah. Itu artinya anak-anak mereka masih kecil, janda dan dudanya masih muda, serta pola pikirnya belum sempurna matang.

Angka perceraian usia dini ini berbanding lurus dengan menaikkan angka siri, yang juga meninggalkan masalah yang dikit demi sedikit karena sistem hukum kita di Indonesia masih sangat tidak memihak kepada perkawinan poligami, apalagi nikah siri. Nikah siri tidak diakui oleh negera Indonesia bahkan tidak akan mendapatkan haknya sebagai warga negara seperti halnya anak mereka tidak akan mendapat akta kelahiran, dan Kartu tanda Penduduk, karena pembuatan itu semua harus ada akta nikah yang sah dan diakui oleh negara.

Belum lagi masalah kenakalan remaja dan korban kekerasan anak yang semakin meningkat. Populasi penduduk Indonesia yang semakin meningkat dan jumlah kendaraan yang semakin banyak juga, sehingga menyebabkan kemacetan bukan saja melumpuhkan jalanan mungkin juga melumpuhkan pikiran, stres, depresi bahkan frustasi. Betapa sulitnya tantangan masa depan kita sebagai umat beragama dan bangsa Indonesia tidak boleh surut dalam menghadapi masa depan yang cerah.

Artinya: "Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."(Qs. Luqman: 34).

Ayat di atas semakin mempertegas dan meyakinkan seorang Muslim bahwa Allah-lah satu-satunya Tuhan yang Maha Mengetahui tentang masa depan setiap hamba-Nya. Karena itu, selayaknya seorang Muslim tak perlu cemas dan takut dengan masa depan yang akan dilaluinya. Yang terpenting adalah bagaimana menyiasati masa depan itu dengan tetap menggantungkan rasa tawakal secara totalitas kepada Allah SWT.

Dalam hal ini Muhammad Zainul Majdi Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) saat membuka pekan diskusi ilmiah, olahraga dan seni (Disporseni) universitas terbuka (UT) si Asrama Haji NTB. Dalam sambutannya mengatakan, generasi muda memegang peranan penting bagi arah kemajuan bangsa. Pri yang dikenal dengan TGB ini menilai di tangan anak-anak muda, masa depan bangsa ini dipertaruhkan. "masa depan Republik Indonesia berada di tangan anak-anak muda, " ujar TGB.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun