Mohon tunggu...
Kusno Haryanto
Kusno Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Apoteker yang Merdeka

Assessor Of Competency BNSP No.Reg.MET.000.003425 2013, Apoteker alumni ISTN Jakarta, Magister Farmasi Universitas Pancasila Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Panas dan Hampir Ricuh, Beginilah Pemilihan Ketua Apoteker Kota Tangerang

27 Januari 2019   08:29 Diperbarui: 27 Januari 2019   08:50 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aneh, begitu semua kesan para Apoteker yang terbiasa hadir sebagai peserta dalam pemilihan ketua sebuah organisasi saat membaca rundown acara konfercab Ikatan Apoteker Indonesia Kota Tangerang. 

Bagaimana tidak, acara yang sangat penting dan bisa menentukan arah kebijakan organisasi bagi Apoteker kedepan di Kota Tangerang ini hanya di setting 70 menit untuk memilih ketua barunya dari 8 jam yang tersedia.

Sebenarnya waktu satu hari penuh pun belum cukup untuk menggelar sidang pemilihan ketua dari sebuah organisasi yang semua anggotanya berpendidikan Sarjana Farmasi plus ini. artinya organisasi Ikatan Apoteker Indonesia bukanlah organisasi ecek -- ecek dengan keanggotaan siapa saja, tidak.

Organisasi ini adalah kumpulan orang -- orang yang sudah mapan secara akademis, sehingga tentu saja isi keanggotaan dari organisasi Ikatan Apoteker Indonesia tidak bisa diremehkan atau dipandang sebelah mata oleh siapapun. Sayangnya hal ini tidak disadari oleh pimpinan sidang dalam konfercab yang berlangsung kemarin di Hotel Allium. 

20190127-080128-1-jpg-5c4d035143322f10cf57c7b3.jpg
20190127-080128-1-jpg-5c4d035143322f10cf57c7b3.jpg
Awalnya suasana sidang begitu damai dan mulai sedikit hangat ketika panitia yang terdiri dari 3 (tiga) orang pengurus lama mencoba memanggil semua anggota pengurus untuk maju dan tampil kedepan, setidaknya 4 (empat) kali panitia mengumumkan agar anggota pengurus maju kedepan arena sidang dan mereka yang dipanggil tidak meresponnya, entah karena malu tidak percaya diri atau memang benar -- benar tidak peduli dengan pengumuman itu hingga kini belum diketahui walau akhirnya mereka maju kedepan.

Keadaan ini menjadi tanya sebagian peserta sidang yang sudah terbiasa menghadiri sidang -- sidang seperti ini.

Disudut meja yang berlokasi disayap kiri yang terhitung 4 (empat) kursi dari belakang mulai mengerucut beberapa orang yang kasak kusuk menilai pengurus lama seperti tidak punya rasa percaya diri untuk tampil didepan peserta sidang. Setelah acara memperkenalkan para anggota pengurus kemudian dilanjutkan dengan pembacaan rancangan tata tertib pemilihan ketua oleh 3 (tiga) orang pengurus tadi.

Ini menjadi janggal bagi kami yang terbiasa menghadiri sidang -- sidang diluar organisasi Apoteker karena semestinya sebelum memasuki acara pembacaan dan pengesahan rancangan tata tertib mestinya dilakukan terlebih dahulu pembacaan dan pengesahan rancangan jadwal acara sidang.

Dari kejadian ini mereka yang berkumpul disayap kanan akhirnya pindah keluar membicarakan nasib kelanjutan dari sidang ini karena mulai terdengar kasak kusuk panitia sidang sudah mensetting ketua baru dengan nama (sebut saja) Ibu Mawar. Kesepakatan diluar akan terus mengawal sidang hingga menghasilkan keputusan yang benar dan bukan direkayasa.

Setelah tata tertib sidang di sah kan, lalu dilanjutkan dengan pemilihan pimpinan sidang, dimana pada proses ini pun terasa janggal dan sangat tidak lazim bagi kami yang juga aktif diberbagai organisasi. Bagaimana tidak, dengan seenaknya 3 (tiga) panitia yang terdiri dari 3 pengurus lama itu kembali mengangkat dirinya sebagai pimpinan sidang dan kemudian hanya bertukar tempat duduk saja.

Benar ada penawaran yang dipersilahkan kepada peserta sidang untuk menjadi perwakilan pimpinan sidang tetapi saat peserta sidang sedang berembuk untuk memutuskan siapa yang akan mewakili duduk sebagai pimpinan sidang tiba -- tiba saja panitia memutuskan dirinyalah yang menjadi pimpinan sidang, sehingga komposisi pimpinan sidang semuanya terdiri dari pengurus lama, aneh kan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun