Mohon tunggu...
Kusnadi
Kusnadi Mohon Tunggu... Lainnya - Pergerakan

Orang bodoh yang sedang mendidik diri

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Refleksi Menjelang Ramadhan

11 April 2021   00:57 Diperbarui: 11 April 2021   01:08 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siklus bulan dalam kalender hijriah hampir masuk kepada bulan suci Ramadhan, meskipun nanti dalam penetapannya sering kita ketahui banyak perbedaan diantara para muslimin. Tapi hal itu tidak menjadikan semangat ukhuwah islamiyah diantara umat akan meredup.

Disitu ada tasamuh dalam menyikapi perbedaan yang selalu ada agar kerukunan tetap dijunjung tinggi. Semangat ramadhan sebelumnya yang terkikis oleh kabut dosa yang seakan mengerak seakan mulai luluh karena sayup-sayup cahaya Ramdhan mulai mendekat, yaitu bulan yang ditunggu-tunggu oleh kaum muslimin.

Dimana dibulan ramadhan baik ibadah mahdoh maupun ghoirumahdoh sangat berpengaruh untuk menghidupkan amalan-amalan dibulan ini. Semua itu adalah untuk tabbaruk (mendapat keberkahan) yang berlipat di hari-hari biasa dibulan selain bulan ramadhan.

Di momentum yang istimewa ini bersama-sama menuju kebaikan dan kebajikan untuk mendapat predikat ketakwaan. Dengan niat bismillah semua perilaku yang munkar baik itu hasil komunikasi interpersonal maupun intrapersonal pada diri sendiri memberikan refleksi seberapa jelek diri ini dihari lalu. Untuk itu dengan datangnya ramadhan ini sebagai batu loncatan untuk starting point dengan harapan membakar dosa-dosa, mendapatkan ampunan Allah, dan terhindar dari siksa azhab jahannam.

Janganlah bulan ini dijadikan anekdot "muslim musiman" jika telah syawal kembali ke kebiasaan asal. Sebaiknya bulan ini digunakan sebagai awal metamorfosa untuk menjalani kehidupan yang penuh hikmah keilmuan supaya kebaikan itu menaungi hidup setiap insan. 

Perubahan yang sangat frontal dari keburukan kekebaikan sangat dimungkinkan karena fitrah manusia yang pada hakekatnya suka akan kebaikan. Hal ini diperlukan komitmen diri untuk memperbaiki diri baik hablum minallah dan hablum minan nash. Komitmen sendiri perlu disertai konsistensi agar sejatinya seorang muslim adalah telah menjalankan syari'at agama. Wallahu alam bishawab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun