Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Yth. Pak Dahlan Iskan

30 April 2012   01:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:57 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam silaturrahmi diiringi do'a kiranya bapak senantiasa ada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa dan Dapat menjalankan tugas sehari-hari dengan penuh kelancaran dan kesuksesan.

Pak Dahlan, Perkenankan saya memberanikan diri untuk menulis surat melalui media Kompasiana ini, karena nama Bapak selalu saja muncul dengan berbagai pemberitaan dan ulasannya. Dan apa yang bapak lakukan dalam tugas bapak sebagai menteri menjadi tranding topic yang selalu hangat, renyah dan menarik untuk diperbincangkan.

Kami selaku rakyat memang terlalu lama "dipaksa" untuk menonton dan membaca segala pemandangan yang ditayangkan televisi, dimuat di majalah dan koran serta media sosial lainnya yang menunjukan begitu carut marut dan menyebalkannya perilaku pemimpin negeri ini. Kami lama disuguhkan kegersangan nurani, yang menusuk-nusuk rasa keadilan kami.

Kami sangat rindu pemimpin yang tidak hanya pandai berpidato, pemimpin yang tidak hanya pandai bermain citra. Tapi pemimpin yang hati, lidah dan langkahnya adalah aurad kepentingan rakyat, yang merasakan jeritan duka dan derita rakyat. Bukan yang hanya berfikir dirinya, keluarganya, kekuasannya, kelompoknya dan partai politiknya. Bukan pemimpin yang selalu megatasnamakan rakyat dalam setiap kebohongan yang dibuatnya, dalam setiap kebijakan yang dikeluarkannya, yang justru sebenarnya menyengsarakan rakyat.

Kami begitu senang, melihat segala kesederhanaan hidup bapak, melihat cara berpakaian bapak yang cukup berkemeja putih dengan sepatu katsnya, jauh sekali dari kesan formal dan kaku sebagaimana pemandangan umum yang biasa ditampilkan para pejabat negara lainnya, yang selalu ber jas merah lengkap, fasilitas mobil dan rumah dinas mewah. Sementara Bapak, terkadang nyetir sendiri, berdesak dengan penumpang KRL ekonomi, naik ojek, yang mudah-mudahan hal itu memang ketulusan dan asli apa adanya Bapak.

Kami sedikit tahu, bahwa sebenarnya bapak itu kaya raya, bapak punya jaringan usaha di bidang media dan penerbitan lainnya. Bahkan bapak itu pemilik Jawa Pos Group, dengan berbagai jaringan koran dan TV lokal di seluruh Indonesia. Sehingga apa yang bapak lakukan dan refleksikan melalui tulisan bapak,  selalu sampai di koran-koran dan televisi lokal milik bapak. Selama apa yang bapak lakukan dan tuliskan itu baik, saya kira juga akan sampai dan dibaca oleh rakyat Indonesia. Saya juga termasuk salah seorang penikmat catatan dan tulisan bapak yang cukup bernas dan mencerahkan.Tapi kalo bisa ya jangan kelihatan terlalu narsis dan over ya pak untuk selalu menggunakan jaringan media bapak sebagai sarana kampanye dan pencitraan bapak, sekiranya memang bapak punya sedikit mimpi menjadi Presiden..hehehe.

Tapi dalam segala kelebihan bapak secara ekonomi dan status sosialnya itu, kelihatannya bapak memang lebih menonjol sisi kesederhanaan dan ketauladanan sebagai seorang pemimpin. Apa yang bapak kerjakan sebagai seorang Menteri BUMN cukup mengagetkan publik. Bapak sampai ngamuk segala di tol, mengatur antrean mobil agar melaju dan masuk tol tanpa harus bayar, mengecek suasana pelayanan PT KAI dengan menjadi penumpang langsung, merombak direksi BUMN tanpa takut ancaman interpelasi politik DPR, dan berbagai langkah lain yang cukup memberi harapan bagi rakyat.

Negeri ini memang perlu sentuhan yang berbeda pak, setelah sekian lama dikungkung laku formalisme, rigiditas dan praktek "seolah-olah". Seolah-olah demokratis, padahal penuh praktik dan intrik politik kotor. Seolah-olah hukum menjadi panglima, tapi uang banyak memainkannya. Seolah-olah reformasi birokrasi, tapi KKN semakin menggurita. Seolah-olah membela rakyat, padahal membuat rakyat sekarat.

Negeri ini butuh sikap ketauladanan dari pemimpinnya. Pemimpin yang satunya kata dengan perbuatan. Pemimpin yang punya rasa takut pada Tuhannya. Bukan pemimpin yang hanya berfikir kekuasaan semata. Bukan Pemimpin yang perilakunya seperti dajjal yang hanya uang dan dunia saja misi dan ambisinya.

Saya berharap bapak terus menularkan virus transformasi sikap dan gagasan bapak pada kolega bapak lainnya di kabinet, bila perlu tularkan pada bos bapak sendiri pak SBY. agar mereka menjalankan amanah kepemimpinannya dengan baik. Bahwa negeri ini sangat berharap pada mereka, ya pastikan rakyat akan sangat mencintai pemimpinnya, selama mereka memimpin dengan benar dan amanah.

Oh ya, apakah bapak berniat untuk jadi capres di 2014 nanti? Sekiranya Apa yang Bapak lakukan selama ini memang muncul dari hati, maka akan sampai juga ke hati rakyat. Tak perlu bapak berkoar-koar juga rakyat akan menilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun