Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ripuh Babarengan, Beunghar Sosoranganan

23 Februari 2021   11:43 Diperbarui: 23 Februari 2021   12:06 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Judul dalam bahasa Sunda diatas bermakna bahwa manusia bisa bersama-sama ketika dalam situasi sulit, Tapi akan individualis dan melesat sendirian ketika dia kehidupannya kaya raya. Meninggalkan kawan dan sahabatnya ketika sama-sama hidup susah. Dan berkoloni dengan jaringan baru, kolega yang senasib, satu keadaan yang sama. Yang sesuai dengan status sosialnya. 

Dikalangan aktifis, hidup susah bersama-sama itu menjadi kenikmatan tersendiri. Ngopi bareng, merokok bareng, saling berbagi cerita dan diskusi ringan dengan penuh tawa dan canda. Tapi mobilitas sosial dan ekonomi setiap orang akan menemukan jalannya sendiri-sendiri. Saat susah pasti terasa arti hidup "babarengan", tapi saat kaya raya kebanyakan akan lebih enjoy dalam kesendirian atau berganti komunitas. Sesuai di posisi mana dia menemukan mobilitas sosial dan ekonominya. 

Jika dia sukses menjadi pengusaha, dia akan berada dalam komunitas sesama pengusaha, atau yang menunjang dan menguntungkan usahanya. Jika dia Menjadi pejabat di pemerintahan baik jadi pejabat eksekutif maupun legislatif, dia akan berkumpul dengan kalangan yang sama, untuk saling menguatkan atau menjaga posisinya. 

Hirup Ripuh Babarengan, Beunghar Sosoranganan hanya berlaku bagi pribadi yang punya karakter unggah adat, poho titincakan, dan poho kana temah wadi. Lupa diri dan berubah kebiasaan. Akan tetapi jika hubungan perkawanan, persahabatan terjaga dengan baik, dia akan saling mengangkat dan membantu. Setidaknya tetap menjaga ritme ngopi dan merokok bersamanya. Tetap berkehendak untuk ngobrol dan diskusi bareng, berbagi informasi dan peluang. Hingga jika memungkinkan, dari Hidup Susah bersama, menjadi kaya raya juga bersama-sama. 

Atau dalam bahasa yang lebih bijak, jika awal keberangkatan, kita berkumpul dalam perih perjuangan bersama, bisa saling membagi beban demi cita-cita dan tujuan yang ingin di capai, setidaknya kita bisa saling bisa menunjukan hasil perjuangan untuk memberi kemanfaatan dalam makna kehidupan kita yang sama.  

Dan kebahagiaan paling hakiki adalah, ketika kita mampu ikhlas dan menjaga rasa syukur kita dengan situasi dan kondisi apapun. Kalau kata Gus Baha. Jalani hidup ini dengan enteng saja. Tak usah dibuat ribet. dibawa enak aja. Yang penting tak merugikan orang lain. Mau ripuh babarengan, beunghar babarengan, atau ripuh babarengan beunghar sosoranganan. Asal jangan sampai Beunghar babarengan, ripuh sosoranganan...hehehe

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun