Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Membaca Peta Pilkada Kabupaten Tasikmalaya

17 Maret 2020   00:31 Diperbarui: 17 Maret 2020   11:39 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sebagaimana kitaketahui bersama, bahwa pada tahun 2020 ini bangsa Indonesia akan kembalimenggelar Pilkada serentak seluruh Indonesia. Data Komisi Pemilihan Umum,Pilkada Serentak tahun 2020 ini digelar di 270 daerah, terdiri atas 9 provinsi,37 kota dan 224 kabupaten. Pelaksanaan pemilihannya dilaksanakan pada HariRabu, 23 September Tahun 2020. 

 Kabupaten Tasikmalaya termasuk salah satuKabupaten dari 8 Kabupaten/Kota di Jawa Barat yang akan menggelar perhelatan Pilkada,memilih Bupati/Wakil Bupati periode 2021-2024 (hanya 3,5 tahun). Karena pada tahun2024 sudah akan kembali Pilkada Serentak seluruh Indonesia serangkai denganPileg dan Pilpres. 

Tentu saja, selamabeberapa bulan terakhir ini, kabupaten tasikmalaya mulai hangat denganpemberitaan seputar Pilkada, baik itu yang terkait dengan persiapanpenyelenggaraan (KPUD, Bawaslu ), berhubungan dengan anggaran hibah dari Pemdadan juga rekruitmen penyelenggara dan pengawas di tingkat Kecamatan hinggatingkat Desa dan TPS. 

Selain itu tentusaja kehangatan dimulainya komunikasi-komunikasi antar dan lintas elit partaipolitik lokal yang ada di Kabupaten Tasikmalaya, berhubungan dengan penjajagankoalisi yang akan di bangun, membuka kemungkinan kandidat dan paket calon yangakan di usung dan tentu saja mendiskusikan hal-hal strategis lainnya yangterkait dengan jalannya pemerintahan hari ini dan kedepannya. 

Media mainstreamlokal hampir setiap hari memberitakan geliat langkah-langkah politik bakalcalon dan pertemuan elit parpol tersebut. Ditambah lagi, medsos juga timelinenya mulai berseliweran postingan-postingan yang ikut mensosialisasilan calondukungannya dan mendiskusikan banyak hal seputar Pilkada.

Tulisan ini, hendakmemotret dan menganalisa peta Pilkada dengan membaca pemetaan hasil Pileg,pemetaan kemungkinan koalisi, pemetaan kandidat dan peluang kemenangan yangkira-kira di peroleh oleh kontestan peserta Pilkada. 

Peta Awal Politik Hasil Pileg 2019

Jika membaca hasilpileg 2019, konstalasi politik di Kabupaten Tasikmalaya. Dari 16 partai politikyang ikut kontestasi, hanya 8 partai yang berhasil mendudukan kadernya di DPRDKab. Tasikmalaya. Mereka adalah Pertama, Partai Gerindra dengan perolehan suarasebesar 194.346 dan 9 kursi, Kedua, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memperoleh 138.397 suara dan 8 kursi, Ketiga, PDIP dengan 122.018 suara dan 6 kursi, Keempat, Partai Golkar memperoleh 116.937 suara dan 7 kursi, Kelima, PPP memperoleh 111.721 suara denganb 7 kursi, Keenam, Demokrat dengan memperolah87.643 suara dan 5 kursi.  Ketujuh, PANmemperoleh 78.016 suara dengan 5 kursi. Kedelapan, PKS dengan 71.900 suara dan3 kursi DPRD.  

Sementara sisanyaberturut-turut, partai Berkarya memperoleh 25.658 suara, Nasdem `16.282 suara,Perindo 11,400 suara, PBB 10.083 suara, Garuda 2.944 suara, Hanura 2.027 suara, PSI 939 suara dan PKPI 606 suara (sumberKPUD Kab. Tasikmalaya). Secara perolehan suara, berturut-turut. Gerindra, PKB,PDIP, Golkar, PPP, Demokrat, PAN dan PKS.

Khusus PDIP meskipun secara raihansuara menduduki urutan ketiga tapi perolehan kursinya hanya 6, kalah samaGolkar dan PPP yang memperoleh 7 kursi. Ini disebabkan karena raihan suara didapil tertentu terlihat gemuk tapi di dapil tertentu tidak memenuhi kuota untukmendapatkan kursi yaitu di dapil 3. 

Jika di breakdownlagi pemetaan raihan suara di tiap dapil, maka kita akan menemukan data sbb: Pertama, Dapil 1 yang meliputi Singaparna (dimenangkan PKB dengan 6.702 suara),Mangunreja (dimenangkan PDIP dengan 3.598 suara), Tanjungjaya (dimenangkan PKBdengan 9.798 suara), Sukarame (dimenangkan PKB dengan 11.753 suara),Cigalontang (dimenangkan PPP dengan 6.741 suara), Sariwangi (dimenangkanDemokrat dengan 4.189 suara).

Kumulatif dapil 1PKB memperoleh 38. 834 suara, Gerindra 21.437 suara, PDIP 16.812 suara, PPP16.596 suara, Golkar 16.592 suara, Demokrat 15.592 suara, PAN 14.971 suara, PKS10.507 suara. Jadi di dapil ini PKB menjadi partai yang mendominasi perolehansuara dan mendapatkan 2 kursi di DPRD Kab. Tasikmalaya. Sudah 2 kali pemilu,2014 dan 2019 PKB merajai kontestasi di Dapil 1 ini. 

Untuk peta HasilPemilu di Dapil 2, Kecamatan Padakembang di menangkan oleh Gerindra dengan6.948 suara, Leuwisari juga Gerindra dengan 5.563 suara, Sukaratu dimenangkanPDIP dengan 5.747 suara, Cisayong dimenangkan PDIP dengan 7.265 suara, Sukaheningdimenangkan PDIP dengan 6.697 suara, Rajapolah PDIP dengan 5.253 suara.  

Meskipun 4 dari 6 kecamatandi dapil 2 ini di menangkan PDIP, Secara kumulatif Dapil 2 ini dimenangkan olehGerindra dengan perolehan 32.247 suara, kemudian PDIP sebesar 31.283 suara,Demokrat 13.415 suara, PKB 12.182 suara, PPP 12.014 suara, PKS 11.699 suara danGolkar 10.875 suara. Di dapil ini pula PDIP kehilangan 1 kursi dari yangtadinya 2 kursi. 

Sementara untukDapil 3, Kecamatan Jamanis dimenangkan Golkar dengan 4.472 suara, Ciawidimenangkan PAN dengan 5.929 suara, Kadipaten dimenangkan Gerindra dengan 4.983suara, Pagerageung dimenangkan Gerindra dengan 5.430 suara, Sukaresikdimenangkan Golkar dengan 4.401 suara. Secara Kumulatif dapil 3, Gerindramemperoleh 20.404 suara, Golkar 16.974 suara, PPP 16.667 suara, PKS 15.297suara, PKB 12.831 suara dan PAN 11.626 suara. Sementara PDIP yang kehilangankursi di dapil ini raihan suaranya sebesar 10.088 suara. Di Dapil 3 ini pulaPPP kehilangan 1 kursi, dari yang tadinya 2 kursi

Untuk Dapil 4,Kecamatan Salopa dimenangkan oleh Gerindra dengan 6.370 suara, Jatiwarasdimenangkan Gerindra dengan 7.533 suara, Cineam dimenangkan PKB dengan 5.871suara, Karangjaya dimenangkan PKB dengan 2.506 suara, Manonjaya dimenangkanGerindra dengan 6.591 suara, Gunungtanjung dimenangkan Gerindra dengan 3.947suara. Gerindra menang di 4 Kecamatan dan PKB menang di 2 kecamatan. 

Secara kumulatifdapil 4, Gerindra 27.814 suara, PKB 21.952 suara, Golkar 20.774 suara, PPP,17.567 suara, Demokrat 11.721 suara, PDIP 10.515 suara, PAN 9.981 suara. Di Dapilini, PPP kehilangan dominasi yang dari pemilu ke pemilu biasanya selalumemenangkan suara pileg dan menempatkan 2 kadernya di DPRD, pada Pileg 2019kemarin PPP kehilangan 1 kursi. 

Selanjutnya, untukdapil 5, Karangnunggal dimenangkan Gerindra dengan 8.668 suara, Cikalongdimenangkan PAN dengan 9.982 suara, Pancatengah dimenangkan PKB dengan 5.017 suara,Cikatomas dimennagkan PKB dengan 6.720 suara. Dan kumulatif berturut-turutsesuai dengan parpol yang memperoleh kursi di DPRD, Gerindra 25.925 suara, PKB20.500 suara, PPP 16.792 suara, PDIP 16.344 suara, Golkar 14.424 suara, PAN13.701 suara, PKS 12.161 suara. Di Dapil ini Partai Demokrat yang pada pileg2014 mendapatkan kursi, pada 2019 ini hilang dan di ganti oleh Gerindra. 

Dapil 6, KecamatanSukaraja dimenangkan oleh Gerindra dengan 5.949 suara, Cibalong dimenangkanPDIP dengan 4.691 suara, Cipatujah dimenangkan Gerindra dengan 9.409 suara,Parungponteng dimenangkan Gerindra dengan 8.915 suara, Bantarkalong dimenangkanGerindra dengan 4.968 suara, Bojongasih dimenangkan PKB dengan 2.729 suara,Culamega dimenangkan PPP dengan 5.060 suara. 

Di dapil 6 ini 4kecamatan dimenangkan Gerindra, 1 kecamatan PDIP, I kecamatan PKB dan 1kecamatan PPP. Secara Kumulatif dapil yang memperoleh kursi DPRD, Gerindramemperoleh 37.167 suara dan menempatkan 2 caleg nya di DPRD, PKB 20.857 suara,PPP 20.231 suara, Golkar 18.718 suara, PDIP 17.705 suara, Demokrat 9.782 suara,PAN 9326 suara. Masing-masing memperoleh 1 kursi di DPRD. 

Selanjutnya, dapil7 Kecamatan Bojonggambir dimenangkan Gerindra dengan 7.476 suara, Sodonghilirdimenangkan Gerindra dengan 6.436 suara, Taraju dimenangkan Demokrat dengan 5.317suara, Salawu dimenangkan Golkar dengan 9.016 suara, Puspahiang dimenangkanPDIP dengan 6.665 suara. Secara kumulatif dapil 7 dimennagkan Gerindra dengan29.852 suara, PDIP 19.271 suara, Golkar 18.580 suara, Demokrat 18.116 suara,PPP 11.854 suara, dan PKB 11.241 suara. Di dapil 7 ini Gerindra jugamenempatkan 2 calegnya di DPRD. 

Secara umum, dari39 Kecamatan yang ada di Kabupaten Tasikmalaya, Gerindra menang di 15kecamatan, PKB menang di 8 kecamatan, PDIP menang di 7 kecamatan, Golkar menangdi 3 kecamatan, PPP menang di 2 kecamatan, Demokrat menang di 2 Kecamatan danPAN menang di 2 kecamatan. 

Jika melihat petahasil pileg 2019 ini, pertanyaannya adalah Apakah ada kemungkinan linear antaradata awal hasil pileg ini dengan bacaan kemungkinan hasil pilkada nanti?. Jawabannyatentu bisa ya bisa tidak. Karena pileg 2019 kemarin terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. 

Salah satunyaadalah factor coattail effek pilpres,antara parpol yang dalam Pilpres mendukung capres Jokowi atau Prabowo plusbumbu-bumbu yang menyertai di dalamnya, salah satunya adalah meledaknya "bom curah" dari godfather pengusahatransportasi sukses asal Tasikmalaya yang malang melintang di Jakarta, yangmenurut kabar sebagaimana di lansir salah satu media online nasional terkemukakompas.com mencapai angka 30 Milyar meliputi Kota/Kabupaten Tasik dan Garutyang kebetulan 2 orang anggota keluarganya maju ke DPRD Provinsi dan DPR RI melaluipartai Gerindra. Bahkan dari dapil Jabar XI ini Gerindra berhasil mendudukan 3orang di DPR RI.

Oleh karena itulah,apabila kita ingin membaca dan menganalisa bagaimana pengaruh Pileg 2019 denganPilkada 2020 di Kabupaten Tasikmalaya, maka mau tidak mau haru melihatpropabilitas koalisi yang terbangun, kemudian siapa sosok figure yang dimunculkan dari masing-masing kekuatan partai politik yang ada. 

MembacaArah Koalisi dan Sosok Kandidat Calon

            Jika membaca pergerakan komunikasilintas partai politik serta aktifitas sosok kandidat yang mulai melakukan lobbydan sosialisasi di berbagai media, baik langsung ke masyarakat maupun melaluialat peraga cetak, elektronik hingga memasang baligo dan banner di ruangoutdoor, paling tidak kita membaca 4 peta kemungkinan bandul atau kutub koalisiparpol plus tentu saja calon dari perseorangan/independen.

            Pertama,Bandul Koalisi PDIP, PPP dan PAN. Bandul koalisi ini sudah di deklarasikanpaling tidak oleh DPP PDIP beberapa waktu yang lalu, dimana PDIPmerekomendasikan paket calon Ketua DPC PDIP Kab Tasikmalaya yang juga petahanaBupati Ade Sugianto sebagai Cabup dengan Ketua DPC PPP Kab. Tasikmalaya CecepNurul Yakin sebagai Cawabup. Namun demikian DPP PPP nya belum mengeluarkanrekomendasi secara resmi terkait pengusungan cecep Nurul Yakin sebagaiBacawabup Petahana. Apakah tetap nama itu atau bergeser ke nama lain, LinaMarlina Ruzhan misalnya. 

            Sedangkan PAN di indikasikan ikutgerboang koalisi PDIP-PPP karena bentuk kompensasi dan komitmen lanjutan akankesepakatan pengisian sisa jabatan wakil bupati periode 2016-2021 yang selamaini kosong dan di berikan kepada PAN dengan sosok Deni Ramdani Sagara, sertatentu saja meneruskan koalisi UU-Ade yang selama 2 periode PAN selalu ada didalamnya.

            Kedua,Bandul Koalisi Gerindra dengan sosok bakal calon yang dimunculkannya adalahAzis Rismaya Mahfud yang berasal dari Keluarga Besar Mayasari Group yang padapileg 2019 menjadi pihak yang sangat besar kontribusinya bagi kemenanganGerindra di Kota/Kabupaten Tasik serta Garut. 

            Meski bukan struktural partaiGerindra, Keluarga Besar Mayasari, dalam hal ini terutama sosok H Amir Mahpud (AdiknyaAzis Rismaya Mahpud) memiliki pengaruh kuat dan sangat menentukan di Gerindra,karena factor kedekatannya dengan elit DPP Gerindra terutama dengan sang KetumGerindra Prabowo Subianto. Sehingga komunikasi lintas partainya, meskipunsejauh ini tidak mengatasnamakan partai (masih mengatasnamakan keluargaMayasari) namun pada kenyataannya amatlah identik dan sulit di pisahkan. 

            Dalam beberapa kesempatan,terkonfirmasi beberapa pertemuan elit parpol yang di inisiasi oleh H AmirMahpud. Terakhir bertemu 6 ketua parpol tingkat Kabupaten Tasik yaitu Gerindra,PKB, Golkar, Demokrat, PAN dan PKS. Selain itu, menurut kabar yang santerberedar, pola komunikasi H Amir Mahpud ini sudah ke level DPW dan DPP beberapapartai politik yang dibidik untuk berkoalisi. 

            Paket pasangan yang beredar daribandul koalisi ini yaitu memasangkan Azis Rismaya Mahpud sebagai Bacabup denganHaris Sanjaya (PKB) atau Erry Purwanto (Golkar) sebagai Bacawabupnya denganasumsi koalisi 5 parpol, minus PDIP dan PPP, PAN. Ini asumsi apabila terjadipaket koalisi besar sehingga memungkinkan head to head antara Petahana AdeSugianto-Cecep Nurul Yakin (PDIP-PPP-PAN dengan Penantangnya paket Azis RismayaMahpud-Haris Sanjaya/Erry Purwanto (Gerindra-PKB-Golkar-Demokrat-PKS)

            Ketiga,Bandul Paket Koalisi PKB-Golkar-Demokrat dengan paket pasangan calon yang diusung adalah H. Oleh Soleh-Iwan Saputra atau Iwan Saputra-Iip MF atau LinaRuzhan-Iwan Saputra. Bandul ini asumsinya apabila Golkar rekomendasinya menguatke sosok Iwan Saputra dan PKB menguat ke Oleh Soleh atau Iip Miftahul Faoz ataubahkan Lina Marlina Ruzhan.

            Sementara Keempat, paket calon dari perseoranganyang sudah jelas mendaftar ke KPUD yaitu Cep Zam-zam dan Padhil Karsoma (Cekas).Paket calon perseorangan ini agak menggeliat gerakan dan strateginya, karena diendorse pergerakannya oleh sosok Tatang Farhanul Hakim mantan BupatiTasikmalaya 2 periode dan juga politisi senior di Kabupaten Tasikmalaya. 

            Melihat dan membaca fenomena sejauhini, kelihatannya Pilkada Tasikmalaya akan mengerucut kepada kemungkinan 3pasang calon dari usungan koalisi partai dan 1 perseorangan. Atau bisa juga 2paket usungan koalisi partai dan 1 perseorangan. 

            Pertandingan akan seru apabilamuncul paket pasangan Ade Sugianto-Cecep NY, Azis Rismaya Mahpud-Haris Sanjayaapabila koalisi parpolnya head to head. Kalau 3 pasang maka yang akan seru itukalau Ade Sugianto-Cecep Nurul Yakin, Azis Rismaya Mahpud- Erry Purwanto/H. Ruhimat,dan Oleh Soleh-Iwan Saputra/Oleh Soleh-Lina Ruzhan/Lina Ruzhan-Iwan Saputra.

            Paket pasangan incumbent tentumemiliki sumber daya dengan ke-Petahanaannya, jejaring birokrasi hingga RT,eksekusi program sosial kemasyarakat dan pembangunan, kesempatan sosialisasiyang lebih terukur dan massif dengan tentu saja supporting APBD.

            Sementara pasangan Azis-Haris atauAzis-Erry atau Azis Ruhimat, memiliki sumber saya kekuatan finansial yang sudahteruji dan terbukti ketika pelaksanaan Pileg 2019 lalu. Capital Finansial lebihmenonjol dari kemunculan sosok Azis ini. Jika ditopang sosok wakil yang berlatarbelakang "hijau" maka tentu saja akan lebih menunjang persambungan ikatansosiologis dan kultural dengan kalangan Islam politik berlatar belakangpesantren dan bassis massa Islam. 

            Kemudian paket Oleh Soleh --Iwan Saputraatau Lina Marlina Ruzhan tentu saja penggabungan kekuatan Hijau (PKB) dengankekuatan kultural kuning sebagai latar sosiologis sosok Iwan Saputra yangberangkat dari kader biologis dulu ayahandanya yang mantan elit Golkar diKabupaten Tasikmalay dan berlatar belakang militer (pernah menjadi ketua DPRD),selain itu pula Iwan Saputra matang di dunia Birokrasi dan dikenal sebagaisosok yang humble dan memiliki jejaring baik di kalangan OKP dan ormas sertakalangan media. 

Sementara  Oleh Soleh yang hari ini menjabat sebagaiwakil ketua DPRD Provinsi Jawa Barat tentu saja memiliki modal sosial yangcukup di kalangan NU dan PKB serta jejaring komunitas kelembagaan seperti FKDTdan BKPRMI. Bagaimana jika sosok Lina yang dipasangkan dengan Oleh Soleh atauiwan Saputra. Tentu saja sosok Lina tak bisa di lepaskan dari sosok sang suamiUu Ruzhanul Ulum mantan Bupati dan kini menjabat sebagai Wakil Gubernur JawaBarat.

Modal Sosial LinaRuzhan sebagai keluarga besar Miftahul Huda juga tentu tak bisa di nafikan,apalagi kini melekat dengan jabatan dan kekuasaan sang suami di level provinsiJawa Barat. Tentu saja hal ini menjadi nilai dan pertimbangan tersendiri. 

Kita saksikan sajadalam beberapa waktu kedepan, bagaimanakah kristalisasi koalisi ini terbangun. Satuhal yang pasti, bahwa pemaketan pasangan di Pilkada itu tetap tak bisa dilepaskan dari pola komunikasi diantara level elit tingkat DPP. Sehingga padaakhirnya tergantung bagaimana antar DPP berkomunikasi dan saling menyelesaikanpemetaannya di antara mereka. Karena tentu saja para elit DPP membacanya bukanhanya Kabupaten Tasikmalaya, tapi 270 daerah seluruh Indonesia. Wallahu A'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun