Mohon tunggu...
Usman Kusmana
Usman Kusmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Lelaki Biasa Dan Pegiat Sosial Politik

Menulis itu kerja pikiran, yang keluar dari hati. Jika tanpa berpadu keduanya, Hanya umpatan dan caci maki. Menulis juga merangkai mozaik sejarah hidup, merekam hikmah dari pendengaran dan penglihatan. Menulis mempengaruhi dan dipengaruhi sudut pandang, selain ketajaman olah fikir dan rasa. Menulis Memberi manfaat, paling tidak untuk mengekspresikan kegalauan hati dan fikir. Menulis membuat mata dan hati senantiasa terjaga, selain itu memaksa jemari untuk terus bergerak lincah. Menari. Segemulainya ide yang terus meliuk dalam setiap tarikan nafas. Menulis, Membuat sejarah. Yang kelak akan dibaca, Oleh siapapun yang nanti masih menikmati hidup. Hingga akhirnya Bumi tak lagi berkenan untuk ditinggali....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Heboh Pasutri Hubungan Seks di Hadapan Anak-anak, Bayar 5.000 dan Bebas Merekam

18 Juni 2019   22:49 Diperbarui: 18 Juni 2019   23:05 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ini peristiwa yang sungguh bejad dan memalukan. Sepasang suami istri berinisial E (25) dan L (24) warga Desa/Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya sengaja mempertontonkan adegan Seks di hadapan anak-anak warga sekitar. Perbuatan itu sengaja mereka lakukan dengan dalih keterdesakan masalah ekonomi. Karena dalam aksi berhubungan badannya dihadapan anak-anak yang berusia 12 tahun itu dia menarik bayaran per orang sebesar Rp. 5.000-10.000. Dan mereka pun di bebaskan untuk merekam adegan tersebut. Aksinya itu dilakukan di kamar rumah para pelaku, dan sudah berlangsung beberapa kali. Bahkan kejadian itu pun berlangsung saat bulan Ramadhan kemarin.

Kejadian itu terbongkar setelah anak-anak bercerita kepada para orangtuanya  dan kemudian terdengar dan ditindaklanjuti oleh KPAID Kabupaten Tasikmalaya.  Kini masalah yang cukup menghebohkan dan meresahkan warga masyarakat Tasikmalaya ini mendapatkan perhatian serius para tokoh agama, Pemerintah daerah, KPAID dan aparat kepolisian. Sayangnya kedua pelaku sudah keburu kabur meninggalkan kampung tersebut.

Menurut Informasi yang berkembang, Pasangan itu engaja mengumpulkan anak-anak dan menarik bayaran 5000 sebelum melakukan hubungan seks. " Anak-anak bisa menikmati adegan seks secara langsung, yang menyuguhkan permainan suami istri dan boleh di rekam " Kata Ato Rinanto Ketua KPAID Kab,. Tasikmalaya. Bahkan selain uang 5000-10.000 ada juga yang membayar dengan rokok, kopi atau mie instan.

Kini kedua pelaku dalam pengejaran aparat kepolisian. Sementara para tokoh agama dan orang tua bekerjasama dengan KPAID sedang dalam upaya pendampingan untuk  memulihkan psikologis anak-anak  (setidaknya ada 6 anak usia SD yang teridentifikasi) yang pernah menonton tindakan tak terpuji pasangan suami istri itu. Karena peristiwa tersebut, kini sampai ada kejadian seorang anak yang mencoba mempraktekannya pada anak perempuan berusia 4 tahun. beruntuk tidak sampai kejadian lebih jauh. Saat ditanya, jawabannya ya karena meniru adegan yang dipraktekan oleh si pelaku suami istri tersebut..

Salah seorang tokoh Agama Kecamatan Kadipaten H Miftah Farid beserta beberapa tokoh mendatangi KPAID Kabupaten Tasikmalaya untuk meminta bantuan KPAID mendampingi anak-anak memulihkan psikisnya dan melaporkannya secara resmi. 

Semoga peristiwa seperti itu menjadi perhatian kita semua. Betapa ada saja manusia-manusia yang punya pikiran jalan pintas demi kebutuhan ekonomi dan duniawinya yang sebenarnya mungkin tak seberapa. Tapi dampak kerusakannya sungguh dahsyat bagi anak-anak yang pernah menyaksikan aksi bejatnya tersebut.

Orang tua dan para tokoh agama serta pemerintah tentu saja harus memberikan perhatian serius bagaimana mengantisipasi dan sekaligus menangani permasalahan sosial seperti ini. Aparat Hukum dalam hal ini tentu berkewajiban untuk secepatnya menindak dan menangkap pasutri tersebut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. 

KPAID dan Tokoh Agama serta orang tua melakukan upaya pendampingan dalam memulihkan psikis nak-anak tersebut dengan menghadirkan psikolog dan ahlinya. Semoga hal yang sungguh memalukan daerah Tasikmalaya yang notabene religius dan Islami harus mendengar kabar peristiwa mengerikan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun