Mohon tunggu...
kus aprianto
kus aprianto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Masa Remaja

25 April 2018   12:19 Diperbarui: 25 April 2018   12:22 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MASA REMAJA

Dalam psikologi perkembangan manusia ada istilah TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN. Yakni sebuah istilah yang mengindetifikasi atau menjelaskan ciri-ciri, karakteristik, kecenderungan, dan kesemestian manusia dalam jenjang-jenjang usia mereka. Maka ada tugas perkembangan manusia yang dipilah berdasarkan jenjang usia, sejak dari masa dalam kandungan sampai lanjut usia.

Salah satu tahapan yang dilalui dan memiliki tugas perkembangan manusia adalah masa remaja. Ciri tugas pekembangan secara fisik jenjang ini: perubahan fisik dari kanak-kanak ke dewasa, dengan bebagai manifestasinya. Masapubertas. Mereka energik, seperti tidak pernah kehabisan tenaga, bergerak, tidak bisa diam, mencari-cari kegiatan. 

Secara social mereka senang bergerombol dengan teman sebaya, membentuk kelompok, ikatan pertemanan, nge-gank, dan membangun "komunitas" pertemanan. Mereka tidak mau diintervensi atau diatur oleh orang tua. Secara Rohani, mereka adalah ORANG-ORANG YANG SEDANG MEMBANGUN KEPERCAYAAN PADA TUHAN dalam proses mencari indentitas, bertanya, dan kadang sangsi dan ragu.

Mereka juga dibebani dengan tugas-tugas sekolah yang kadang mereka tolak dan terpaksa mereka lakukan. Mereka kadang frustasi, cemas, takut yang dikompensasikan dengan ha yang bisa positif dan bisa negative. Merokok, narkona, ngebut, tawuran adalah kompensasi negative yang kadang timbul akibat kegundahan hati mereka. Karenanya peran pastoral bagi mereka adalah MENJADI TEMAN AGAR MEREKA teguh, kuat, menemukan jati dirinya.

Harus dihindari sikap pendampingan yang seolah oleh mengajari, mendikte, menetukan, menyruh-nyuruh mereka. Iman dan Rohani mereka akan dimatangkan oleh kepercayaan yang dapat mereka bangun terhadap pendamping, terhadap gereja, terhadap Tuhan. Maka tetapkan standar iman atau rohani tertentu pada mereka. 

Mereka tidak mau didikte dan dijadikan Objek. Karenanya yang penting untuk membantu mereka adalah bangun kepercayaan dengan pertemanan, persahabatan, lalu dari situ di dengar, dimengerti, kemudian diberikan pengertian-pengertian tanpa mendikte entah rohani, iman, mental, kehidupan dan semua hal. 

Maka nanti mereka sendiri yang membuat keputusan tentang keyakinannya pada Tuhan. Sehingga yang mereka percayai, imani, itu ASLI, bukan duplikasi atau tiru-tiru. Dan iman yang demikian ini jauh lebih kokoh, solid, kuat yang akan teruji saat mereka menuju dewasa dan dewasa. BUkan iman yang meniru-niru tanpa kesadaran.

Salam.

Kus Aprianto

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun