Mohon tunggu...
Muhamad Kurtubi
Muhamad Kurtubi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar di pendidikan nonformal, Ketua PKBM Edukasi Jakarta

Menulis itu mudah yang susah mempraktekannya. Mempraktekkan itu mudah kalau sudah banyak menulis... Jadi sering-seringlah menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berkurban Belajar pada Non Muslim

5 November 2011   17:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:01 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Idul qurban itu sudah biasa, tetapi semangat berkurban bagi dunia maju  bukan hal yang biasa bagi umat Muslim, terlebih apabila dibanding dengan gaya berkurban di kalangan dunia teknologi.  Ajaran berkurban itu memang bersumber dari  agama, tetapi yang banyak mengaplikasikan ajaran ini justru kalangan non Muslim.  Why?

Oleh umat Islam dijadikan sebagai peringatan massal untuk mengingat bahwa dalam kehidupan ini membutuhkan pengorbanan. Kalau dikaitkan dengan dunia bisnis, hakekat berqurban adalah berbagi, siapa yang banyak memberi daya tarik kepada orang lain, maka dia akan mendapat hasil. Mereka yang banyak berbagi merekalah yang banyak menuai hasil. Lihatlah banyak sekali orang-orang non Muslim sendiri berbagi ilmu dan teknologi terbukti mampu memberikan efek balik 'modal' yang dahsyat. Kenapa saya katakan umat Islam mesti belajar kepada umat lain dalam hal berkurban ini. Kita bisa belajar kepada dunia teknologi di mana siapa yang banyak mengeluarkan pengorbanan, maka akan mendapat hasil. Contohn nyata dalam dunia internet. 1. Facebook dan Google juga yang lainnya yang tidak saya sebutkan. Dua raksasa perusahaan ini mampu memberikan pencerahan kepada dunia bagaimana besarnya pengorbanan mereka dalam social networking. Pengorbanan apakah yang mereka lakukan? Memberikan akun gratis, memberikan quota yang besar untuk memiliki akun yang dapat digunakan untuk keperluan akses internet. Email google dan fasilitas di dalamnya hingga 7 Gb adalah pengorbanan dari Google untuk penduduk dunia. Mereka merelakan server dan kapasitas hardisknya bebas digunakan oleh siapa saja tanpa pandang bulu. Belum lagi fasilitas google lainnya yang dapat memberikan akses bisnis dan kemudahan untuk memperoleh kemakmuran dana mengais rezki, tergantung dengan google ini. Fasilitas gratis lainnya yang besar dan tanpa batas ini sangat membantu bagi dunia modern saat ini. Facebook yang saya tahu, juga memberikan peluang kpada dunia untuk saling bersilaturahmi. Dengan pola silatrahmi yang diberikan oleh facebook, maka umat Islam dapat berinteraksi dengan keluarga dan teman-temannya. Semua fasilitasnya gratis. 2. Media Televisi dan Blog Media ini banyak dikelola oleh kalangan non muslim. Kita bisa tahu, televisi tidak memungut biaya, kecuali TV Kabel. Mereka membagikan berita, kabar, dan pengtahuan begitu saja tanpa minta bayaran. Ini aalah bentuk pengorbanan ala media teknologi untuk masyarakat. Tentu saja tv mendapat tempat di hati masyarakat. Semakin baik kemasan acara semakin digemarii oleh siapa saja. Dari dua contoh di atas baik media internet dan media televisi dua-duanya adalah model pengorbanan yang besar untuk dunia. Senafas dengan semangat ajaran Islam, siapa yang banyak memberikan manfaat kepada orang banyak, maka itulah sebaik-baik makhluk. Ini sudah terbukti nyata kemampuan mereka di mana mendapat banyak keuntungan dan kemakmuran dari semangat berkurban kepada orang lain. Bagaimana dengan Umat Muslim sendiri? Saya tidak banyak berkomentar, di kalangan dunia Islam memang sedang terjadi banyak disintegrasi, dan konfrontasi baik dengan kalangan muslim sendiri juga dengan kalangan umat lain. Selain itu, keterpurukan negara-negara yang banyak penduduk muslimnya sangat disayangkan sekali, kurang mampu untuk membenahi dengan cepat. Alih-alih untuk mereformasi, yang ada justru konflik interest dan konflik horizontal. Karena masalah konflik baik opini maupun kekuasaan, maka bagaimana untuk bisa berkembang ke ranah berkurban bagi dunia yang lebih luas lagi. Akhir kata, apa yang saya sampaikan ini bukanlah nada kebencian melainkan autokritik bagi dunia muslim sendiri di mana semangat berkurban, menurut saya masih di seputar seremoni, sementara berkurban dalam ranah yang lebih besar, masih ketinggalan jauh dengan umat lain. Berqurban adalah semangat Tuhan yang diajarkan untuk umat manusia siapa saja, tanpa level agama atau ras, tetapi bagai siapa saja yang rela berkurban bagi kemanusiaan, maka niscaya akan menuai manfaat yang efeknya super dahsyat. Mari berkurban, baik berkurban dalam ajaran religi maupun berkurban yang lebih luas lagi,sebisa dan semampu kita. Dan saatnya umat Islam belajar berkurban yang lebih luas lagi. sumber: kurtubi.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun