Mohon tunggu...
Efendik Kurniawan
Efendik Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Publish or Perish

Pengamat Hukum email : efendikkurniawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Proses Bisnis (Sepak Bola) Harus Tetap Jalan

6 Desember 2022   06:26 Diperbarui: 6 Desember 2022   06:44 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemarin (5/12/2022) kompetisi Liga 1 kembali bergulir. Setelah 65 hari pasca kejadian Kanjuruhan kompetisi itu dipetikemaskan. Angin segar bagi para stakeholder dan komponen struktur yang terlibat di dalamnya. Meskipun, ada keterbatasan terkait penonton yang belum dapat izin datang langsung di stadion.

Hal ini merupakan imbas dari tragedi kanjuruhan yang merenggut nyawa karena terjadi keributan setelah pertandingan Arema vs Persebaya. Bahkan, kerusuhan Kanjuruhan itu juga memantik simpati publik dunia. Artinya, berita duka maupun suka terhadap sepak bola, masyarakat dunia peka. Oleh sebab itu, tidak sepatutnya penegakan hukum terhadap kerusuhan Kanjuruhan itu, mematikan proses bisnis sepak bola yang kemarin sudah berjalan baik dari tahun-tahun sebelumnya. 

Ya, dikatakan baik karena sudah banyak investor muda yang mau menjalankan proses bisnisnya di dunia sepak bola. Dengan tegas, sepak bola Indonesia butuh akan hal itu. Tentunya, dari proses bisnis yang baik di Liga nasional ini, akan berdampak baik juga kepada kesejahteraan pemain dan prestasi Timnas Indonesia.

Kita lihat di negara tetangga Asean. Malaysia misalnya, klub JDT sudah beberapa kali prestasi di AFC CUP. Kita harus melihat disana, kalau kita (suporter) tidak mau merubah budaya kita, baik dalam hal di dalam stadion maupun luar stadion, mau sampai kapan kita akan diributkan dengan hal-hal seperti ini. Sedangkan negara tetangga sudah sibuk untuk mengejar prestasi.

Apabila budaya suporter kita berubah, maka akan semakin banyak investor yang mau berinvestasi di dunia sepak bola. Tentunya, apabila iklim industri sepak bola sangat baik. Jika tidak, yasudah proses bisnis di sepak bola akan merugi terus, meskipun kompetisi berjalan. 

Penegakan hukum yang sedang berkaitan dengan kasus Kanjuruhan itu, jangan sampi mematikan proses bisnis sepak bola. Animo sepak bola di Indonesia sangat tinggi. Sangat disayangkan apabila hal ini tidak dimanfatkan dengan baik dan benar. 

Selain pada budaya suporter yang harus diubah, mafia di sepak bola juga harus diberantas. Penegakan terhadap kejahatan itu selain dikenakan sanksi administratif juga sangat patut dijatuhi sanksi pidana. Ini menjadi perhatian serius bagi kita. Mengingat, budaya mafia ini sudah masuk pada semua lini di negeri ini. 

Kita tentunya berharap, iklim indistri sepak bola negeri ini membaik. Bisa melihat negara Asia berprestasi di Piala Dunia 2022, seperti Jepang dan Korea Selatan, membuktikan bahwa negara Asia juga bisa dan mampu bersaing dengan negara-negara Eropa dan Amerika Latin. Tentu, ini menjadi PR kita bersama. Mari merubah budaya sepak bola yang baik demi kebaikan bersama. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun