Mohon tunggu...
Kurnia Maesaroh
Kurnia Maesaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Andalas

Mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Membeli Ikatan Keluarga

1 Maret 2025   16:55 Diperbarui: 2 Maret 2025   15:56 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ini merangkum isi dari cerita pendek "Membeli Ikatan Keluarga"

Rumah tanpa ada kehadiran bapak, suasananya memang berbeda, jauh berbeda. Semuanya murung, tak ada lelucon bapak yang mengisi diamnya rumah, tak ada tawaan Ibu untuk lelucon bapak yang terkadang susah dicerna. Tanaman Ibu sepertinya juga mulai layu karena tidak ada bapak yang menyirami dengan air mengalir melalui selang air, posisi selang air tidak berubah setelah terakhir kali digunakan bapak untuk menyirami tanaman Ibu, sepertinya sudah 2 minggu semenjak bapak masuk rumah sakit.

“Aku ada calon suami untuk Mbak nih,” ucap Om Jas. Langkah  Rangga terhenti di depan pintu kamarnya setelah mendengar ucapan Om Jas yang tengah duduk di kursi tamu.

“Kamu ini jangan bercanda Jas, suami Mbak baru meninggal sepuluh hari lalu,” sahut Ibu yang sedang mempersiapkan makan siang di dapur.

“Lah? siapa yang bercanda, Mbak? aku serius Mbak,”

“Ini ada atasanku, sepertinya seumuran dengan Mbak,” sambung Om Jas setelah ucapannya tadi tidak ditanggapi Ibu.

“Om gila ya?” Rangga menyahuti Om Jas tanpa menoleh dan tetap menghadap pintu.

“Kamu ini bisa aja ya Rangga, Om masih waras malah dikira gila,” ucap Om Jas yang mengira Rangga sedang bercanda.

“Waras apanya, kalau Om masih waras, nggak mungkin ucapan tadi keluar dari mulut Om,” Rangga memutar badannya mengarah pada Om Jas yang duduk dikursi tamu, lalu menyambung ucapannya, “Kalau Om masih waras, harusnya bisa mikir apa yang mau om ucapin, harusnya om mikir, bapak aku baru aja meninggal sepuluh hari lalu, terus om malah bahas hal itu,” 

“Ya kalau Ibu kamu tidak menikah, nanti malah minta uang sama Om,” ucap Om Jas.

“Selama ini apa pernah Ibu minta uang sama Om? Om ngasih uang ke adik aku selama ini cuman lima puluh ribu ketika lebaran, kalau tidak salah empat kali lebaran om memberi uang kepada Kynan, lebaran selanjutnya nggak usah,” Rangga masuk ke kamarnya tanpa menunggu tanggapan dari Jas yang terlihat tidak senang dengan ucapan Rangga kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun