Mohon tunggu...
Kurnia Gus
Kurnia Gus Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Jurnalis

Aktivis, senang membaca dan menulis menyukai Seni..

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Plus dan Minus Tabungan Bunga 0 Persen bagi Pelaku UMKM

22 September 2022   14:14 Diperbarui: 25 September 2022   13:01 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: UMKM binaan BCA yang mengikuti acara Adi Wastra Nusantara 2022. (dok BCA via kompas.com)

Ada Rp30 triliun uang negara ditempatkan pada bank-bank BUMN untuk disalurkan dalam bentuk kredit. 

Perlu diketahui, Permenkeu 70/2020 merupakan bagian dari kebijakan keuangan negara, dalam rangka penanganan pandemi Covid-19 dan/atau menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional.

Apabila kita melihat gambar data statistik mengenai daya beli masyarakat dan penyaluran kredit kerja serta sektor investasi dari tabel Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (Indonesian Economic and Financial Statistics) periode pada November 2021 sampai dengan bulan Juli tahun 2022 terjadi penurunan. Akan tetapi penurunannya tidak terlalu signifikan.

Foto : Tangkapan Layar, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Indonesian Economic and Financial Statistics
Foto : Tangkapan Layar, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Indonesian Economic and Financial Statistics

Dikutip dari  Republika co.id mengenai penyaluran sektor kredit perbankan dari bank himbara mengalami peningkatan. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat penyaluran kredit UMKM sebesar Rp 64,9 triliun pada semester I 2022. 

Adapun realisasi ini tumbuh 12,5 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 57,7 triliun.

Sementara itu, anggota Himbara lainnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk membukukan pertumbuhan segmen UMKM berkorelasi positif dengan pemulihan ekonomi nasional. 

Tercatat kredit UMKM tumbuh 10,2 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari Rp 91,0 triliun menjadi Rp 100,2 triliun pada semester I 2022.

Sesuai analisis model ekonometrika secara umum maka pertumbuhan kredit terbukti dipengaruhi secara signifikan oleh variabel konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat. 

Tren penurunan pertumbuhan pinjaman, termasuk Bank Himbara, sejak 2012 terjadi pada saat suku bunga perbankan cenderung turun. 

Jika melihat penurunan suku bunga KUR, juga tidak mendorong peningkatan agregat pinjaman perbankan. Hal ini bisa dilihat dari beberapa pengajuan kredit yang terealisasi di bawah 5%. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun