Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teror, Mantan Istri

30 Desember 2020   17:26 Diperbarui: 30 Desember 2020   18:04 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedikit yang ia ingat, apa yang terjadi malam itu. Ia turun dari mobil, di halaman depan rumah mantan istrinya, tiba-tiba rahangnya mendapat bogem mentah, kehilangan keseimbangan. Ia masih terkejut, belum tegak berdiri, benda keras menghantam punggungnya. Barang bawaannya jatuh dari genggaman. Menyusul pukulan-pukulan kemudian, sekitar lima orang bertopeng terlibat dalam serangan itu. Puncaknya tusukan mendarat di sisi kiri perutnya, dalam dan tentu sangat sakit. Ia kehilangan kesadaran seketika.

Serangan itu terjadi Minggu malam, sekitar pukul tujuh. Beberapa hari sebelumnya ketika Kasimin masih di Balikpapan, mendapat telepon dari Marliang. Ia agak tekejut membaca Belahan Jiwaku di layar ponsel. Sejak mereka bercerai tiga tahun yang lalu, nyaris Marliang tak pernah menghubung. Kasiminlah yang selalu berinisiatif tetap menjalin komunikasi.

Marliang menginginkan Kasimin datang ke rumahnya. "Tasya sakit, ia sering menyebut namamu." Mendengar kabar putri kecilnya sakit Kasimin sangat khawatir. Kasimin berlagak seperti wartawan mencecar pertanyaan-pertanyaan kepada Marliang.

Namun Marliang tidak memberikan penjelasan detail seputar sakit yang diderita Tasya. Ia hanya mendesak Kasimin untuk cepat-cepat datang, lalu melihat sendiri kondisi putri kecilnya.  

"Saya akan benci Papa jika tak datang," tegas Tasya, namun aneh bagi Kasimin mendengar suara putrinya di seberang sana, terdengar baik-baik saja.

"Papa akan datang kok, Sayang, jangan khawatir!"

Kasimin ingin sekali melakukan perjalanan ke Makassar, hari itu juga. Tapi ia tidak mungkin meninggalkan bengkelnya, sedang ramai-ramainya kendaraan roda dua masuk. Pada hari Minggu mau tidak mau ia harus segera ke Makassar, Marliang sudah berkali-kali menelpon.

Padahal masih jauh bulan April. Bulan kelahiran putri kecilnya, tepatnya tanggal 30. Di bulan itulah ia rutin ke Makassar sejak perceraian mereka, semata-mata untuk hadir di hari ulang tahun putri kecilnya.

Di tahun pertama mereka bercerai, mereka hanya bertiga merayakannya tentu dalam suasana yang rikuh antara Kasimin dan Marliang. Tahun kedua agak ramai, anak-anak tetangga turut menghadiri. Dan yang paling membuat Kasimin kesal lantaran Marliang mengundang pacarnya datang ke pesta itu.

Tahun ketiga juga begitu, April kemarin, Marliang masih juga melibatkan pacarnya hadir di ulang tahun Tasya. Kasimin cemburu, bukan hanya karena mantan istrinya dekat dengan laki-laki lain. Tapi juga karena Tasya tampak begitu akrab dengan pacar mamanya. Saat tar dipotong, bahkan Kasimin harus puas menjadi urutan ketiga mendapat potongan kue itu dari Tasya, setelah Marliang dan pacarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun