Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kucing yang Cemburu pada Raisa

24 April 2020   10:41 Diperbarui: 24 April 2020   11:02 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum juga aku menimpalinya, perempuan itu melanjutkan, "Tatkala berkunjung ke sini, dia biasanya ditemani kekasihnya. Akan tetapi perempuan itu tidak pernah saya lihat lagi bersamanya pada lima kunjungan terakhir sebelum kematiannya. Sejak tidak bersamanya lagi, memang ada perubahan yang saya temukan dari lelaki itu. Dia menjadi pendiam. Padahal sebelumnya kami selalu meluangkan waktu untuk bercanda. Saya juga dibuat bertanyatanya mengapa dia seperti itu. Hemat saya berkata, barangkali ada kaitannya dengan kekasihnya." Dia menatapku lekat-lekat berharap aku dengan cepat menanggapi tuturannya. Aku agak lama diam berpikir.

"Sayang sekali saya tidak banyak tahu tentang kekasihnya. Dia sangatlah cantik, badannya ramping," dia melanjutkan.

Sebelum malam, aku kembali ke depan gerbang rumah besar itu. Disambut aku oleh tukang kebun, tatapannya tidak mengenakkan padaku. 

"Bisakah kau memberitahuku soal perempuan yang sering bersama Tuan Muda?" aku langusng bertanya, mendahuluinya mengeluarkan keluhan lantaran kunjunganku kesekian kalinya. "Kalau Anda ingin bertemu dengannya datanglah ke pemakaman Tuan Muda, setiap Sabtu sore perempuan itu akan menghabiskan waktunya di sana. Tampaknya dia begitu kehilangan setelah kematian Tuan Muda," katanya kemudian meninggalkanku.

Sabtu sore masih tersisa bebarapa hari lagi. Sejenak aku tidak menyibukkan diri untuk mencari tahu tentang lelaki itu. Aku tidak mengerti dengan diriku sendiri. Semua bermula setelah aku membaca koran yang menayangkan kematiannya dicakar kucing peliharaannya. Banyak orang menerima itu adalah hal yang lazim. Sudah banyak kasus binatang peliharaan tega menyerang tuannya sendiri. Seingatku, satu tahun yang lalu, Madam Margaret juga mati setelah diserang anjing peliharannya. Aku bisa menerima itu, tetapi jika seekor kucing yang menjadi pelakunya rasanya ada yang aneh menurutku.

"Ada anak tega membunuh orang tuanya sendiri begitupula sebaliknya. Kamu percaya itu?" di kedai kopi mengisi waktu luang, aku bersama kekasihku, dia bertanya demikian. Aku hanya mengangguk. "Lalu mengapa kau tidak bisa menerima kematian lelaki itu diserang kucing peliharannya sendiri? anak dan orang tua saja memiliki  ikatan darah bisa saling bunuh. Lha, kucing hanya hewan." Tampaknya dia tidak menyenangiku selalu menyibukkan diri dalam urusan yang menurutnya tidak penting. "Tidak lama lagi, saya akan menyudahi semua itu," kataku meremas tangannya.

Kami menyepakati menjadi sepasang kekasih sehari setelah lelaki itu mati. Sore itu aku sejenak meluangkan waktu di taman setelah pulang kerja. Aku duduk termenung memikirkan koran yang kubaca di kantor tentang kematian lelaki itu yang diserang kucingnya. 

Tiba-tiba terdengar suara meongan kucing membuyarkan lamunanku. Aku mengedarkan pandangan. Tidak tampak olehku keberadaan kucing. Tetapi terus menggema di pendengaranku suaranya. 

Aku bergerak mendekati arah suara itu. Sepertinya di belakang pohon berbatang besar, setelah kucek bukannya kucing yang terlihat. Tetapi sosok perempuan cantik yang sedang menangis. Dia menatapku, kulihat matanya tampak sembap.

"Apakah Anda melihat kucing?" Dia mengusap matanya yang berair kemudian meresponku, 

"Tidak ada siapa-siapa di sini selain saya."
"Lalu di mana muasal suara kucing yang saya dengar tadi? Saya tidak mungkin keliru, jelasjelas suaranya di sekitaran pohon ini." Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun