Mohon tunggu...
Mawan Sastra
Mawan Sastra Mohon Tunggu... Koki - Koki Nasi Goreng

penggemar fanatik Liverpool sekaligus penggemar berat Raisa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dongeng Munir

23 April 2019   09:27 Diperbarui: 23 April 2019   09:33 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2019, saya adalah pemuda.  Kasus Munir tetap menjadi teka-teki yang masih berkhir tanda tanya besar.  Keadilan? jauh panggang dari api. Sengkuni? Entah sampai kapan akan menjadi misteri?
Sarita?

Sangat tidak saya sangka. Perkembangan teknologi yang pesat, jarum dalam tumpukan jerami, bukanlah sesuatu yang rumit untuk ditemukan. Demikianlah pula saya pada Sarita. Melalui youtube dengan tidak sengaja saya menemukan sebuah video dari channel yang tidak memiliki banyak subscriber. Tertulis judul video "Dongeng Munir," diantarkan oleh seorang perempuan muda pada sebuah pementasan. Pada keterangan video tertulis nama Sarita. Saya agak kewalahan membenarkan kalau dia memang adalah Sarita.

Itulah kali pertama saya mendengarkan secara tuntas dongeng munir yang telah dibuatnya sejak masih anak-anak. Betapa saya sangat menginginkan pertemuan dengannya. Usia kami sudah matang membicarakan keadilan untuk kesatria Munir.

Keinginan pertemuan dengannya pupus. Ketika saya baca deretan komentar pada video itu. Awala-walnya adalah pujian yang dilontarkan oleh orang-orang padanya perihal aksi panggung membawakan dongeng Munirnya. Semakin ke ujung komentar menyayat-nyayat hati yang saya temukan. Bukan karena jemari netizen yang mengetik kata-kata tak sepantasnya. Melainkan kutipan salah satu akun atas nama penuntut keadilan.

"Tahun 2017 dia masih bersama dengan kami, sesama aktivitas gencar melakukan perlawanan terhadap keserakahan perusahaan perkebunan swasta yang mengerak hutan dan lahan penduduk. Selang beberapa hari setelah itu, dia tiba-tiba saja tidak menampakkan diri. Seolah-olah dia hilang di telang bumi. Kami telah berupaya melacak keberadaannya, nihil. Sampai sekarang kami belum mendapatkan kabarnya."***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun